Maula Aidid: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Workcaffe Id (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Workcaffe Id (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
'''Mukadimah'''
 
'''Maula [[Aidid]]''' adalah Julukan bagi salahsatu Ulama [[Ahlul Bait]] Keturunan Rasulullah yang bernama '''Al - Imam Muhammad bin Ali Shahib Al-Hauthah.''' Keturunan Beliau kemudian di juluki Aidid dan Bafaqih merupakan [[Marga Arab Hadramaut]]
 
Al - Imam Muhammad bin Ali Shahib Al-Hauthah adalah seorang yang terhormat dan mulia, pemegang dan penerus ilmu dari aslafuna sholeh, pemegang sunnah-sunnah Rasulullah S.A.W. mempunyai pandangan yang khashaf, berjalan pada jalan yang di ridhoi Allah, mempunyai jiwa dan hati yang suci dan bijaksana dalam hukum-hukum agama.
Baris 11:
Al - Imam [[Sayyid]] Muhammad bin Ali Shahib Al-Hauthah bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad Al-Faqih bin Abdurrahman bin Alwi Ammul Faqih adalah generasi ke-23 dari Rasulullah S.A.W. dilahirkan di kota Tarim, [[Hadhramaut]], Yaman Selatan tahun 754 H.
 
Ayahnya yaitu '''Al Imam Sayyid Ali Shahib Al-Hauthah''' wafat tahun 830 H. Gelar Shahib Al-Hauthah yang di sandangnya karena tinggal di Hauthah yang terletak sebelah barat kota Tarim, Hadhramaut, Yaman Selatan.
 
Istrinya bernama '''[[Syarifah]] binti Hasan''' bin Al-Faqih Ahmad bin Abdurrahman, seorang yang sholehah dan dzuhud dalam urusan dunia.
 
Al-Imam Muhammad bin Ali Shahib Al-Hauthoh, dikaruniai enam orang anak laki-laki :
 
'''Ahmad Al-Akbar''', wafat tahun 862 H.
'''Abdurrahman Bafaqih''', mempunyai lima orang anak laki-laki, yaitu : Muhammad, Ahmad, Abdullah, Zein dan Atthayib, wafat di Tarim tahun 862 H..
'''Abdullah Bafaqih''', mempunyai tiga orang anak laki-laki, yaitu : Alwi, Husein dan Ahmad, wafat selang beberapa tahun wafatnya Abdurrahman Bafaqih.
'''Ali Aidid''', mempunyai tiga orang anak laki-laki, yaitu : Muhammad, Abdullah dan Abdurrahman, wafat tahun 919 H.
Alwi
'''Al-Faqih Ahmad'''
 
Abdullah dan Abdurrahman mendapat gelar '''Bafaqih''' yang kemudian menjadi leluhur " Bafaqih ". Diberikan gelar Bafaqih karena beliau 'alim dalam ilmu fiqh sebagaimana ayahnya dikenal masyarakat sebagai ahli fiqh. Sedangkan Ali gelarnya tetap Aidid, yang kemudian menjadi leluhur " '''Aidid''' ".
 
'''Gelar Aidid'''
 
Al-Imam Muhammad bin Ali Shahib Al-Hauthah orang yang pertama mendapat gelar Aidid. Gelar yang disandangnya karena beliau adalah orang yang pertama tinggal di lembah Aidid yang tidak berpenduduk disebut " '''Wadi Aidid''' ", yaitu lembah yang terletak di daerah pegunungan sebelah barat daya kota Tarim, [[Hadhramaut]], Yaman Selatan dan mendirikan sebuah rumah dan masjid untuk tempat beribadah dan dipakai untuk shalat jum'at serta beruzlah ( mengasingkan diri ) dari keramaian.
 
Asal mulanya lembah tersebut gelap gulita dan banyak keanehan-keanehan, tidak ada yang berani masuk maupun melintasi lembah tersebut, bahkan mengambil sesuatu didalam lembah tersebut. Akhirnya lembah tersebut menjadi lembah yang sangat aman, makmur, semerbak dan terang benderang dengan sinar keberkahan dari Waliyullah Al-Imam Muhammad bin Ali Shahib Al-Hauthah. Selanjutnya penduduk disekitar lembah tersebut mengangkat Al-Imam Muhammad bin Ali Shahib Al-Hauthah sebagai penguasa lembah Aidid dengan gelar Muhammad Maula Aidid. Maula berarti Penguasa.
Baris 33 ⟶ 34:
Waliyullah Al-Imam Muhammad Maula Aidid ditanya oleh beberapa orang penduduk : “ Wahai Imam mengapa engkau mendirikan sebuah Masjid yang juga dipakai untuk shalat Jum’at, sedangkan di lembah ini tak ada penghuninya ? “. Lalu beliau menjawab “ nanti akan datang suatu zaman dimana zaman tersebut banyak sekali Umat yang datang kelembah ini, datang dan bertabaruk ".
 
Alhabib'''[[Habib Umar bin Muhammad Bin Hafidz]]''' pada kesempatan ziarah di Zanbal, menceritakan ucapan Al-Imam Muhammad Maula Aidid tersebut dihadapan murid-muridnya, kemudian ia berkata didepan maqam Al-Imam Muhammad Maula Aidid “ Wahai Imam kami, semua yang hadir dihadapanmu ini menjadi saksi akan ucapanmu ini “.
 
'''Guru - guru Al - Imam Muhammad Maula Aidid'''
Baris 40 ⟶ 41:
 
Syech Muhammad bin Hakam Baqusyair, di Qasam
'''Al-Faqih Abdullah bin Fadhel Al-Haj
Assayyid Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Maula Dawilah
Al-Imam Muhammad bin Hasan Jamalullail
Syekh Abdurrahman bin Muhammad Al-Khatib
Al-Imam Ali bin Muhammad Aidid ( ayahnya )'''
 
'''Murid - murid Al - Imam Muhammad Maula Aidid :'''
Baris 50 ⟶ 51:
Banyak para ulama memuji, juga mengagumi dan memuliakan beliau karena akhlak juga keluasan ilmu-ilmu agama yang ada pada dirinya. Para ulama yang belajar menimba ilmu kepadanya, diantaranya sbb. :
 
'''Abdullah Alaydrus bin Abubakar Assakran
Ali bin Abubakar Assakran
Abubakar Al-Adny bin Abdullah Alaydrus
Baris 57 ⟶ 58:
Umar bin Abdurrahman Shahib Al-Hamra
Assayyid Al-Faqih Al-'Alamah Muhammad bin Ali bin Alwi Al-Khirid (Shahib kitab Al-Ghurror)
Putera-puteranya, yaitu Abdullah dan Abdurrahman'''
 
'''Riwayat / Kisah - Kisah karomahnya Al - Imam Muhammad Maula Aidid'''
Baris 83 ⟶ 84:
'''Penutup'''
 
Waliyyullah Muhammad Maula Aidid wafat di kota Tarim pada tahun 862 Hijriyyah. Dimakamkan di Pemakaman Zanbal disamping ayahnya Ali Shahib Al-Hauthah satu deretan dengan '''Al-Imam AlHabib Sayyid [[Muhammad al-Faqih Muqaddam]]'''.
 
Penyusun :