Pulau Bungin, Alas, Sumbawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ibensis (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Ibensis (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 14:
'''Pulau Bungin''' merupakan sebuah pulau terpencil dan salah satu [[desa]] yang ada di kecamatan Alas, kabupaten [[Kabupaten Sumbawa|Sumbawa]], provinsi [[Nusa Tenggara Barat]], Indonesia. Desa ini merupakan satu dari 8 desa dan kelurahan yang berada di [[Alas, Sumbawa|kecamatan Alas]].
 
Pulau ini berada 70 kilometer arah barat dari kota Sumbawa Besar. Dari pulaudaratan utama, Pulau Bungin dapat dijangkau menggunakan perahu motor maupun sebuah jalan buatan. Desa ini berada pada sebuah pulau kecil yang disebut-sebut sebagai pulau yang terpadat di dunia.<ref name=kompas>http://travel.kompas.com/read/2014/09/17/095100227/Pulau.Bungin.Hidup.Sesak.di.Pulau.Terpadat</ref> Pulau kecil ini dihuni oleh penduduk dari [[suku Bajo]] yang berasal dari Sulawesi Selatan. Hampir tidak dijumpai lahan yang kosong di sini. Setiap tahun pulau yang telah padat ini terus bertambah luasnya karena adanya upaya reklamasi untuk menampung penambahan keluarga yang baru menikah. Rata-rata, setiap tahunnya, bertambah 10 buah rumah baru di Pulau Bungin.<ref name=tempo>http://www.tempo.co/read/news/2012/07/06/204415124/Uniknya-Pulau-Bungin</ref>
 
Asal mula Pulau Bungin dihuni oleh penduduk dari suku Bajo dirintis oleh Palema Mayu, salah seorang dari 6 orang anak raja [[Selayar]]. Menurut cerita yang berkembang Palema Mayo datang ke Sumbawa sebelum meletusnya gunung Tambora di daratan utama, pada 1812. Waktu itu, pulau Bungin yang berpasir putih ini masih kosong dan hanya ditumbuhi pohon Bakau saja.<ref name=tempo></ref>