Hanya dalam waktu singkat setelah merger, Indomobil dan Grup Salim pun harus diterjang badai [[krisis finansial Asia 1997|krisis moneter 1997-1998]]. Awalnya memiliki visi ambisius seperti menginvestasikan dana US$ 130 juta,<ref name=Salim21/> sudah meraih agen tunggal [[Audi]] dan [[Ssangyong]], hendakingin membantu perakitan mobil [[Timor Putra Nasional|Timor]] serta hendak merakit [[mobil mewah]] [[Porsche 911]] di Indonesia,<ref>[https://jawawa.id/newsitem/indomobil-to-build-porsche-911-1447893297 JP/Indomobil to build Porsche 911]</ref> Indomobil pun harus merugi karena penjualannya menurun (dari 386.691 ke 58.321 untuk mobil dan 1,8 juta ke 517.594 untuk motor) pada 1997-1998, mengalami kerugian Rp 717 miliar pada 1998, serta harus merugi karena anjloknya mata uang asing sebesar Rp 1 triliun.<ref name=Salim21/><ref name=Salim211>[https://www.thefreelibrary.com/THE+INDOMOBIL+GROUP%3A+DEPENDENT+ON+INTERVENTION+OF+FUNDS+FROM+OUTSIDE.-a055849807 THE INDOMOBIL GROUP: DEPENDENT ON INTERVENTION OF FUNDS FROM OUTSIDE.]</ref> Hal tersebut membuat Indomobil hampir kolaps. Untuk membantu keuangannya, Indomobil berusaha menjajaki berbagai calon investor baru, entah dari ''partner''-nya selama ini dari Jepang atau [[Ford Motor Company|Ford]].<ref name=Salim211/> Selain itu, pada 1999, Grup Salim juga membeli [[obligasi konversi]] dari Indomobil sebanyak Rp 337 miliar untuk menutupi hutangnya.<ref>[https://jawawa.id/newsitem/salim-group-to-take-over-debts-of-indomobil-1447893297 JP/Salim Group to take over debts of Indomobil]</ref> Tidak hanya itu juga, Indomobil terpaksa menjual hak agen dan pabrik Suzuki kepada pemiliknya di Jepang, yang walaupun merugikan karena Suzuki cukup mendominasi penjualan Indomobil namun harus dilakukan demi menyehatkan perusahaan.<ref name=Salim14/><ref>[https://books.google.co.id/books?id=-_wVAQAAMAAJ&q=indomobil+1998&dq=indomobil+1998&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjYvKWIlcb3AhVGwjgGHQ_rAh44ChDoAXoECAsQAg Globe Asia, Volume 1,Masalah 2-5]</ref>
