Partai Komunis Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
(nama pengguna dihapus)
k Mengubah tingkat perlindungan untuk "Partai Komunis Indonesia": 4. Halaman dengan lalu lintas tinggi: alasan keamanan ([Sunting=Hanya untuk pengurus] (selamanya) [Pindahkan=Hanya untuk pengurus] (selamanya)) [runtun]
(nama pengguna dihapus)
k (ringkasan suntingan dihapus)
Baris 68:
PKI muncul kembali di panggung politik setelah [[Jepang]] menyerah pada tahun 1945, dan secara aktif mengambil bagian dalam perjuangan kemerdekaan dari Belanda. Banyak unit bersenjata berada di bawah kontrol atau pengaruh PKI. Meskipun milisi PKI memainkan peran penting dalam memerangi Belanda, Presiden Soekarno khawatir bahwa semakin kuatnya pengaruh PKI akhirnya akan mengancam posisinya. Selain itu, pertumbuhan PKI bermasalah sektor sayap kanan lebih dari pemerintahan Indonesia serta beberapa kekuatan asing, khususnya semangat penuh anti-komunis dari [[Amerika Serikat]]. Dengan demikian hubungan antara PKI dan kekuatan lain yang juga berjuang untuk kemerdekaan pada umumnya berjalan sengit.
 
Pada Februari 1948 PKI dan [[Partai Sosialis Indonesia|Partai Sosialis]] membentuk front bersama, yaitu [[Front Demokrasi Rakyat]]. Front ini tidak bertahan lama, tetapi Partai Sosialis kemudian bergabung dengan PKI. Pada saat itu milisi [[Pesindo]] berada di bawah kendali PKI.
 
Pada tanggal 11 Agustus 1948 [[Musso]] kembali ke Jakarta setelah dua belas tahun di Uni Soviet. Politibiro PKI direkonstruksi, termasuk [[D.N. Aidit]], [[M.H. Lukman]] dan [[Njoto]]. Pada 5 September 1948 dia memberikan pidato anjuran agar Indonesia merapat kepada Uni Soviet. Dan anjuran itu berujung pada peristiwa pemberontakan PKI di Madiun, Jawa Timur.