Nicolaas Jouwe: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Cy.4.1 |
||
Baris 78:
Nicolaas Jouwe adalah pemimpin [[Papua]] yang terpilih sebagai wakil presiden dari [[Dewan Nugini]] yang mengatur koloni [[Belanda]], [[Nugini Belanda]]. Sementara itu yang bertindak sebagai presiden dari Dewan Nugini adalah seorang pegawai negeri Belanda, Frits Sollewijn Gelpke, Jouwe adalah politisi Papua yang mendapat jabatan tertinggi di koloni tersebut. Jouwe meninggalkan Papua dan pergi ke Belanda, disana ia menetap di kota [[Delft]]. Dia bersumpah tidak akan pernah kembali ke tanah kelahirannya jika masih diduduki oleh Indonesia, tetapi pada tahun 2010 ia kembali ke [[Papua bagian barat|Papua Barat]] dan kembali menjadi [[WNI]].<ref name="WNI">[http://m.antaranews.com/berita/1273939697/tokoh-organisasi-papua-merdeka-kembali-jadi-wni Tokoh Organisasi Papua Merdeka Kembali Jadi WNI] ''ANTARANEWS.COM'' 15 Mei 2010</ref> Pada saat itu Jouwe berubah dari seorang yang pro-kemerdekaan Papua menjadi pro-Indonesia.
== [[Biografi]] negarawan papua dan papua barat ==
Nicolaas Jouwe, Johan Ariks, Markus dan [[Frans Kaisiepo]] adalah mantan anggota Kempeitai selama penjajahan Jepang. Pada tahun 1945, namanya terdaftar menjadi siswa sekolah pamong praja bawahan Atmoprasojo yang didirikan Van Eechoud, bersama [[Frans Kaisiepo]], Lukas Rumkoren, Yan Waromi, Cornelis Krey, Marthen Indey, [[Silas Papare]], G. Saweri, Samuel D. Kawab.<ref name="Lumintang 2018 pp. 47–60">{{Cite journal |last=Lumintang |first=Onie M. |date=2018 |title=The Resistance of People in Papua (1945–1962) |url=https://ejournal.upi.edu/index.php/historia/article/view/12221 |url-status=live |journal=Historia: Jurnal Pendidik Dan Peneliti Sejarah |volume=10 |issue=2 |pages=47–60 |doi=10.17509/historia.v10i2.12221 |doi-broken-date=28 February 2022}}</ref> pada tanggal 31 August 1945, saat ulang tahun Ratu Belanda Wilhelminna di Bosnik (Biak Timur), dia bersama Corinus Krey, Frans Kaisepo, Marcus Kaisepo bersama tokoh-tokoh lainnya merayakan kemerdekaan Indonesia di rumah Lukas Rumkorem. Pada tahun 1945, Jouwe juga merupakan anggota Komite Indonesia Merdeka (KIM) yang dipimpin Dr. J.A. Gerungan lalu [[Marthen Indey]] yang berpusat di Abepura. Namun ia keluar saat kecewa KIM berubah menjadi Partai Indonesia Merdeka (PIM).<ref name="Damarjati 2018">{{Cite news| last=Damarjati | first=Danu | title=Nicolaas Jouwe: Muda Bikin Bintang Kejora OPM, Tua Dukung NKRI |work=[[Detik.com|detikcom]] | date=2018-12-15 | url=https://news.detik.com/berita/d-4345286/nicolaas-jouwe-muda-bikin-bintang-kejora-opm-tua-dukung-nkri | language=id | access-date=2022-03-10}}</ref> Pada tahun 1947, Jouwe bersama Markus Kaisepo terlibat perbedaan pendapat dengan ketua PKII, [[Silas Papare]], akibatnya Papare pindah ke Jawa.<ref name="Kemdikbud 1983 p.65-67">{{Cite book |last1=John Patiara |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/14100/1/Sejarah%20perlawanan%20terhadap%20imperialisme%20dan%20kolonialisme%20di%20daerah%20irian%20jaya.PDF |title=Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialis dan Kolonialisme di Daerah Irian Jaya |last2=Herman Renwarin |last3=Bondan Soedharto |last4=M. Palangan |date=1983 |publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan |location=Jakarta |page=65–67 |language=id |archive-url=https://web.archive.org/web/20211103155243/http://repositori.kemdikbud.go.id/14100/1/Sejarah%20perlawanan%20terhadap%20imperialisme%20dan%20kolonialisme%20di%20daerah%20irian%20jaya.PDF |archive-date=3 November 2021 |url-status=live |via=Kemdikbud}}</ref>
|