Sejarah homoseksualitas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Baris 48:
Hubungan yang dimiliki oleh tokoh-tokoh terkemuka, seperti Raja [[James I dari Inggris]] dengan [[George Villiers|Adipati Buckingham]], kerap menjadi sorotan. Pemberitaan tentang hubungan mereka tersebar di jalan-jalan dalam selebaran anonim bertuliskan: "Dunia ini b'rubah, entah gimana, sekarang pria mencumbu pria, tidak lagi wanita; ...Raja James I dan Buckingham: Benar adanya, ia telah melepaskan diri dari dekapan sang istri demi bermesraan dengan Ganimede tercintanya "(Mundus Foppensis, atau The Fop Display'd, 1691).
 
''Love Letters Between a Certain Late Nobleman and the Famous Mr. Wilson'' diterbitkan tahun 1723 di Inggris dan dianggap sebagai novel oleh beberapa pemikir modern. Pada novel populer, ''[[Fanny Hill]]'', edisi 1749 karya [[John Cleland]], terdapat adegan homoseksual, tapi konten tersebut dihapuskan pada edisi tahun 1750. Pada era perjuangan awal homoseksualitas di Inggris, sekitar tahun 1749, [[Thomas Cannon]] menerbitkan sebuah buku berjudul ''Ancient and Modern Pederasty Investigated and Exemplified'', tapi segera ditarik dari peredaran. Termasuk isi dalam buku yang menyebutkan, "Hasrat Tidak Wajar adalah Sebuah Istilah yang Kontradiktif; Sangat Tidak Masuk Akal. Hasrat adalah Dorongan Kasih Sayang yang Datang dari Bagian Terdalam Seorang Manusia."<ref>Gladfelder, Hal (May 2006) ''In Search of Lost Texts: Thomas Cannon's 'Ancient and Modern Pederasty Investigated and Exemplified"'', Institute of Historical Research</ref> Sekitar tahun 1785, [[Jeremy Bentham]] menulis pembelaan yang lain, tapi tidak pernah diterbitkan sampai tahun 1978.<ref>Journal of Homosexuality (ISSN 0091-8369) Volume: 3 Issue: 4 , Volume: 4 Issue: 1</ref> Sementara itu, penghukuman mati untuk kasus-kasus sodomi terus berlanjut di Belanda hingga tahun 1803, dan di Inggris hingga 1835.
 
Antara tahun 1864 dan 1880 [[Karl Heinrich Ulrichs]] menerbitkan sebuah buku yang terdiri dari dua belas traktat, berjudul ''Research on the Riddle of Man-Manly Love''. Pada tahun 1867, Ulrichs menjadi pria homoseksual pertama yang secara terbuka membela homoseksualitas dengan mengajukan resolusi untuk mendesak pencabutan Undang-Undang Anti-Homoseksual di [[Kongres Pakar Hukum Jerman]] di [[Munich]]. Buku berjudul ''Sexual Inversion'' karya [[Havelock Ellis]], terbit pada tahun 1896, menantang teori yang menyatakan homoseksualitas adalah keabnormalan beserta stereotip-stereotip yang direkatkan pada individu-individu homoseksual, dan ia juga menekankan pada keberadaan homoseksualitas yang tersebar dimana-mana dengan prestasi intelektual dan prestasi di bidang seni.<ref name=sexualinversion>{{citation |title=Sexual Inversion |first=Havelock |last=Ellis |first2=John Addington |last2=Symonds |year=1975 |publisher=Arno Press |isbn=0405073631}} (reprint)</ref> Meskipun jurnal medis seperti ini (yang ditulis sebagian dalam bahasa Latin untuk mengaburkan rincian isi berbau seksual) tidak secara luas dibaca oleh masyarakat umum, tapi hal ini menjadi tonggak munculnya [[Komite Humanitarian Ilmiah]] [[Magnus Hirschfeld]] yang berkampanye selama tahun 1897-1933 melawan [[Paragraf 175|hukum anti-sodomi di Jerman]], serta sebuah gerakan informal tersembunyi di kalangan intelektual dan penulis Inggris yang dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti [[Edward Carpenter]] dan [[John Addington Symonds]]. Bermula pada tahun 1894 dengan ''Homogenic Love'', aktivis dan penyair sosialis Edward Carpenter menulis sejumlah artikel dan pamflet pro-homoseksual, dan mengaku sebagai homoseksual dalam bukunya ''My Days and Dreams'' tahun 1916. Pada tahun 1900, [[Elisar von Kupffer]] menerbitkan sebuah antologi puisi homoseksual dari zaman kuno sampai eranya pada masa itu berjudul ''[[Lieblingminne Freundesliebe und in der Weltliteratur]]''. Tujuannya adalah untuk memperluas sudut pandang publik terhadap homoseksualitas yang selama ini dipandang hanya sebagai masalah kedokteran dan biologi, tetapi juga dapat ditinjau sebgai kajian etika dan budaya. Sebagai bentuk penentangannya, [[Reich Ketiga]] menargetkan orang-orang LGBT dalam peristiwa [[Holocaust]].