Kwan Im: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Affirda (bicara | kontrib)
Copyedit menambah dan menghapus beberapa kata
Baris 20:
 
<!-- [[Berkas: Putuoshan_guanyin.JPG|thumb|right|Patung Kwan Im di dekat [[Shanghai]]]] untuk sementara disembunyikan -->
'''Kwan Im''' ([[Hanzi]]: 觀音; [[Pinyin]]: '''''Guān Yīn''''') adalah translasi dari Avalokitesvara [[Bodhisatwa|Bodhisattva,]] merupakan Bodhisatva Welas Asih. ([[Hanzi]]: 大慈大悲;[[Pinyin]]: Da Ci Da Bei) Kwan Im sendiri adalah dialek [[Hokkian]] dan [[Hakka]] yang dipergunakan mayoritas komunitas [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa di Indonesia]]. Nama lengkap dari Kwan Im adalah ''Kwan She Im Phosat'' (Hanzi: 觀世音菩薩, pinyin: ''Guan Shi Yin Pu Sa'') yang merupakan terjemahan dari nama aslinya dalam [[bahasa Sanskerta]], ''Avalokiteśvara''.
 
Dalam [[bahasa Jepang]], Kwan Im disebut ''Kannon''' (観音) atau secara resmi ''Kanzeon'' (観世音). Dalam [[bahasa Korea]] disebut ''Gwan-eum'' atau ''Gwanse-eum'', dan dalam [[bahasa Vietnam]] ''Quán Âm'' atau ''Quan Thế Âm Bồ Tát''.
 
''[[Awalokiteswara|Avalokitesvara]]'' sendiri asalnya digambarkan berwujud laki-laki di [[India]], begitu pula pada masa menjelang dan selama [[Dinasti Tang]] (tahun [[618]]-[[907]]). Namun pada awal [[Dinasti Song]] ([[960]]-[[1279]]), berkisar pada abad ke 11, beberapa dari pengikut melihatnya sebagai sosok wanita yang kemudian digambarkan dalam para seniman. Perwujudan Kwan Im sebagai sosok wanita lebih jelas pada masa [[Dinasti Yuan]] ([[1206]]-[[1368]]). Sejak masa [[Dinasti Ming]], atau berkisar pada abad ke 15, Kwan Im secara menyeluruh dikenal sebagai wanita.<ref>Kuan-Yin: ''the Chinese transformation of Avalokiteśvara'', ditulis oleh Chun-fang, Yu tahun 1938, Penerbit: Columbia University Press, ISBN 0-231-12028-1 </ref>
 
== Sejarah ==
'''Kwan Im''' pertama diperkenalkan ke [[Tiongkok]] pada abad pertama SM, bersamaan dengan masuknya [[agama Buddha]]. Pada [[abad ke-7]], Kwan Im mulai dikenal di [[Korea]] dan [[Jepang]] karena pengaruh [[Dinasti Tang]]. Pada masa yang sama, [[Tibet]] juga mulai mengenal Kwan Im dan menyebutnya dengan nama ''Chenrezig''. [[Dalai Lama]] sering dianggap sebagai reinkarnasi dari Kwan Im di dunia.
 
Istiilah ''Avalokitesvara'' diterjemahkan oleh Kumarajiva menjadi Guanshiyin.<ref>{{Cite web}}</ref> Kemudian di singkat menjadi Guanyin karena kata shi 世 sama dengan kata shi 世 dari nama Li Shimin 李世民 (598-649 CE) atau kaisar Tang Taizong 唐太宗. Persamaan ini tabu bagi kaisar.
 
Pengertian Avalokitesvara Bodhisattva dalam [[bahasa Sanskerta]] adalah:
Baris 52:
Ketiga tekanan budaya paternalistik sehingga kaum perempuan memerlukan satu figur dewi perempuan yang bisa melindungi dan mengayomi mereka.
 
Rakyat jelata Tiongkok atau yang mayoritas memeluk kepercayaan rakyat (Chinese folk religion) sering menyebutdisebut dengan sebutan ''niang-niang'' 娘娘 atau ''ma'' 嫲 ( zaman sekarang ini digunakan kata ''ma'' 媽.<ref>http://web.budaya-tionghoa.net/index.php/item/13-dewa-dewi-pantheon-tiongkok<nowiki/>{{Cite web}}</ref>
 
Taoisme kemudian menyebut Guanyin adalah Cihang Dashi 慈航大士 atau Cihang Zhenren 慈航真人, Salah satu sumber tentang ini adalah ''Lidai Shenxian Tongjian'' 历代神仙通鉴 (Catatan saksama dewa-dewi dalam sejarah) atau yang dikenal dengan nama lain ''Sanjiao Tongyuanlu 三''教同原录 (Catatan tiga ajaran/agama bersumber yang sama). Buku itu ditulis oleh Xu Dao 徐道 dan Cheng Yuqi 程毓奇 pada akhir dinasti Ming(1368-1644) dan awal dinasti Qing ( 1644-1912 ) .