Adam Malik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
ok
Baris 79:
Pada tahun 1934-1935, ia memimpin [[Partai Indonesia]] (Partindo) [[Pematang Siantar]] dan [[Medan]]. Pada tahun 1940-1941 menjadi anggota Dewan Pimpinan Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) di Jakarta. Pada 1945, menjadi anggota Pimpinan Gerakan Pemuda untuk persiapan Kemerdekaan Indonesia di Jakarta.
 
Di zaman [[penjajahan Jepang]], Adam Malik juga aktif bergerilya melawan [[Kekaisaran Jepang|Pemerintahan Jepang]] dalam gerakan pemuda memperjuangkan kemerdekaan. Menjelang 17 Agustus 1945, bersama [[Sukarni]], [[Chaerul Saleh]], dan [[Wikana]], ia pernah membawa [[Bung Karno]] dan [[Bung Hatta]] ke [[Rengasdengklok]] untuk [[proklamasi Kemerdekaan Indonesia|memproklamasikan kemerdekaan Indonesia]]. Demi mendukung kepemimpinan Soekarno-Hatta, ia menggerakkan rakyat berkumpul di [[lapangan Ikada]], Jakarta.
 
Mewakili kelompok pemuda, Adam Malik sebagai pimpinan Komite Van Aksi, terpilih sebagai Ketua III [[Komite Nasional Indonesia Pusat]] (1945-1947) yang bertugas menyiapkan susunan pemerintahan. Selain itu, Adam Malik adalah pendiri dan anggota [[Partai Rakyat]], pendiri [[Partai Murba]], dan [[DPR|anggota parlemen]]. Tahun 1945-1946 ia menjadi anggota Badan Persatuan Perjuangan di Yogyakarta. Kariernya semakin menanjak ketika menjadi Ketua II Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), sekaligus merangkap jabatan sebagai anggota Badan Pekerja KNIP. Pada tahun 1946, Adam Malik mendirikan Partai Rakyat, sekaligus menjadi anggotanya. 1948-1956, ia menjadi anggota dan Dewan Pimpinan Partai Murba. Pada tahun 1956, ia berhasil memangku jabatan sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR-RI) yang lahir dari hasil [[Pemilu 1955|pemilihan umum]].