Pertempuran Uhud: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andiazamuddin (bicara | kontrib)
k wikifikasi
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k penggantian teks otomatis dengan menggunakan mesin AutoWikiBrowser, replaced: beliau → dia, Beliau → Dia
Baris 27:
Posisi pasukan Islam bertujuan untuk mengeksploitasi kelebihan [[pasukan]] Islam yaitu keberanian dan keahlian bertempur. Selain itu juga meniadakan keuntungan musuh yaitu jumlah dan kavaleri (kuda pasukan Islam hanya 2, salah satunya milik rasulullah). [[Abu Sufyan]] tentu lebih memilih pertempuran terbuka dimana dia bisa bermanuver ke bagian samping dan belakang tentara Islam dan mengerahkan seluruh tentaranya untuk mengepung pasukan tersebut. Tetapi rasulullah menetralisir hal ini dan memaksa [[Abu Sufyan]] bertempur di front yang terbatas dimana [[infantri]] dan [[kavaleri]]nya tidak terlalu berguna. Juga patut dicatat bahwa tentara Islam sebetulnya menghadap [[Madinah]] dan bagian belakangnya menghadap bukit Uhud, jalan ke [[Madinah]] terbuka bagi tentara kafir.
 
Tentara [[Quraish]] berkemah satu mil di selatan bukit Uhud. [[Abu Sufyan ]] mengelompokkan pasukan ini menjadi infantri di bagian tengah dan dua sayap kavaleri di samping. Sayap kanan dipimpin oleh [[Khalid bin Walid]] dan sayap kiri dipimpin oleh [[Ikrimah bin Abu Jahal]], masing-masing berkekuatan 100 orang. [[Amru bin Ash|Amr bin Al Aas]] ditunjuk sebagai panglima bagi kedua sayap tapi tugasnya terutama untuk koordinasi. [[Abu Sufyan]] juga menempatkan 100 pemanah di barisan terdepan. Bendera Quraish dibawa oleh [[Talha bin Abu Talha]].
 
== Sebab kekalahan dalam Perang Uhud ==
[[Berkas:Battle of Auhad.gif|thumb|right|Peta pertempuran uhud]]
Kisah ini ditulis di [[Surah Ali Imran|Sura Ali ‘Imran]] ayat 140-179. Dalam ayat2 di Sura Ali ‘Imran, Muhammad menjelaskan kekalahan di Uhud adalah ujian dari Allah (ayat 141) – ujian bagi Muslim mu’min dan munafik (ayat 166-167).
 
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar (ayat 142)? Bahkan jika Muhammad sendiri mati terbunuh, Muslim harus terus berperang (ayat 144), karena tiada seorang pun yang mati tanpa izin Allah (ayat 145). Lihatlah para nabi yang tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah (ayat 146). Para Muslim tidak boleh taat pada kafir (ayat 149), karena Allah Akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut (ayat 151)."
 
Ayat2 di atas tidak menunjukkan sebab yang sebenarnya mengapa Muhammad dan Muslim kalah perang di Uhud. Penjelasan yang lebih lengkap bisa dibaca di Hadis Sahih Bukhari, Volume 4, Book 52, Number 276
 
Sebagaimana manusia biasa, wajar bila seseorang terlupa akan sesuatu. Begitu juga pasukan yang berjaga di atas bukit Uhud. Mereka terlupa dan akhirnya turun ke lembah untuk mengambil hak pemenang perang. Melihat banyak pasukan dari pihak islam yang meninggalkan pos di atas bukit, Khalid bin Walid memerintahkan pasukan kafir yang tersisa untuk berbalik kembali dan menyerang pasukan islam. Pos di atas bukit direbut oleh kafirin dan pasukan islam yang tersisa di sana dibunuh, termasuk Hamzah paman rasulullah.
Baris 42:
{{Sect-stub}}
 
Setelah berhasil merebut pos di atas bukit, pasukan kafir merasa telah menang, apalagi karena tidak melihat rasulullah. Abu Sofyan mengira bahwa rasulullah telah wafat dalam perang. Ia pun bersorak di atas bukit, "Muhammad telah mati! Perang sudah berakhir! Kami lah pemenang!!!" Namun ia salah duga. Rasulullah masih hidup. Sesaat setelah Abu Sofyan memberi pengumuman tersebut, rasulullah keluar dari tempatnya --beliautempatnya—dia terluka akibat baju perangnya mengenai wajahnya sehingga harus diobati--. BeliauDia memberitahukan wahyu yang baru ia dapat, QS Ali Imran 139-140, untuk menenangkan hati pasukan islam yang sedih karena banyak yang akhirnya terbunuh.
 
Abu Sofyan heran karena dugaannya salah. Ia takut kalau semangat umat islam kembali lagi dan kembali menyerang pasukannya. Ia pun memerintahkan untuk mundur kembali ke Mekah. Tujuan awal pasukan kafirin hendak menyerang muslimin tidak tercapai. Kedua hal inilah yang menjadi penyebab dapat dikatakan bahwa umat islam tidak kalah. Pasukan yang menyerah itulah yang kalah. Dalam hal ini, pasukan kafir yang menyerah. Mereka pulang dengan tidak mencapai tujuan awal akan melakukan perang.
Baris 50:
== Referensi ==
{{Reflist}}
 
{{sejarah-stub}}
 
[[Kategori:Sejarah Islam]]
[[Kategori:Pertempuran Muhammad|Uhud]]
 
 
{{sejarah-stub}}
 
{{Link FA|ar}}