Konten dihapus Konten ditambahkan
TheriusO94 (bicara | kontrib)
TheriusO94 (bicara | kontrib)
Baris 156:
Bertepatan dengan ulang tahun ke-4, tepatnya tanggal 24 Agustus [[1993]], RCTI akhirnya baru bisa melakukan siarannya secara nasional. Izin siaran nasional (bernomor 205/RTF/K/I/1993)<ref>[https://books.google.co.id/books?id=_IGWDwAAQBAJ&pg=PA32&dq=207/RTF/K/I/1993&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwinr4-c0Mv7AhXxlOYKHRI5DbQQ6AF6BAgIEAI#v=onepage&q=207%2FRTF%2FK%2FI%2F1993&f=false Dasar-dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi, Operasional, dan Regulasi: Edisi 2]</ref> yang didapatkan pada 30 Januari 1993 ini muncul sebagai akibat dari SK Menpen 04A/1993 pada 18 Januari 1993. Setelah izin siaran nasional itu didapatkan, RCTI cepat berekspansi dengan membangun puluhan stasiun transmisi di berbagai daerah seperti [[Yogyakarta]], [[Jayapura]], [[Solo]], [[Semarang]], [[Banjarmasin]], [[Batam]], [[Pontianak]] dan berbagai kota lainnya di Indonesia selama beberapa tahun ke depan.<ref name="TVJakarta"/><ref>[https://forum.detik.com/acara-televisi-jadul-t59526p61.html Gelombang nasional untuk televisi swasta]</ref> Program-programnya pun kemudian terus berkembang, dari yang awalnya didominasi acara impor, menjadi program lokal, terutama [[sinetron]] yang sampai saat ini masih menjadi andalan RCTI (ditambah acara lain seperti [[kuis]], [[olahraga]], [[serial animasi]] anak-anak, dan lainnya).<ref>[https://books.google.co.id/books?id=ecxgAAAAQBAJ&pg=PA171&dq=rcti+foreign+programmes&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiw_sCE0af0AhWEWHwKHVYoA9cQ6AF6BAgKEAM#v=onepage&q=rcti%20foreign%20programmes&f=false Watching Si Doel: Television, Language and Identity in Contemporary Indonesia]</ref> Target pasarnya menargetkan segala kelompok (meskipun lebih condong ke kelas atas), dan cukup sering menjadi televisi No. 1 di Indonesia dalam soal ''rating''.<ref>[https://web.archive.org/web/19970618235301/http://www.rcti.co.id/Ratings/AuShare9501-9702.html National TV Audience Share Development]</ref><ref>[https://books.google.co.id/books?id=hc0iPGmsXu4C&q=rcti+foreign+programmes&dq=rcti+foreign+programmes&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiw066r0qf0AhWYwzgGHRTzCRI4ChDoAXoECAoQAw Mass Media in Selected Muslim Countries]</ref>
 
Sempat tercatat mengalami kerugian hingga Rp 90 miliar akibat [[krisis finansial Asia 1997|krisis ekonomi di akhir 1990-an]] yang memaksanya melakukan perubahan manajemen, konsolidasi dan restrukturisasi,<ref>[https://forum.detik.com/acara-televisi-jadul-t59526p435.html RCTI TELITI ULANG PANGSA PASAR]</ref> RCTI berhasil memperbaiki kondisinya, dan di tanggal 24 Agustus [[2000]] yang menandai usianya yang ke-11, RCTI resmi berganti [[logo]] baru yang menggambarkan penampilan dan semangat baru. Perubahan logo ini juga diiringi dengan penempatan logo yang diubah dari posisi semula di pojok kanan atas menjadi di pojok kiri atas seperti yang diterapkan oleh [[MNCTV|TPI]], [[ANTV]] dan [[Indosiar]]. Sejak 1 Februari 2000 juga, RCTI telah mengganti sistem penyiarannya dari analog menjadi digital. Hingga awal tahun [[2001]], RCTI memiliki 47 stasiun transmisi di seluruh Indonesia, setelah transmisi di [[Kotabaru]], [[Kalimantan Selatan]] diresmikan pada 10 Februari di tahun tersebut.<ref name=napak>[https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/97/jbptunikompp-gdl-s1-2007-ekowahyusa-4820-bab-i.doc NAPAK TILAS]</ref> Belakangan, agar dapat memenuhi kewajiban siaran lokal sesuai [[Undang-Undang Penyiaran|UU Nomor 32 Tahun 2002]], pada tahun 2010 RCTI membentuk setidaknya 14 'anak' perusahaan yang tersebar di seluruh Indonesia untuk menjalankan transmisi daerahnya tersebut.<ref>{{Cite news|last=Rusla |year=2010 |title=RCTI Targetkan Siaran Lokal 10 Persen |url=https://www.antaranews.com/berita/174646/rcti-targetkan-siaran-lokal-10-persen |work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]] |access-date=11 Agustus 2021|editor-last=Burhani |editor-first=Ruslan }}</ref>
 
Mulai 7 November 2021, siaran RCTI resmi dihapus dari platform ''[[televisi internet|streaming]]'' lain selain yang berafiliasi ([[RCTI+]] dan [[Vision+]]) dengan maksud untuk harmonisasi konten maupun pengembangan aset digital yang dimiliki oleh grup.<ref>{{Cite news|last=Hafiyyan |year=2021 |title=Hary Tanoe Tutup Hak Siar RCTI di Platform OTT Selain Grup MNC |url=https://market.bisnis.com/read/20211105/192/1462543/hary-tanoe-tutup-hak-siar-rcti-di-platform-ott-selain-grup-mnc |work=[[Bisnis Indonesia|Bisnis.com]] |access-date=05 November 2021|editor-last=Nabila |editor-first=Mutiara }}</ref> Akan tetapi, hal tersebut lebih disebabkan oleh faktor kesuksesan ''[[Ikatan Cinta]]'' dan acara tersebut mampu meraup lebih banyak penonton di platform pesaing yaitu [[Vidio]] dan sejenisnya sehingga penutupan tersebut dilakukan. Tidak hanya kali ini saja RCTI berupaya untuk "menjegal" pesaingnya, sebelumnya RCTI juga menggugat [[televisi berlangganan]] lain yang menayangkan konten secara ilegal seperti Ninmedia (sekarang [[Kugosky]]) dan Matrix TV (sekarang bergabung dengan [[Nex Parabola]]).