Suku Betawi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jayrangkoto (bicara | kontrib)
Baris 56:
| accessdate = }}</ref> yang saat ini disimpan di perpustakaan Bodleian, Oxford, Inggris.
 
Meskipun bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah [[Bahasa Indonesia]], bahasa informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia dialek [[Betawi]]. Dialek Betawi sendiri terbagi atas duatiga jenis, yaitu dialek Betawi tengah dan dialek Betawi pinggir serta dialek betawi ora. Dialek Betawi tengah umumnya berbunyi "é" yang ditekan. sedangkan dialek Betawi pinggir adalah "ae" lembut. Dialek Betawi pusat atau tengah seringkali dianggap sebagai dialek Betawi sejati, karena berasal dari tempat bermulanya kota Jakarta, yakni daerah perkampungan Betawi di sekitar Jakarta Kota, Sawah Besar, Tugu, Cilincing, Kemayoran, Senen, Kramat, hingga batas paling selatan di Meester (Jatinegara). Dialek Betawi pinggiran mulai dari Jatinegara ke Selatanselatan,kebayoran Condetbaru,kebayoran lama,cipete, Jagakarsa, Depok, Rawa Belong, Ciputat hingga ke pinggir selatan hingga Jawa Barat.Dialek betawi ora mulai dari jatinegara ke timur,cipinang,klender,pondok bambu jatiwaringin,bintara,kranji,hingga ke cikarang yang sekarang sudah menjadi bagian dari Jawa Barat. Contoh penutur dialek Betawi tengah adalah Benyamin S., Ida Royani dan Aminah Cendrakasih, karena mereka memang berasal dari daerah Kemayoran dan Kramat Sentiong. Sedangkan contoh penutur dialek Betawi pinggiranora adalah Mandra dan Pak Tile. Contoh paling jelas adalah saat mereka mengucapkan ''kenape/kenapa'''' (mengapa). Dialek Betawi tengah jelas menyebutkan "é", sedangkan Betawi pinggir bernada "a" keras mati seperti "ain" mati dalam cara baca mengaji Al Quran.
 
=== Musik ===