Abdur Rozaq Fachruddin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adi.akbartauhidin (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Adi.akbartauhidin (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 58:
Karena memang sifatnya yang tidak pernah berburuk sangka, angsuran rumah yang tanpa disertai surat jaminan itu pun tak berumur panjang. Pak AR tertipu oleh pengembang yang membawa lari uangnya. "Wis ora usah dirembug maneh. Sesuk bakal diijoli omah sing luwih apik neng suwargo (Sudah, tidak usah dibicarakan lagi. Nanti akan mendapat ganti rumah yang lebih baik di surga)," tutur Qomariyah, ketika menanyakan kelanjutan dan status rumah yang diangsur itu.
Kalau nyebut pak AR, benak saya langsung mengarah kepada pak AR Fachruddin (alm), ketua PP Muhammadiyah. Saya sangat mengagumi gaya pak AR (alm) kalau ceramah: Santun, lembut, sejuk.
 
== Tahun-tahun terakhir di Muhammadiyah ==
Pada tanggal [[9 Oktober|9]]-[[14 Oktober]] [[1989]], Paus Yohanes Paulus II berkunjung ke [[Indonesia]]. Setelah ia melawat ke [[Jakarta]], ia pergi [[Yogyakarta]]. Dalam lawatannya ke [[Yogyakarta]], Fachruddin membuat sebuah brosur bersampul kuning setebal 12 halaman yang bertuliskan [[Bahasa Jawa]] Inggil, '''''Mengayubagia Sugeng Rawuh Lan Sugeng Kundur'''''.<ref name=Seabad>{{cite book |url=http://books.google.id/books?id=2vZDhPYaBjsC |title=1 Abad Muhammadiyah |isbn=978-979-709-498-0 |last1=Djurdi |first1=Syarifuddin |year=2010 |publisher=Kompas |location=Jakarta}}</ref> Dan surat itu dimuat di [[Suara Muhammadiyah]].<ref name=Seabad/> Dalam surat itu, ia memperkenalkan diri, memaparkan keadaan [[Muhammadiyah]] dari [[Sabang]] sampai [[Merauke]], rukun iman dan [[Islam]], dan ulasan ganjaran umat Islam Indonesia terhadap praktik penyebarluasan ajaran Kristen yang mengeksploitasi kemiskinan.<ref name=Seabad/>
 
Di akhir kepemimpinannya, ia bekerja sama dengan [[BRI]] dalam rangka penataan administrasi keuangan dan konsolidasi organisasi. Penandatangan kerja sama tersebut terjadi pada tanggal [[25 April]] [[1989]] di [[Jakarta]].<ref name=Seabad/>
 
Pada Muktamar ke-42 Muhammadiyah yang dibuka oleh Presiden [[Soeharto]] di [[Stadion Mandala Krida]], pembukaannya dihadiri oleh 30.000 orang.
 
 
== Referensi ==