Pulau Bangka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
Naval Scene (bicara | kontrib)
Baris 250:
Maka pecahlah pemberontakan-pemberontakan, selama bertahun-tahun rakyat Bangka mengadakan perlawanan, berjuang mati-matian untuk mengusir [[Belanda]] dari daerahnya, di bawah pimpinan [[Depati Merawang]], [[Depati Amir]], [[Depati Bahrin]], dan [[Tikal]] serta lainnya.
 
Kemudian istri [[Mahmud Badaruddin]] yang karena tidak serasi berdiam di [[Palembang]] diperkenankan suaminya menetap di Bangka dimana disebutkan bahwa istri [[Sultan Mahmud]] ini adalah anak dari [[Wan Abduljabar]]. Sejarah menyebutkan bahwa [[Wan Abduljabar]] adalah putra kedua dari [[Abdulhayat]] seorang kepercayaan [[Sultan Johor]] untuk pemerintahan di [[Pulau Siantan|Siantan]], [[Abdulhayat]] ini semula adalah seorang pejabat tinggi kerajaan Tiongkok bernama [[Lim Tau Kian]], yang karena berselisih paham lalu melarikan diri ke [[Johor]] dan mendapat perlindungan dari Sultan. Ia kemudian masuk agama Islam dengan sebutan [[Abdulhayat]], karena keahliannya diangkat oleh [[Sultan Johor]] menjadi kepala Negeri di [[Pulau Siantan|Siantan]].
 
[[Kategori:Pulau di Kepulauan Bangka Belitung|Bangka]]