Tan De Seng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Cun Cun (bicara | kontrib)
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
Baris 20:
Sejak kecil, Tan De Seng memang lahir dari keluarga [[pedagang]], namun juga mencintai [[kesenian]]. Selain berdagang, ayah Tan De Seng juga seorang [[seniman]] sekaligus [[shinse]] yang mahir dalam [[seni lukis]] dan juga handal dalam memainkan berbagai macam [[instrumen]] [[seni musik]]. Dari delapan bersaudara, Tan De Seng dan kakaknya, Tan De Tjeng memiliki ketertarikan dan kemahiran pada [[seni]], seperti sang ayah.<ref name=":0" />
 
Pada usia 16 tahun, Tan De Seng sempat pergi ke [[Kota Palembang]], [[SumatraSumatera Selatan]], di sana ia mengikuti ayahnya untuk menjadi seorang [[pedagang]]. Saat berada di [[Palembang]], Tan De Seng banyak mendengarkan [[musik]] dari stasiun [[Radio Republik Indonesia]], uniknya yang ia dengarkan adalah musik-musik [[Sunda]]. Saat mendengarkan musik-musik dari tempat kelahirannya itu ia merasa rindu pada [[Bandung]], sejak saat itulah Tan De Seng mulai menaruh perhatian pada dunia [[musik]], terutama [[Musik|musik-musik]] [[Sunda]]. Kecintaanya pada [[Musik|musik-musik]] [[Sunda]] itu pula yang mendorongnya kembali untuk pulang ke [[Jawa Barat]].<ref name=":1" /><ref name=":0" />
 
Tan De Seng juga kemudian memutuskan untuk menjadi [[mualaf]] dan mengganti namanya menjadi Mohamad Deseng. Keputusan Tan De Seng untuk menjadi [[mualaf]] mungkin ada hubungannya dengan masa kecilnya yang sangat tertarik dengan keindahan suara [[adzan]]. Bahkan karena sangat tertarik dengan keindahan [[adzan]], Tan De Seng sempat terharu saat mendengarkannya.<ref name=":0" /><ref name=":2" />