Peristiwa Memali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hanamanteo (bicara | kontrib)
+
Hanamanteo (bicara | kontrib)
+
Baris 60:
Pendukung-pendukung Ibrahim mulai mengatur pengawalan di sekeliling rumahnya, yang dikendalikan oleh suatu kumpulan beranggotakan 20 orang bersenjata yang mereka sebut Kumpulan Mujahidin atau Kumpulan Jihad. Kumpulan ini didirikan pada Maret 1985 dan diketuai oleh Yusof.{{sfn|Pemerintah Malaysia|1986|p=10}} Walau begitu, kepolisian tetap berusaha menangkap Ibrahim, termasuk meminta Ibrahim menyerahkan diri. Pada 8 September 1984, kepolisian telah menghubungi kawan akrab Ibrahim di Pondok Lanai, Baling untuk memintanya membujuk Ibrahim menyerahkan diri, tetapi nasihatnya tidak digubris Ibrahim. Kepolisian telah meminta kerja sama dengan Ismail pada 23 September 1984, Mahmood bin Hanafi pada 2 Oktober 1984, seorang tokoh terpenting PAS Kedah pada 8 Juni 1985, tetapi semua upaya tersebut gagal. Upaya tersebut diulangi lagi pada 10 November 1985 lewat kenalan lama Ibrahim, tetapi ia dihalang-halangi memasuki rumah Ibrahim oleh oleh pengawal rumah itu.{{sfn|Pemerintah Malaysia|1986|p=10−11}} Ayah Ibrahim, Mahmud bin Hanafi, juga telah menasihati anaknya untuk menyerahkan diri.{{sfn|Pemerintah Malaysia|1986|p=11}}
 
Pada 20 Oktober 1985, Ibrahim menghadiri sebuah ceramah yang diselenggarakan PAS Cabang Memali dan diikuti sekitar 2 ribu orang di Madrasah Islahiah Diniah. Ketika berangkat menghadiri ceramah, Ibrahim diarak anggota pengawal bersenjata sambil meneriakkan takbir. Pada saat yang sama, kepolisian menahan sebuah van yang membawa dua senjata di Weng, Baling. Kepolisian merampas senjata itu, tetapi mengizinkan pengemudi membawa kendaraannya. Mobil patroli yang bergerak menuju Memali ditahan dan diadang sekitar 200 orang bersenjata tajam di dekat rumah Ibrahim. Mereka memaksa kepolisian menyerahkan dua senjata yang dirampas, disertai ancaman penyerangan terhadap kepolisian. Semasa itu, 10 polisi yang mengawal lalu lintas ditawan oleh sekitar 20 orang bersenjata tajam. Untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan, kepolisian berkomunikasi dengan mereka dan menyerahkan semua senjata kepada mereka. Selepas kejadian itu, pengawalan rumah Ibrahim semakin diperketat.{{sfn|Pemerintah Malaysia|1986|p=12−13}}
 
Kumpulan Mujahidin bukan hanya menantang dan menghalangi kepolisian menjalankan tugas mereka, tetapi juga bercita-cita menggulingkan pemerintahan dengan kekerasan. Rencana penggulingan kekuasaan telah ada sejak awal April 1985.{{sfn|Pemerintah Malaysia|1986|p=13}}
 
== Catatan kaki ==