Tino Saroengallo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Mengganti kategori yang dialihkan Pemeran laki-laki Indonesia menjadi Aktor Indonesia |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
{{rapikan}}
{{Infobox artis indonesia
|name = Tino Saroengallo
Baris 22 ⟶ 24:
'''Tino Saroengallo''' ({{lahirmati|[[Jakarta]]|10|7|1958}}) adalah [[aktor]], [[produser]] [[film]], [[penulis]] [[Indonesia]].
== Latar belakang ==
Pada 1986 ia menamatkan pendidikan di Fakultas Sastra Jurusan Asia Timur Program Studi Cina, Universitas Indonesia. Ia menyelesaikan skripsinya setelah mencicipi profesi door to door salesman di perusahaan Electrolux selama enam bulan. Kehidupan salesman inilah yang menjadi bekal utamanya ketika mengawali karier di bidang jurnalistik: tidak malu menyapa calon responden seperti halnya menyapa calon pembeli.
Baris 39 ⟶ 42:
Di samping menikmati profesi barunya sebagai aktivis facebook, pada awal November 2011 merilis film dokumenter tentang upacara pemakaman di Tana Toraja berjudul “Hidup Untuk Mati” (They Love to Die). Hasil kerjasama dengan sutradara/produser senior Gary Hayes, guru sekaligus rekan kerjanya sejak tahun 1993 sampai sekarang.
Pada 21 Mei 2013 ia merilis film dokumenter berjudul "Setelah 15 Tahun..." yang bisa dibilang merupakan sekuel dari film "Student Movement in Indonesia: The Army Forced Them To Be Violent". Sebuah film dokumenter masih dalam tahap pasca produksi, berjudul "She Deserved It", dan berkolaborasi dengan aktor senior Tio Pakusadewo dalam "Pantja-sila: Cita-cita & Realita", serta memproduseri karya Ismail Fahmi Lubis untuk film "Tarling Is Darling". Ketiga film ini akan ditayangkan pada tahun 2016.{{citation needed}}
== Filmografi ==
|