Pendidikan karakter: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Dede2008 memindahkan halaman Pendidikan Karakter ke Pendidikan karakter: kapitalisasi
←Mengganti halaman dengan ''''Pendidikan karakter'''<ref>[http://tamyizmohammed.com/pendidikan-karakter-solusikah/ Pendidikan karakter]</ref> adalah pendidikan yang penanaman nilai-nilai karak...'
Tag: mengosongkan halaman [ * ]
Baris 1:
'''Pendidikan karakter'''<ref>[http://tamyizmohammed.com/pendidikan-karakter-solusikah/ Pendidikan karakter]</ref>Pendidikan karakter adalah pendidikan yang penanaman nilai-nilai karakter kepada siswa didik, dengan tujuan agar menempatkan pendidikan pada posisi yang sangat mulia bagi pembentukan dan perkembangan kepribadian.
 
==Referensi==
'''Nilai-nilai pendidikan karakter yang dapat ditanamkan dalam Ujian Nasional'''
{{Reflist}}
 
[[Kategori:Pendidikan]]
Paling utama dalam pendidikan karakter untuk ujian nasional yang sangat terlihat adalah kejujuran dan ketangguhan, jadi kadang dengan ujian nasional ini banyak orang yang mulai mencoba untuk menggadaikan kejujuran, padahal dari beberapa literature yang kami baca, bahwasannya orang-orang sukses itu bukan karena ujian nasionalnya bagus, tetapi yang pertama adalah keyakinan dia, kejujuran, ketangguhan, dan tanggung jawab adalah satu kata kunci, tapi semua itu tampaknya sekarang sudah roboh oleh satu keinginan, yaitu bagaimana Ujian Nasional itu dapat berhasil dengan berbagai cara.
 
{{pendidikan-stub}}
'''Pendidikan di indonesia'''
 
Pendidikan di Indonesia masih mengejar yang namanya ijazah, masih mengejar nilai nilai kognitif, sementara untuk softskillnya itu kurang mendapat perhatian, terutama tentang karakter yang masih dianggap kalau saat ini gagal, walaupun sejak tahun 2010 pemerintah betul betul serius untuk menangani pendidikan berkarakter bahkan melibatkan 16 kementrian, lah kalau sudah seperti ini maka harus di sambut di setiap provinsi, bagaimana pendidikan ini tidak sekedar Ujian Nasionalnya bagus tapi kenyataannya anak anak kita banyak melakukan penyimpangan.
 
'''Apa yang melatar belakangi kecurangan dalam Ujian Nasional?'''
 
Hanya satu kata, takut. Jadi rasa takut inilah yang luar biasa, apalagi dalam Ujian Nasional ini di dramatisir, yang biasanya mendramatisir adalah sekolah, menganggap Ujian Nasional itu persoalan yang luar biasa, padahal itu hal yang biasa walaupun tidak boleh di remehkan, artinya ketika sekolah itu sudah membuat perencanaan yang matang, maka tidak ada masalah.
Dari beberapa sekolah yang belum matang dalam merencanakan Ujian Nasional, akhirnya muncul kepanikan karena takut yang mengakibatkan berbagai cara agar lulus Ujian Nasional, salah satu contoh adalah membuat tim sukses, yang dimana tim itu mengatur bagaimana siswa yang cerdas di tempatkan di tengah agar dapat memberi contoh kepada teman yang lain, dan yang saya khawatirkan ada anak-anak yang mulai dari kecil mempunyai potensi fitrah, tapi di rusak oleh para orang orang dewasa, salah satunya guru dan orang tua, rela anaknya dilatih untuk tidak jujur hanya karena kepentingan sesaat yaitu agar sukses Ujian Nasional, tapi mereka berani menggadaikan itu, bahkan anaknya dibiarkan mengatakan tidak jujur tidak apa-apa.
 
Dari sisi anak, mereka juga takut kalau dia tidak lulus, dia di cap sebagai anak bodoh, karena Ujian Nasional sudah di dramatisir begitu rupa, sehingga tidak lulus adalah hukuman tersendiri bagi siswa. Kemudian bagi orang tua, kalau sampai anak tidak lulus, itu memalukan keluarga, atau mungkin dia juga mengatakan, maka hilang waktu satu tahun dan kerugian selain waktu adalah dana. Tapi parahnya lagi bagi sekolah, mereka menganggap jika ada anak yang tidak lulus, sekolah ini tidak berkualitas, sehingga berbagai macam cara dilakukan agar anak didik lulus 100% meskipun dengan tidak jujur dan mengorbankan anak anak. Jadi lebih banyak karena kepentingan lembaga, kepentingan orang tua, dan anak anak rela dilatih untuk tidak jujur. Saya membayangkan ketika SD anak dilatih untuk tidak jujur, maka ketika SMP dalam mainset dia, tidak belajar tidak apa2, toh nanti ketika smp gurunya akan melatih kita untuk saling kerjasama, Ujian Nasional akan gol, karena sd sudah dilatih.
 
'''Diluar negeri, seperti apa Ujian Nasional di lakukan, apakah seperti di Indonesia yang “mengerikan” ?'''
 
Untuk Ujian Nasional di sekolah-sekolah maju dengan di Indonesia jauh berbeda, kalau di sekolah yang sudah maju, untuk mengantar lembar jawaban Ujian Nasional cukup via pos, tidak harus diantar, dikawal, tapi di Indonesia mengerikan, jadi Ujian Nasional itu sudah di dramatisir sedemikian rupa sehingga di kawal dengan ketat oleh kepolisian, bahkan polisi membawa laras panjang atau senapan seperti menjaga teroris, itupun masih bocor, ini artinya didunia pendidikan saja itu kurang mendapat kepercayaan, apalagi yang lain. Padahal pendidikan adalah dunia yang sangat menentukan bagi kemajuan bangsa, ini artinya saya melihat ada sesuatu hal yang perlu untuk di benahi, terutama di karakter.
Masih perlukan ujian nasional ini, dan harusnya seperti apa pelaksanaan Ujian Nasional ini ?
Saya melihat untuk Ujian Nasional masih dibutuhkan, cuman bagaimana mekanismenya sehingga Ujian Nasional tidak menjadi sebuah hal yang menakutkan, tapi ini memang bisa melihat bagaimana standard kualitas pendidikan yang sekarang sudah di atur dengan permendiknas. Hanya persoalnnya ada rasa takut, banyak yang hilang dari diri anak saat ini dengan adanya ujian nasional yang sejatinya ini adalah kekuatan, ada yang hilang terkait kejujuran, ketangguhan, kesabaran dan keyakinan yang seringkali kita lihat saat ini, tidak seperti kita dulu saya masih tidak ada Ujian Nasional, tapi sekolah mengajarkan secara utuh, dan mereka juga menanamkan karakter.
 
'''Banyak universitas menyatakan untuk tidak menggunakan nilai Ujian Nasional dalam penerimaan mahasiswa baru'''
 
Mereka masih belum percaya dengan hasil Ujian Nasional, karena hasil Ujian Nasional belum bisa menjadi hasil standard, karena banyaknya kecurangan, tapi mudah mudahan dengan mekanisme tahun ini, jauh lebih bagus, mudah mudahan ini bisa menjadi cermin, karean Ujian Nasional bukan hanya sekedar menguji siswa, tapi juga sekolah dan penyelenggara Ujian Nasional, beberapa waktu yang lalu, professor zainuddin maliki selaku ketua dewan pendidikan jawa timur, bahwa dengan Ujian Nasional ini bisa di percaya tidak siswa, sekolah dan penyelenggara, jika hasilnya lowtrash, kepercayaan itu sangat rendah, kita belum layak menjadi modern society atau masyarakat modern, untuk itu kata kunci dari Ujian Nasional adalah kejujuran dan kesungguhan.
 
'''Tujuan utama sekolah itu apa, ijazah atau pendidikan?'''
 
Memang, dengan pendidikan diharapkan anak anak itu siap untuk menghadapi masa depan. Dengan modal kemampuan dia untuk mampu menyelesaikan masalah, dengan kejujuran itu, dengan ketangguhan, maka dia akan terlatih untuk bisa menghadapi problem dalam masyarakat. Ijazah dibutuhkan, tapi jangan sampai ijazah mengalahkan softskill, artinya, demi ijazah maka semua di korbankan.
Apa yang harus dilakukan orang tua dan sekolah dalam bekerjasama agar siswa mempu melaksanakan Ujian Nasional dengan benar?
Kerjasama antara orang tua dan guru itu mutlak harus dilakukan, tidak bisa kemudian sekolah itu berjalan sendiri, karena yang namanya pendidikan itu ada segitiga emas, selain sekolah, ada orang tua, ada masyarakat. Ketika bicara sekolah, maka yang pertama perlu diperhatikan adalah orang tua, karena orang tualah yang menitipkan anaknya kepada sekolah. Makanya ketika ada apa apa, orang tua harus diajak berbicara, yang pertama khususnya dengan Ujian Nasional, maka sampaikan perkembangan anak, karena kadang kadang orang tua yang sibuk tidak tahu seperti apa kemampuan anaknya di sekolah, nah ini perlu orang tua diajak bincang bincang seperti apa kondisi anaknya di sekolah, sehingga orang tua bisa di ajak kerjasama untuk mengantisipasi sebelum Ujian Nasional itu dilaksanakan. Juga disampaikan mekanisme Ujian Nasional kepada orang tua, sehingga jangan sampai kemudian justru membuat orang tua resah, tapi meyakinkan ke orang tua bahwasannya anak anak siap, tentunya sekolahpun harus menyiapkan dengan matang.
 
Jangan sampai anak tidak siap tapi penyampaian terhadap orang tua malah sebaliknya. Sehingga orang tua kaget saat ada hal hal yang tidak di inginkan dikemudian hari. Bahkan Ujian Nasional bukan satu satunya tujuan, tapi anak anak memiliki kecerdasan yang lain dan sekolah siap untuk menunjukkan sejauh mana kemampuan anak anak selain Ujian Nasional. Ujian Nasional adalah bagian yang menjadi target sekolah dan anak anak untuk bisa lulus untuk mendapatkan ijazah formal, tetapi softskillnya itu sudah dimiliki anak2. Dan selanjutnya memberikan dorongan kepada orang tua agar selalu menyemangati dengan kalimat kalimat yang positif, jangan sampai kalimat kalimat negative yang digelontorkan kepada anak anak sehingga anak anak menjadi rusak karean kalimat kalimat negative itu. Intinya butuh kerjasama antar sekolah, orang tua, dan masyarakat.