Setelah kemenangankekalahan besar umatpasukan IslamPersia di [[Pertempuran Al-QadisiyyahNahawand]], Ashim bin Amr diperintahkan untuk pergi ke [[Sijistan]]<ref>https://books.google.co.id/books?id=mr_cDwAAQBAJ&pg=PA282&dq=ashim+bin+amr+at+tamimi&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwjsy5X-y-T6AhXhgeYKHRMNDoUQ6AF6BAgOEAM#v=onepage&q=ashim%20bin%20amr%20at%20tamimi&f=false</ref> dan bentrok dengan pengikut setia Khosrow, raja Persia. Ia mengalahkan mereka dan kemudian mengejarnya sampai mereka dikepung di sebuah benteng bernama Bazarang. Mereka kemudian meminta perdamaian dan Ashim memilih berdamai setelah mereka setuju untuk membayar upeti.<ref>Ibnul Atsir al-Jazari - Al-Kamil fi at-Tarikh, jilid 3 hlm 44.</ref>