Irene dari Athena: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Awal kehidupan: jgn nipu, di artikel https://wiki-indonesia.club/wiki/Ikonoklasme ditulis leo iii, bukan iv
Menolak 4 perubahan teks terakhir dan mengembalikan revisi 12140224 oleh ArdiPras95
Baris 15:
|reign1 = 14 September 775 – 18 Juni 780
|reign-type1 = Periode
|spouse = [[Leo IV si orang Khazar|Leo IV, Kaisar Romawi Timur]]
|issue = [[Konstantinus VI|Konstantinus VI, Kaisar Romawi Timur]]
|house = Isaurianus (''melalui pernikahan'')
|dynasty =
Baris 38:
Irene lahir di keluarga bangsawan [[Athena]]. Pamannya adalah seorang [[Patrician|''patrisian'']] (kelompok keluarga elit) dan [[strategos|''strategos'']] (gubernur militer). Ia dibawa ke [[Konstantinopel]] oleh Kaisar [[Konstantinus V]] pada 1 November 769 dan dinikahkan dengan anaknya Leo pada 17 Desember. Tidak begitu jelas alasan Irene dipilih sebagai pengantin Leo, membuat sebagian ahli menyatakan bahwa Irene dipilih sebagai pengantin melalui "kontes pengantin", adat di Kekaisaran Romawi Timur yang mengumpulkan para gadis untuk dipilih salah satunya menjadi pengantin.
 
Pada 14 Januari 771, Irene melahirkan seorang anak yang juga diberi nama Konstantinus, seperti nama ayah mertuanya. Saat Konstantinus V wafat pada September 775, suami Irene naik tahta sebagai Kaisar [[Leo IV si orang Khazar|Leo IV]] di usia dua puluh lima tahun. Leo adalah salah satu kaisar yang mendukung ikonoklasme, sebuah gerakan memusnahkan gambar-gambar dan ikon agama untuk menghindarkan dari pengkultusan gambar dan ikon tersebut. Keyakinan ini muncul karena [[Alkitab]] mencatat di dalam kitab Keluaran 20:4, "Jangan membuat bagimu [[patung]] yang menyerupai apa pun yang ada di [[langit]] atau yang ada di [[bumi]] atau yang ada di dalam [[air]]. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya".<ref name="Collins">{id} Michael Collins, Matthew Price. 2006. ''The Story of Christianity: Menelusuri Jejak Kristianitas''. Yogyakarta: Kanisius.</ref> Bagi Kaisar Leo dan sekelompok ikonoklas, dengan adanya perintah itu, pengkultusan ikon termasuk salah satu yang dilarang dalam sepuluh Firman Tuhan.<ref name="Irvin">{en} Dale T. Irvin, Scott W. Sunquist . 2001. ''History of The World Christian Movement, volume I: Earliest Christianity to 1453''. New York: Orbis Books. Hlm. 361.</ref> Pelarangan ini juga terkait dengan pemahaman kaum Muslim yang dikenal baik oleh Kaisar Leo, yang memahami keberadaan ikon sebagai bentuk penyembahan berhala.<ref name="Irvin"/> Saat mengetahui keberadaan ikon dalam harta simpanan Irene, Leo menolak berbagi ranjang lagi dengan sang permaisuri setelah itu.
Pada 14 Januari 771, Irene melahirkan seorang anak yang juga diberi nama Konstantinus, seperti nama ayah mertuanya. Saat Konstantinus V wafat pada September 775, suami Irene naik tahta sebagai Kaisar [[Leo IV si orang Khazar|Leo IV]] di usia dua puluh lima tahun.
 
== Ibu Suri dan Wali Kaisar ==
Baris 45:
Di awal tahun 781, Irene mulai membuat hubungan dekat dengan [[Kekaisaran Karoling|Dinasti Karoling]] dan [[Paus (Katolik Roma)|Paus]] di Roma. Dia melakukan perundingan untuk menikahkan anaknya, Konstantinus, dengan putri dari [[Karel yang Agung]]. Pada saat itu, Karel sedang berperang dengan bangsa Saxon dan menjadi Raja Frankia yang baru. Namun kemudian dia membatalkan pertunangan itu di tahun 787, berseberangan dengan keinginan putranya.
 
Berikutnya, Irene harus menundukkan pemberontakan yang dipimpin oleh Elpidius, seorang gubernur militer wilayah Sisilia. Irene mengirim armada, yang berhasil mengalahkan Sisilia. Elpidius melarikan diri ke Afrika dan berpihak ke [[Kekhalifahan Abbasiyah]]. Setelah keberhasilan yang diraih jenderal KonstantinusConstantine V, Michael Lachanodrakon, yang menggagalkan serangan Abbasiyah di perbatasan timur, pasukan besar Abbasiyah di bawah [[Harun Ar-Rasyid|Harun ar-Rasyid]] menyerang [[Anatolia]] di musim panas 782. Gubernur militer wilayah Bucellarian, Tatzates, beralih memihak Abbasiyah. Pada akhirnya, Irene setuju untuk membayar upeti tahunan sebesar 70.000 atau 90.000 dinar selama tiga tahun gencatan senjata, juga 10.000 pakaian sutra, dan untuk memberikan panduan, ketentuan, dan akses ke pasar perdagangan.
 
Begitu Konstantinus VI mulai dewasa, ia mulai gelisah dengan kekuasaan Irene. Upayanya untuk membebaskan diri digagalkan oleh sang ibu suri. Irene lalu mulai merancang makar bersama para uskup dan para pejabat istana. Konstantinus melarikan diri dan meminta bantuan ke provinsi-provinsi, tetapi para penentangnya berhasil mengepung sang kaisar. Begitu ditangkap di pantai [[selat Bosphorus]] bagian Asia, Konstantinus dibawa kembali ke [[Konstantinopel]]. Mata Konstantinus dicongkel, dan sang kaisar mangkat karena luka itu beberapa hari kemudian.