Parmenides: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
JohnThorne (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
JThorneBOT (bicara | kontrib) clean up, removed: {{Link FA|es}}, {{Link FA|fr}} |
||
Baris 19:
|influenced = [[Zeno]], [[Melissos]], [[Sokrates]], [[Plato]], [[Aristoteles]], [[Spinoza]], [[Nietzsche]], [[Heidegger]]
}}
'''Parmenides''' adalah seorang [[filsuf]] dari [[Mazhab Elea]].<ref name="Simon"/><ref name="Bertens">K. Bertens. 1990. ''Sejarah Filsafat Yunani''. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 46-50.</ref> Arti nama Parmenides adalah "Terus Stabil", atau "Penampilan yang stabil". Di dalam Mazhab Elea, Parmenides merupakan tokoh yang paling terkenal.<ref name="Ted">{{en}}Ted Honderich (ed.). 1995. ''The Oxford Companion to Philosophy''. Oxford, New York: Oxford University Press. P. 645-646.</ref> Pemikiran filsafatnya bertentangan dengan [[Herakleitos]] sebab ia berpendapat bahwa segala sesuatu "yang ada" tidak berubah.<ref name="
Parmenides menuliskan filsafatnya dalam bentuk puisi.<ref name="
== Riwayat Hidup ==
Parmenides lahir pada tahun 540 SM dan meninggal pada tahun 470 SM.<ref name="Simon"/><ref name="Zeller"/><ref name="Barnes">{{en}}Jonathan Barnes. 2001. ''Early Greek Philosophy''. London: Penguin. P. 77-91.</ref
Ia merupakan murid dari Xenophanes, namun tidak mengikuti pandangan-pandangan gurunya.<ref name="
Menurut kesaksian [[Plato]], Parmenides pernah mengunjungi [[Sokrates]] di [[Athena]] bersama Zeno, muridnya.<ref name="Bertens"/> Pada waktu itu, Sokrates masih muda sedangkan Parmenides telah berusia 65 tahun.<ref name="Bertens"/>
Baris 32:
== Pemikiran tentang "Yang Ada" ==
[[Berkas:Sanzio 01 Parmenides.jpg|thumb|left|Parmenides]]
Inti utama dari "Jalan Kebenaran" adalah keyakinan bahwa "hanya 'yang ada' itu ada".<ref name="
Menurut Parmenides, "yang ada" adalah kebenaran yang tidak mungkin disangkal.<ref name="Bertens"/> Bila ada yang menyangkalnya, maka ia akan jatuh pada kontradiksi.<ref name="Bertens"/> Hal itu dapat dijelaskan melalui pengandaian yang diberikan oleh Parmenides.<ref name="Bertens"/> Pertama, orang dapat mengatakan bahwa "yang ada" itu tidak ada.<ref name="Bertens"/> Kedua, orang dapat mengatakan bahwa "yang ada" dan "yang tidak ada" itu bersama-sama ada.<ref name="Bertens"/> Kedua pengandaian ini mustahil.<ref name="Bertens"/> Pengandaian pertama mustahil, sebab "yang tidak ada" tidak dapat dipikirkan dan tidak dapat dibicarakan.<ref name="Bertens"/> "Yang tidak ada" tidak dapat dipikirkan dan dibicarakan.<ref name="Bertens"/> Pengandaian kedua merupakan pandangan dari Herakleitos.<ref name="Bertens"/> Pengandaian ini juga mustahil, sebab pengandaian kedua menerima pengandaian pertama, bahwa "yang tidak ada" itu ada, padahal pengandaian pertama terbukti mustahil.<ref name="Bertens"/> Dengan demikian, kesimpulannya adalah "Yang tidak ada" itu tidak ada, sehingga hanya "yang ada" yang dapat dikatakan ada.<ref name="Bertens"/>
Untuk lebih memahami pemikiran Parmenides, dapat digunakan contoh berikut ini.<ref name="Simon"/> Misalnya saja, seseorang menyatakan "Tuhan itu tidak ada!"<ref name="Simon"/> Di sini, Tuhan yang eksistensinya ditolak orang itu sebenarnya ada, maksudnya harus diterima sebagai dia "yang ada".<ref name="Simon"/> Hal ini disebabkan bila orang itu mengatakan "Tuhan itu tidak ada", maka orang itu sudah terlebih dulu memikirkan suatu konsep tentang Tuhan.<ref name="Simon"/> Barulah setelah itu, konsep Tuhan yang dipikirkan orang itu disanggah olehnya sendiri dengan menyatakan "Tuhan itu tidak ada".<ref name="Simon"/> Dengan demikian, Tuhan sebagai yang dipikirkan oleh orang itu "ada" walaupun hanya di dalam pikirannya sendiri.<ref name="Simon"/> Sedangkan penolakan terhadap sesuatu, pastilah mengandaikan bahwa sesuatu itu "ada" sehingga "yang tidak ada" itu tidaklah mungkin.<ref name="Simon"/> Oleh karena "yang ada" itu selalu dapat dikatakan dan dipikirkan, sebenarnya Parmenides menyamakan antara "yang ada" dengan pemikiran atau akal budi.<ref name="Simon"/>
Setelah berargumentasi mengenai "yang ada" sebagai kebenaran, Parmenides juga menyatakan konsekuensi-konsekuensinya:
Baris 69:
[[Kategori:Filsafat Yunani]]
{{Link FA|it}}
|