Hanna Reitsch: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
k Bot: Penggantian teks otomatis (-karir +karier)
Baris 1:
[[Berkas:Bundesarchiv Bild 183-B02092, Hanna Reitsch.jpg|ka|300px|]]
'''Hanna Reitsch''' (29 Maret 1912 – 24 Agustus 1979) adalah pilot wanita paling populer di Jerman. Ia lahir pada tanggal 29 Maret 1912 di Hirschberg, [[provinsi Silesia|Silesia]] (sekarang bernama Jelenia Góra di [[Polandia]]). Keluarganya tergolong kelas menengah atas. Reitsch memulai latihan terbangnya pada tahun 1932 di Sekolah Gliding di Grunau dan menjalankan karirkarier pilotnya sampai ia bergabung dengan Luftwaffe pada bulan September 1937.
 
Di Luftwaffe, Reitsch mengetes pesawat [[Junkers Ju 87]] Stuka dan [[Dornier Do 17]]. Dengan prestasinya tersebut, ia mendapatkan medali Iron Cross Second Class dari Hitler pada 28 Maret 1941.<ref name=Reitsch>Reitsch, H., 1955, The Sky My Kingdom, London: Biddles Limited, Guildford and King's Lynn, {{ISBN|1853672629}}</ref>{{rp|166, 170–171}} Reitsch juga merupakan pilot wanita pertama yang menjadi pilot helikopter,<ref name="reitsch"/>{{rp|119–123}} Reitsch adalah salah satu dari sedikit pilot yang mengendarai helikopter kendali penuh pertama di dunia, Focke-Achgelis Fa 61.<ref name="reitsch"/>{{rp|123}} Dengan ini, ia mendapatkan Military Flying Medal. Prestasi-prestasi yang dicetak olehnya dan skill pilotnya membuatnya menjadi bintang propaganda Nazi.
Baris 10:
Pada hari-hari terakhir Hitler, Greim diangkat sebagai pemimpin Luftwaffe yang baru karena Goering dianggap berkhianat. Greim dan Reitsch datang ke Fuhrerbunker untuk menemui Hitler dengan datang menggunakan pesawat yang mendarat di landasan pacu darurat yang dibuat di dekat Gerbang Bramdenburg, Mereka datang pada tanggal 26 April 1945, dimana pasukan Soviet sudah menguasai pusat kota [[Berlin]]. Setelah bertemu Hitler, Greim dan Reitsch diberikan masing-masing satu kapsul [[sianida]] untuk bunuh diri jika perlu, dan Reitsch menerimanya. Setelah itu mereka pergi menggunakan pesawatnya tadi dan terbang melalui landasan pacu darurat yang sama. Greim memerintahkan agar Luftwaffe menyerang pasukan Soviet di Potsdamer Platz dan memastikan Himmler agar dihukum karena melakukan negosiasi tidak resmi dengan [[Blok Sekutu dalam Perang Dunia II|Sekutu Barat]]. Karena takut Hitler melarikan diri dengan pesawat yang dipiloti oleh Reitsch, pasukan Soviet mencoba menembak jatuh pesawat itu, namun gagal menembak jatuhnya dan pesawat berhasil lepas landas.
 
Setelah itu, Reitsch bersama Greim ditangkap oleh Sekutu dan diwawancarai oleh opsir intelejen Amerika. Reitsch ditahan selama 8 bulan dan Greim bunuh diri. Sementara itu, nasib keluarga Reitsch sungguh tragis, ketika keluarganya mendengar rumor bahwa para pengungsi akan dipindahkan ke rumah aslinya, sebagian dari para pengungsi takut karena rumah mereka ada di wilayah pendudukan Soviet. Maka dari itu, ayah Reitsch bunuh diri setelah membunuh semua anggota keluarganya yang ada bersama dia pada saat itu. Setelah perang, pada tahun 1960 Reitsch mendirikan sekolah gliding di Ghana, tempat dimana ia bekerja untuk Kwame Nkrumah.<ref>Bernhard Rieger, "Hanna Reitsch (1912–1979): The Global Career of a Nazi Celebrity." ''German History'' 26.3 (2008): 383–405.</ref> Setelah perang Reitsch melanjutkan karirnyakariernya sebagai penerbang dan berhasil mencetak prestasi-prestasi seputar penerbangan lagi.
 
Dalam wawancara terakhirnya pada tahun 1970 yang dilakukan oleh fotografer-jurnalis Yahudi asal Amerika yang bernama Ron Laytner. Reitsch mengemukakan bahwa walaupun tentara besar Jerman menjadi lunak, ia tidak pernah malu untuk mengatakan tentang kepercayaannya dengan Nazi. Ia juga masih memakai medali Iron Cross yang diberikan oleh Adolf Hitler. Reitsch mengatakan bahwa di Jerman sudah tidak ada lagi orang yang ditemukan memilih Hitler. Reitsch meninggal karena serangan jantung pada umur 67 tahun tanggal 27 Agustus 1979 sebagai seorang lajang.<ref>{{cite news |first= |last= |authorlink= |coauthors= |title=Hanna Reitsch, 67. A Top German Pilot. Much-Decorated Favorite of Hitler Was Last to Fly Out of Berlin Was Cleared by U.S. Hitler Gave Her Iron Cross in Voluntary Suicide Squad. |url=https://select.nytimes.com/gst/abstract.html?res=F50F13F7345D12728DDDA80B94D0405B898BF1D3 |quote=Hanna Reitsch, the leading German female pilot and a much-decorated favorite of Hitler who flew the last plane out of Berlin hours before the city fell in 1945, died Friday at her home in Bonn, West Germany. She was 67 years old. |publisher=[[New York Times]] |date=31 August 1979 |accessdate=7 July 2008 }}</ref><ref>{{cite news |first= |last= |authorlink= |coauthors= |title=Hanna Reitsch, Test Pilot for Hitler |url=https://pqasb.pqarchiver.com/washingtonpost_historical/access/130126652.html?dids=130126652:130126652&FMT=ABS&FMTS=ABS:FT&date=SEP+01%2C+1979&author=&pub=The+Washington+Post&desc=Hanna+Reitsch%2C+Test+Pilot+for+Hitler&pqatl=google |quote=Aviation pioneer Hanna Reitsch, 67, who flew the last plane out of burning Berlin before the fall of the Nazis in 1945, died Aug. 24, the West Germany radio has reported. |publisher=[[Washington Post]] |date=1 September 1974 |accessdate=7 July 2008 }}</ref> Ada spekulasi bahwa kematiannya bukan dikarenakan serangan jantung, tetapi karena ia bunuh diri menggunakan kapsul sianida yang diberikan Hitler sebelumnya. Namun, otopsi tidak dilakukan, atau lebih tepatnya tidak ada laporan mengenai pemeriksaan jasadnya.<ref>Eric Brown's Book "Wings On My Sleeve – The World's Greatest Test Pilot Tells His Story", pp. 113–114</ref>