Idulfitri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler menghilangkan referensi [ * ]
Menolak perubahan teks terakhir (oleh 116.206.29.92) dan mengembalikan revisi 16897203 oleh Diki Ananta
Baris 45:
 
=== Doa atau ucapan pada Idulfitri ===
Di Indonesia sering mengucapkan doa ''[[Minal 'Aidin wal-Faizin]]'', sebenarnya itu adalah [[tradisi]] masyarakat Asia Tenggara. Menurut sebagian besar [[ulama]] ucapan tersebut ditidaklah berdasar dari ucapan dari [[Nabi]] [[Muhammad|Muhammad saw]]. Perkataan ini mulanya berasal dari seorang [[penyair|pensyair]] pada masa [[Al-Andalus]], yang bernama Shafiyuddin Al-Huli, ketika dia membawakan [[syair]] yang konteksnya mengisahkan dendang [[wanita]] pada [[hari raya]].<ref>''Dawawin Asy-Syi’ri Al-’Arabi ‘ala Marri Al-Ushur, 19:182.''</MITHAref>
 
Adapun ucapan yang disunnahkan olehnya adalah ''Taqabbalallahu minna wa minkum'' ("Semoga Allah menerima amal kami dan kalian") atau ''Taqabbalallahu minna waminkum wa ahalahullahu ‘alaik '' ("Semoga Allah menerima (amalan) dari kami dan darimu sekalian dan semoga Allah menyempurnakannya atasmu" dan semisalnya.”) dan semisalnya.<ref>[[Muhammad bin Ziyad]], berkata: "Ketika itu aku bersama Abu Umamah Al-Bahili radhiallahu anhu dan sebagian sahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam yang lain, lalu apabila mereka pulang sebagian mengucapkan kepada sebagian lainnya: (Taqabbalallahu minna waminkum) (Semoga Allah menerima amal kami dan kalian), Imam [[Ahmad bin Hanbal]] berkata: "Sanadnya baik." Dari [[Ibnu At-Turkimani]] dalam kitabnya ''Al-Jauhar An-Naqiy Hasyiah Al-Baihaqi'' (3/320-321).</ref><ref>Syeikh Al-Albani rahimahullah dalam kitab ''Tamamul Minnah'' (356).</ref><ref>Ibnu Qudamah dalam kitab ''Al-Mughni'' (2/259).</ref><ref>Al-Ashbahani dalam kitabnya ''At-Targhib Wa At-Tarhib'' (1/251).</ref>