Helvy Tiana Rosa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 63:
Helvy menjadi sastrawan Indonesia pertama yang diundang membentangkan makalah dalam Singapore Writers Festival bersama sastrawan lain dari puluhan negara (2003). Ia juga diminta menjadi juri kehormatan Golden Point Award, suatu ajang penghargaan sastra bergengsi di [[Singapura]]. Pada tahun yang sama ia diundang oleh University of Wisconsin dan University of Michigan, [[Amerika Serikat]], untuk berbicara mengenai karya-karyanya dan Forum Lingkar Pena yang ia dirikan. Helvy juga terpilih sebagai Anggota Komite Sastra [[Dewan Kesenian Jakarta]], yang bermarkas di Taman Ismail Marzuki, periode 2003-2006 bersama [[Maman S. Mahayana]], [[Agus R. Sarjono]] dan Jamal D. Rahman. Februari 2004 Forum Lingkar Pena Hong Kong diresmikan.
 
Tahun 2004 [[Partai Keadilan Sejahtera]] meminta2005 Helvy menjadi salah satu calon anggota legislatif mereka. Helvy tidak berminat, namun [[Hidayat Nur Wahid]], Presiden PKS saat itu meminta izin langsung pada suaminya. Helvy malah bersyukur bahwa pada akhirnya ia tidak terpilih menjadi wakil rakyat. Tahun itu ia lulus dan menyandang gelar Magister Humaniora. Tahun 2005 ia diangkat sebagai dosen tetap (PNS), di Fakultas Bahasa dan Seni [[Universitas Negeri Jakarta]]. Pada tahun tersebutyang sama, Helvy memberi workshop penulisan bagi para buruh migran FLP bekerjasama dengan Kowloon City University, [[Hong Kong]]. Ia ke Tokyo, untuk memberi pelatihan pada FLP Jepang dan sempat mengisi kuliah di Chun Yao University, Jepang (2005). Buku-buku Helvy terus terbit dan cerpen-cerpennya diterjemahkan dalam beberapa bahasa seperti: [[Inggris]], [[Perancis]], [[Jerman]], [[Arab]], [[Jepang]] dan [[Swedia]]. Tahun 2006 Helvy terpilih sebagai Anggota Majelis Sastra Asia Tenggara/ Mastera. [[Los Angeles Times]], (2007) mengatakan karya-karya Helvy fokus mengangkat persoalan hak-hak asasi manusia, terutama bagi wanita dan anak-anak di wilayah konflik. Helvy semakin sering diundang mengisi seminar dan workshop yang berkaitan dengan kepenulisan, pendidikan, parenting dan keislaman dalam skala nasional dan internasional.
 
Tahun 2008 Majalah Madina menempatkannya sebagai satu dari 25 Tokoh Islam Damai Indonesia. Tahun 2008 bersama rekan dosennya Edi Sutarto yang juga anggota [[Teater Koma]], Helvy mendirikan Bengkel Sastra UNJ sebagai wadah kreativitas para mahasiswanya dalam bidang sastra dan teater. Tahun 2009 ia menjadi satu dari 10 Perempuan Penulis Paling Terkenal di Indonesia, hasil survey [[Metro TV]] . Tahun itu pula ia dipercaya sebagai Wakil Ketua Liga Sastra Islam Sedunia / The International League of Islamic Literature, untuk Wilayah Indonesia. Hasil riset The Royal Islamic Strategic Studies Centre, [[Jordan]] menempatkan Helvy sebagai satu dari 500 Tokoh Muslim Paling Berpengaruh di Dunia (The World's Most 500 Influential Muslims), empat tahun berturut-turut (2009, 2010, 2011, 2012). Oktober 2011 Helvy dipercaya sebagai Anggota Komisi Pengembangan Seni Budaya Islam, [[Majelis Ulama Indonesia]]. Kini Helvy tengah merampungkan gelar doktoralnya di bidang Pendidikan Bahasa di [[Universitas Negeri Jakarta]].