Tabrakan kereta api Bintaro 1987: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kereta
k ←Suntingan 114.79.2.20 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Hysocc
Baris 3:
|caption =
|title = Tragedi Bintaro
|date = 19 JanuariOktober 1987
|time = 1206:0545
|location = [[Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan|Bintaro]], [[Jakarta]]
|country = [[Indonesia]]
|line = [[StasiunTanah Semarang Tawang]]Abang - [[Stasiun Cilegon]]Rangkasbitung
|operator = [[PT Kereta Api]]
|type = Tabrakan berhadapan
Baris 13:
|trains = 2
|pax =
|deaths = 157156
|injuries = ± 500300
}}
 
'''Tragedi Bintaro''' adalah peristiwa tabrakan hebat dua buah [[kereta api]] di daerah Pondok Betung, [[Bintaro]], [[Jakarta Selatan]], pada tanggal [[19 Oktober|19 ]][[Januari]] [[1987]] yang merupakan kecelakaan terburuk dalam sejarah perkeretaapian di [[Indonesia]]. Peristiwa ini juga menyita perhatian publik dunia.
 
Sebuah kereta api yang berangkat dari [[SemarangRangkasbitung]], bertabrakan dengan kereta api yang berangkat dari [[Stasiun Tanah Abang|Stasiun ]][[Cilegon]]. Peristiwa ini tercatat sebagai salah satu musibah paling buruk dalam sejarah transportasi di [[Indonesia]].
 
Penyelidikan setelah kejadian menunjukkan adanya kelalaian petugas [[Stasiun SerpongSudimara]] yang memberikan [[sinyal]] aman bagi kereta api dari arah SemarangRangkasbitung, padahal tidak ada pernyataan aman dari [[Stasiun BekasiKebayoran]]. Hal ini dilakukan karena penuhnya jalur di stasiun SerpongSudimara.
 
== Lokasi ==
Baris 31:
 
* Jalur 1: KA 225
* Jalur 2: KA [[Indocement]] hendak dari arah Serpong ke arah SemarangJakarta juga
* Jalur 3: Gerbong tanpa lokomotif
 
KA 225 sedianya bersilang dengan KA 220 Patas di [[Stasiun BekasiKebayoran]] yang hendak ke [[CilegonStasiun Merak|Merak]]. Itu berarti KA 220 Patas di stasiun Kebayoran harus mengalah, namun [[PPKA]] Stasiun Kebayoran tidak mau mengalah dan tetap memberangkatkan KA 220. PPKA Stasiun Sudimara pun lantas memerintahkan juru langsir untuk melangsir KA 225 masuk jalur 3. Saat akan dilangsir, masinis tidak dapat melihat semboyan yang diberikan, karena penuhnya lokomotif pada saat itu. Kemudian masinis bertanya kepada penumpang yang berada di lokomotif "berangkat ?" penumpang menjawab "berangkat !!". Sang masinis pun membunyikan [[Semboyan kereta api##Semboyan 35|Semboyan 35]] dan berjalan. Juru langsir yang kaget mengejar kereta itu dan naik di gerbong paling belakang. Para petugas stasiun kaget, beberapa ada yang mengejar kereta itu menggunakan sepeda motor. PPKA Sudimara Djamhari mencoba memberhentikan kereta dengan menggerak-gerakkan [[Sinyal kereta api|sinyal]], namun tidak berhasil. Dia pun langsung mengejar kereta itu dengan mengibarkan bendera merah. Namun sia-sia, Djamhari pun kembali ke stasiun dengan sedih, dia membunyikan semboyan genta darurat kepada penjaga perlintasan Pondok Betung. Tetapi kereta tetap melaju. Setelah diketahui, ternyata penjaga perlintasan Pondok Betung tidak hafal [[Semboyan kereta api#Semboyan Genta|semboyan genta]].
 
KA 225 berjalan dengan kecepatan 25[[kilometer|km]]/jam karena baru melewati perlintasan, sedangkan KA 220 berjalan dengan kecepatan 210km30km/jam.
 
Dua kereta api yang sama-sama sarat penumpang, [[Senin]] pagi itu bertabrakan di tikungan S ± Km 18.75. Kedua kereta hancur, terguling dan ringsek. Kedua lokomotif dengan seri [[CCBB303|BB 2018730316]] dan [[CCBB306|BB 2019430616]] rusak berat. Jumlah korban jiwa 156 orang, dan ratusan penumpang lainnya luka-luka.
 
<gallery>
Baris 50:
Akibat tragedi tersebut, [[masinis]] Slamet Suradio diganjar 5 tahun kurungan. Ia juga harus kehilangan pekerjaan, sehingga ia memilih pulang ke kampung halamannya, menjadi petani di [[Purworejo]]. Sebelumnya, ia telah berkarya selama 20 tahun di perusahaan KA.
 
Nasib yang serupa juga menimpa Adung Syafei, kondektur KA 225. Dia harus mendekam di penjara selama 2 tahun 6 bulan. Sedangkan Umrihadi (Pemimpin Perjalanan Kereta Api, PPKA, Stasiun BekasiKebayoran Lama) dipenjara selama 10 bulan.
 
== Pada budaya populer ==
* [[Iwan Fals]] menulis lagu berjudul 1910 mengenai tragedi ini<ref name="Ginting2007">{{cite book|author=Asriat Ginting|title=Musisiku|url=http://books.google.com/books?id=ig3oH5TGv4oC&pg=PA286|accessdate=22 May 2012|year=2007|publisher=Penerbit Republika|pages=286–|id=GGKEY:6YZ5LLBTK8Q}}</ref>
* [[Ebiet G. Ade]] terinspirasi menulis lagu [[Masih Ada Waktu (album Ebiet G. Ade)|Masih Ada Waktu]] dari peristiwa kecelakaan ini<ref name="Ginting2007">{{cite book|author=Asriat Ginting|title=Musisiku|url=http://books.google.com/books?id=ig3oH5TGv4oC&pg=PA246|accessdate=22 May 2012|year=2007|publisher=Penerbit Republika|pages=246–|id=GGKEY:6YZ5LLBTK8Q}}</ref>
* Pada 19901989 peristiwa ini diangkat menjadi sebuah film yang berjudul [[Tragedi Bintaro (film)]]
* [[Shania Junianatha]] Masih JKT48 yang Istirahat
 
==Catatan kaki==