Protagoras: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 48 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q169243
HsfBot (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: hakekat → hakikat using AWB
Baris 21:
}}
 
'''Protagoras''' adalah seorang [[filsuf]] yang termasuk golongan [[sofis]].<ref name="Bertens">K. Bertens. 1990. ''Sejarah Filsafat Yunani''. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 69-72.</ref><ref name="Simon">Simon Petrus L. Tjahjadi. 2004. ''Petualangan Intelektual''. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 36-38.</ref> Ia termasuk salah seorang sofis pertama dan juga yang paling terkenal.<ref name="Paul">{{en}}Paul Woodruff. 1999. "Rhetoric and Relativism: Protagoras and Gorgias". In ''The Cambridge Companion to Early Philosophy'', ed. A.A. Long ed., 290-310. London: Cambridge University Press.</ref><ref name="Audi">{{en}}Robert Audi, ed. 1999. "Sophist". In ''The Cambridge Dictionary of Philosophy''. Cambridge: Cambridge University Press. P. 752.</ref> Selain sebagai filsuf, ia juga dikenal sebagai orator dan pendebat ulung.<ref name="Simon">< /ref> Ditambah lagi, ia terkenal sebagai guru yang mengajar banyak pemuda pada zamannya.<ref name="Paul">< /ref>
 
== Riwayat Hidup ==
[[Berkas:Abdera location alt.JPG|thumb|200px|Letak Abdera, tempat kelahiran Protagoras]]
Protagoras berasal dari [[Abdera]] yang terletak di pantai utara [[Laut Aegea]].<ref name="Ted">{{en}}Ted Honderich (ed.). 1995. ''The Oxford Companion to Philosophy''. Oxford, New York: Oxford University Press. P. 725.</ref> Ia hidup antara tahun 490 SM - 420 SM.<ref name="Audi">< /ref><ref name="Ted">< /ref> Ia seringkali melakukan perjalanan ke negeri-negeri lain, termasuk beberapa kali kunjungan ke [[Athena]].<ref name="TedBertens">< /ref><ref name="BertensAudi">< /ref><ref name="AudiTed">< /ref> Di Athena, Protagoras diminta oleh [[Perikles]] untuk turut ambil bagian dalam menyusun [[konstitusi]] bagi koloni Athena di Thurioi tahun 444 SM.<ref name="TedBertens">< /ref><ref name="BertensAudi">< /ref><ref name="AudiTed">< /ref> Menurut kesaksian dari [[Diogenes Laertios]], pada akhir hidupnya Protagoras dituduh di Athena karena kedurhakaan terhadap agama.<ref name="Bertens">< /ref> Buku-buku Protagoras dibakar di depan umum.<ref name="Bertens">< /ref> Kemudian Protagoras diceritakan melarikan diri ke [[Sisilia]], namun perahu yang ditumpanginya tenggelam.<ref name="Bertens">< /ref><ref name="Audi">< /ref>
 
Protagoras mengarang banyak buku, namun hanya beberapa fragmen yang masih tersimpan.<ref name="Bertens">< /ref> Akan tetapi, isi filsafatnya masih dapat diketahui sebab pemikiran-pemikiran Protagoras banyak dibicarakan oleh para filsuf selanjutnya.<ref name="Bertens">< /ref> [[Plato]] merupakan sumber utama, khususnya kedua dialognya yang berjudul ''Theaitetos'' dan ''Protagoras''.<ref name="Bertens">< /ref> Buku paling terkenal dari Protagoras berjudul "Kebenaran" (''Aletheia'').<ref name="Audi">< /ref>
 
== Pemikiran ==
=== Tentang Pengenalan ===
Di dalam buku yang berjudul "Kebenaran", Protagoras menyatakan
: "Manusia adalah ukuran untuk segala-galanya: untuk hal-hal yang ada sehingga mereka ada, dan untuk hal-hal yang tidak ada sehingga mereka tidak ada."<ref name="Bertens">< /ref><ref name="Paul">< /ref><ref name="Audi">< /ref>
Manusia yang dimaksud di sini adalah manusia sebagai individu.<ref name="Bertens">< /ref><ref name="Simon">< /ref> Dengan demikian, pengenalan terhadap sesuatu bergantung pada individu yang merasakan sesuatu itu dengan panca indranya.<ref name="Bertens">< /ref><ref name="Simon">< /ref> Contohnya bagi orang yang merasa sakit, angin dapat terasa dingin.<ref name="Bertens">< /ref><ref name="Simon">< /ref> Sedangkan bagi orang yang sehat, angin itu terasa panas.<ref name="Bertens">< /ref><ref name="Simon">< /ref> Di sini kedua orang tersebut benar, sebab pengenalan terhadap angin berdasarkan keadaan fisik dan psikis orang-orang tersebut.<ref name="Bertens">< /ref><ref name="Simon">< /ref> Pandangan seperti ini dapat dikatakan [[relativisme]] sebab kebenaran didasarkan pada masing-masing orang yang merasakannya.<ref name="Bertens">< /ref><ref name="Simon">< /ref>
 
=== Seni Berdebat ===
Di dalam karya lain yang berjudul "Pendirian-Pendirian yang Bertentangan" (''Antilogiai''), Protagoras mengemukakan bahwa
: "Tentang semua hal terdapat dua pendirian yang bertentangan".<ref name="Bertens">< /ref>
 
Pandangan ini berhubungan dengan pemikiran tentang relativitas pengenalan manusia.<ref name="Bertens">< /ref><ref name="Simon">< /ref> Jikalau kebenaran ditentukan oleh setiap orang, maka disimpulkan bahwa satu pendirian tidak lebih benar dari kebalikannya.<ref name="Bertens">< /ref> Konsekuensi hal ini adalah terhadap seni berpidato.<ref name="Bertens">< /ref> Seorang orator haruslah berhasil meyakinkan para pendengarnya mengenai kebenaran yang dianutnya.<ref name="Bertens">< /ref> Dengan demikian, diperlukan kemampuan untuk membuat argumentasi-argumentasi yang meyakinkan para pendengar.<ref name="Bertens">< /ref>
 
=== Tentang Negara ===
Menurut Protagoras, negara diadakan oleh manusia.<ref name="Bertens">< /ref><ref name="Simon">< /ref> Tujuan pembentukan sebuah negara adalah supaya manusia dapat terlepas dari ketidakamanan dan kesulitan hidup di alam yang buas.<ref name="Bertens">< /ref><ref name="Simon">< /ref> Untuk itulah, manusia menjalin hubungan dengan manusia-manusia lainnya dan membentuk negara.<ref name="Bertens">< /ref><ref name="Simon">< /ref> Akan tetapi, kemudian manusia menyadari bahwa hidup bersama manusia lain tidaklah mudah.<ref name="Bertens">< /ref><ref name="Simon">< /ref> Dengan sebuah [[mitos]], Protagoras menyatakan bahwa manusia diberikan dua hal oleh dewa untuk dapat hidup bersama sesamanya.<ref name="Bertens">< /ref><ref name="Simon">< /ref> Kedua hal tersebut adalah keinsyafan akan keadilan (''dike'') dan hormat terhadap orang lain (''aidos'').<ref name="Bertens">< /ref><ref name="Simon">< /ref> Dengan adanya dua hal ini, manusia dapat hidup bersama sesamanya.<ref name="Bertens">< /ref><ref name="Simon">< /ref> Hal itu dilakukan manusia dengan membuat undang-undang atau konstitusi.<ref name="Bertens">< /ref><ref name="Simon">< /ref> Dengan demikian, undang-undang tertentu tidak lebih benar dari undang-undang lain.<ref name="Bertens">< /ref><ref name="Simon">< /ref> Ada undang-undang yang cocok untuk masyarakat tertentu namun tidak cocok dengan masyarakat lainnya.<ref name="Bertens">< /ref><ref name="Simon">< /ref>
 
=== Tentang Dewa-Dewi ===
Di dalam karya yang berjudul "Perihal Dewa-Dewi" (''Peritheon''), Protagoras menyatakan
: "Mengenai dewa-dewi saya merasa tidak mampu menentukan apakah mereka benar-benar ada atau tidak ada; dan saya juga tidak dapat menentukan hakekathakikat mereka. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu sulit dan umur manusia itu pendek." <ref name="Bertens">< /ref>
 
Pandangan Protagoras ini merupakan suatu [[skeptisisme]], artinya tidak mungkin dicapai suatu kebenaran.<ref name="Bertens">< /ref> Hal itu cocok sekali dengan pandangan relativistis yang dianutnya dalam bidang pengenalan.<ref name="Bertens">< /ref>
 
== Pengaruh ==
Selama masa hidupnya, Protagoras memengaruhi pemikiran banyak pemuda lewat pemikirannya tentang retorika dan pengetahuan.<ref name="Zeller">{{en}}Edward Zeller. 1957. ''Outlines of the History of Greek Philosophy''. New York: Meridian Books. P. 98-101.</ref> Ia juga memengaruhi [[Demokritos]] dalam hal teorinya tentang pengetahuan dan filsafat politik.<ref name="Zeller">< /ref> Selain itu, ia juga membawa pengaruh besar terhadap para negarawan, penyair, sejarawan, dan orator.<ref name="Zeller">< /ref> Plato memberi kesaksian bahwa nama Protagoras amat terkenal untuk waktu yang lama.<ref name="Zeller">< /ref>
 
== Referensi ==