Kesultanan Samudera Pasai: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Herryz (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh Orangpadaeng (bicara) ke revisi terakhir oleh AABot
Tag: Pengembalian
Kanzcech (bicara | kontrib)
Baris 90:
Raja Iskandar, anak dari Raja Semudra Pasai dibawa oleh Cheng Ho pada tahun 1412 untuk mengunjungi Tiongkok dan datang menghadap Maharaja Tiongkok. Sesampainya di Tiongkok, Raja Iskandar meninggal terbunuh. Semenjak itu, jaranglah terdengar hubungan antara Pasai dan Tiongkok. Kunjungan terakhir Pasai ke Tiongkok tercatat pada tahun 1434.
 
Sementara itu, Malaka mulai naik, sedangkan Pasai mulai turun. Pelabuhan Pasai berangsur sepi, pantainya mulai dangkal, kapal-kapal telah lebih banyak berlabuh di pelabuhan Malaka. Sejak saat itu, pusat kegiatan Islam pindah dari Pasai ke Malaka. Banyak juga warga Samudra Pasai yang meninggalkan kampung halamannya setelah datang serangan dari Portugis, pada 1521, Maka. Sejak saat itu, semakin banyak warga Pasai yang pergi merantau ke Tanah Jawa, terutama ke Jawa Timur, lalu menetap di sana, ke pusat kekuasaan Majapahit.
 
Salah seorang warga Pasai yang datang ke Jawa adalah [[Fatahillah|Faletehan]] (Fatahillah / Syarif Hidayatullah). Ia merantau ke pulau Jawa karena negerinya diserang Portugis. Di Jawa, ia berkarir sebagai panglima perang [[Kesultanan Demak]] yang berhasil mengalahkan kerajaan [[Kerajaan Galuh|Galuh]] dan [[Pakwan Pajajaran|Pajajaran]]. Hingga akhirnya, ia sukses mendirikan kesultanan [[Kesultanan Banten|Banten]] dan [[Kesultanan Cirebon|Cirebon]]. Fatahillah juga sukses mengalahkan pasukan Portugal di Sunda Kelapa dengan gabungan pasukan Demak-Cirebon pada 22 Juni 1527. Hari itu kemudian diperingati sebagai hari lahir Kota Jakarta.<ref>{{Cite web|last=Ahsan|first=Ivan Aulia|title=Sejarah HUT Jakarta & Benarkah Fatahillah Membantai Rakyat Betawi?|url=https://tirto.id/sejarah-hut-jakarta-benarkah-fatahillah-membantai-rakyat-betawi-crhj|website=tirto.id|language=id|access-date=2023-07-30}}</ref><ref>{{Cite web|title=Keturunan Fatahillah, Pendiri Kota Jakarta|url=https://www.historyofcirebon.id/2018/12/keturunan-fatahillah-pendiri-kota.html|website=Sejarah Cirebon|language=id|access-date=2023-07-30}}</ref>
 
Salah seorang warga Pasai yang datang ke Jawa adalah Fatelehan (Fatahillah / Syarif Hidayatullah). Ia merantau ke Jawa karena negerinya diserang Portugis. Di Jawa, ia berkarir sebagai panglima perang Demak, untuk mengalahkan Galuh dan Pajajaran. Hingga akhirnya, ia sukses mendirikan Banten dan Cirebon.