SMA Negeri 1 Glagah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis (-Olah raga, +Olahraga; -olah raga, +olahraga
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 37:
| catatan =
}}
[[Berkas:Gerbangmasuksmansa.jpeg|thumbjmpl|Gerbang masuk SMA Negeri 1 Glagah]]
'''SMA Negeri 1 Glagah''' (dikenal dengan nama '''Smansa''', '''Smansaga''' atau '''Ganesha'''; dahulu '''SMA Negeri 1 Banyuwangi''') adalah [[sekolah menengah atas]] [[sekolah negeri|negeri]] yang terletak di Jalan Melati Nomor 1, [[Banyuwangi]], [[Jawa Timur]]. Saat ini, SMA Negeri 1 Glagah berstatus sekolah standar nasional.
 
Baris 103:
== Peristiwa terkait ==
=== Turunnya kepala sekolah Asmu'i Hardiadmodjo ===
[[Berkas:Asmui hardiatmojo.jpeg|thumbjmpl|150px|Asmu'i Hardiadmodjoo]]
[[Berkas:Nurhadikadispdankbwi.jpeg|thumbjmpl|leftkiri|150px|Nurhadi]]
Pada saat Penerimaan Siswa Baru atau PSB (kini disebut PPDB atau Penerimaan Peserta Didik Baru) 2002, Komisi E [[DPRD]] [[Kabupaten Banyuwangi]] yang diketuai oleh [[Mukhdor Atim]] melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa sekolah untuk membuktikan isu penyelewengan dengan menambah jumlah siswa yag diterima melebihi pagu (kuota) yang telah disepakati. Isu mengenai penyelewengan ini lalu menghangat disaat itu.
 
Baris 113:
:''"Tidak ada toleransi untuk anak pejabat atau anak penjahat sekalipun"'' Nurhadi - Kepala Dinas P dan K Banyuwangi.
 
[[Berkas:Potongankoranterima27 siswa haram.jpeg|thumbjmpl|leftkiri|potongan surat kabar ber''headline'' "Terima 27 Siswa Haram"]]Secara terpisah pada hari yang sama, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Kabupaten Banyuwangi, Nurhadi memberi janji akan mengusut terjadi kelebihan pagu. Menurutnya toleransi pada penerimaan siswa baru terdapat pada besar nilai rapor, danum, dan toleransi lingkungan yakni toleransi yang diberikan untuk anak-anak yang tinggal disekitar sekolah. Dan menurutnya tidak ada toleransi untuk anak pejabat.
 
[[Berkas:Demosmaglagahdipemkab2002.jpeg|thumbjmpl|Suasana unjuk rasa siswa SMUN Glagah di depan kantor pemkab Banyuwangi]]
Pada [[22 Agustus]] [[2002]], seluruh siswa berkumpul di Gelanggang Olahraga (GOR) Tawangalun dengan arahan dari pengurus [[OSIS]] untuk melakukan unjuk rasa (''long march'') menuju ke kantor Pemkab. Sempat terjadi keributan sebelum long march dimulai. Seorang guru menerobos masuk ke kerumunan dan ingin merebut mikropon yang digunakan siswa untuk berorasi. Hal ini terjadi karena pada aksi ini menarik kehadiran Kepala Dinas P dan K Nurhadi di GOR Tawangalun dan sang guru bermaksud untuk memediatori pembicaraan dengan kepala dinas. Namun siswa bersikeras menolak. Setelah mengetahui upayanya gagal sang guru mundur dan mikropon dimatikan. Aksi long march lalu dimulai melewati Jalan HOS Cokroaminoto, perempatan Cungking, Jalan Jaksa Agung Suprapto, Simpang Lima, lalu berakhir di Kantor Pemkab di Jalan Ahmad Yani. Dalam melaksanakan long march mereka berulang kali meminta maaf pada para pengguna jalan dan membentangkan poster-poster yang berisi tuntutan dan kesalahan-kesalahan Asmui versi mereka.
 
Baris 132:
Menanggapi hal ini Bupati Samsul Hadi mengatakan bahwa ia akan mengadakan rapat dengan Sekkab dan Kepala Dinas P dan K mengenai masalah ini dan akan memberikan keputusan yang benar dan realistis. Samsul juga mengatakan bahwa dihimbau untuk tidak melakukan tekanan kepada siswa yang mengikut dialog hari itu, bagi yang mendapat tekanan bisa langsung mengadu ke bupati.
 
[[Berkas:Budiwidhiarto.jpeg|thumbjmpl|leftkiri|100px|Budi Widhiarto]]
[[Berkas:MukhdoratimBA.jpeg|thumbjmpl|100px|Mukhdor Atim]]
Esoknya, [[23 Agustus]] [[2002]]. Pemkab mengeluarkan keputusan bahwa Kasek Asmui tetap berada di posisinya dan dana operasional yang dibebankan ke siswa bisa ditekan nominalnya agar tidak memberatkan. Namun keputusan ini tidak bisa diterima begitu oleh siswa SMUN 1 Glagah. Ketua OSIS Budi Widhiarto saat ditemui berpendapat jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan para pejabat akan berpikir praktis jika melakukan kesalahan dengan mengacu pada peristiwa di SMUN Glagah. Dan dalam menanggapi hal ini, para siswa berencana aksi lain. Selain itu dukungan datang dari Komisi E DPRD, yang diwakili Mukhdor Atim yang mengatakan keputusan tersebut dinilai tidak bijaksana.
 
Baris 155:
 
=== Mogok Belajar Menuntut Kepala Sekolah Imam Su'udi Turun ===
[[Berkas:Mediasikonflik2011smansaga.jpeg|thumbjmpl|Dialog yang diadakan di aula SMA Negeri 1 Glagah, dipandu oleh Achmad Wahyudi (berdiri memegang mikrofon)]]
Pada [[2011]], sekitar pukul 09.00 muncul gelombang keramaian dari arah kelas XII, para siswa tersebut keluar beramai-ramai dipimpin beberapa siswa yang men''sweeping'' ke kelas yang lain untuk mengajak ikut dalam aksi mogok belajar. Mogok belajar ini dilakukan untuk menuntut kepala sekolah Imam Suudi turun dari jabatannya karena melakukan pungutan dana operasional yang tidak disahkan melalui rapat komite wali murid dan dinilai tidak sesuai dengan peruntukannya.
 
[[Berkas:Suasanakonflik2011.jpeg|thumbjmpl|leftkiri|Suasana unjuk rasa yang dilakukan siswa]]
Aksi ini dimulai dari kelas XII di sebelah timur yang kemudian merembet ke kelas XI dan kelas X. Saat aksi ini dimulai para wartawan dari berbagai media sudah menerobos masuk ke gedung sekolah seakan sudah dipersiapkan. Seluruh siswa lalu berkumpul di tengah lapangan upacara meneriakan yel-yel dan membawa poster berisi kecaman kepada kasek Imam Su'udi. Bahkan beberapa kelas menggunakan papan tulis sebagai media protes. Melihat keadaan ini para guru turun untuk menertibkan siswa namun upaya ini gagal. Salah satu guru BK, Siswaji naik ke podium dengan membawa megafon menanyai siswa apa yang terjadi dan mengapa dilakukan aksi ini. Para siswa ini sepakat menjawab bahwa mereka telah membayar dana operasional sebesar 80.000 - 150.000 rupiah namun banyak fasilitas sekolah yang belum bisa dinikmati secara maksimal seperti kelistrikan dan fasilitas WiFi yang sering mati, kurangnya perhatian dari sekolah akan siswa yang mengkuti kompetisi, dan janji dibangunnya laboratorium IPS baru yang belum direalisasikan.<ref>[http://www.antarajatim.net/lihat/berita/75580/ratusan-siswa-sma-glagah-banyuwangi-mogok-belajar Ratusan Siswa SMA Glagah Banyuwangi Mogok Belajar]</ref>