Abdullah bin Zubair: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aal12322 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Dikembalikan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
k Mengembalikan suntingan oleh Aal12322 (bicara) ke revisi terakhir oleh F1fans
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 49:
==Kehidupan awal dan karier==
===Keluarga===
Abdullah bin Zubair lahir di [[Madinah]] di [[Hijaz]] (Arab barat) pada Mei 624.<ref name="Gibb54">{{harvtxt|Gibb|1960|p= 54}}</ref> Dia adalah putra tertua [[Zubair bin Awwam]], seorang [[sahabat Muhammad]] dan seorang tokoh Muslim terkemuka.<ref name="Gibb54"/><ref name="Hasson549">{{harvtxt|Hasson|2002|p=549}}</ref> Dia berasal dari klan [[Bani Asad]] dari [[Quraisy]],<ref name="Gibb54"/><ref name="Hasson549"/> suku dominan di [[Makkah]], pusat perdagangan di Hijaz dan lokasi [[Ka'bah]], tempat suci paling suci dalam Islam. Nenek dari pihak ayah Ibnu Zubair adalah [[Shafiyyah binti Abdul Muthalib]], bibi dari pihak ayah Muhammad,<ref name="Hasson549"/> sedangkan ibunya adalah [[Asma' binti Abu Bakar]], putri dari [[khalifah]] pertama, [[Abu Bakar]] ({{reign|632|634}}), sekaligus saudara perempuan [[Aisyah]], istri Muhammad.<ref name="Gibb54"/> Menurut sejarawan abad kesembilan [[Ibnu Habib]] dan [[Ibnu Qutaibah]], Ibnu Zubair adalah anak pertama yang lahir dari kalangan [[Muhajirin]], yaitu mualaf paling awal yang masuk Islam dan diasingkan dari Makkah ke Madinah.<ref name="Gibb54"/> Hubungan sosial, kekerabatannya dengan Muhammad, dan keluarganya yang termasuk golongan pertama Muslim semuanya meningkatkan reputasi Ibnu Zubair saat ia dewasa.<ref name="Gibb54"/>
 
Ibnu Zubair memiliki sejumlah istri dan anak. Istri pertamanya adalah Tumadir binti Manzur bin Zabban bin Sayyar bin Amr dari [[Bani Fazarah]].<ref name="Elad335">{{harvtxt|Elad|2016|p=335}}</ref><ref name="Ahmed85">{{harvtxt|Ahmed|2010|p=85}}</ref> Dia dikaruniai putra sulung bernama Khubaib,{{efn|Maka Ibnu Zubair' memiliki ''[[kunya]]'' (julukan) "Abu Khubaib".<ref name="Ahmed85"/>}} dan putra-putra lainnya yaitu Hamzah, [[Abbad bin Abdullah bin Zubair|Abbad]], az-Zubair, dan Tsabit. <ref name="Elad335"/><ref name="Ahmed85"/> Istri Ibnu Zubair lainnya, Ummul Hasan Nafisah, adalah putri [[Hasan bin Ali|Hasan]] dan cucu khalifah keempat [[Ali]] ({{reign|656|661}}), yang melahirkan putri bernama Ruqayyah.<ref name="Elad335"/><ref>{{harvtxt|Ahmed|2010|p= 147}}</ref> Saudari Tumadir, Zajla, pernah menikah dengan Ibnu Zubair.<ref>{{harvtxt|Ahmed|2010|p=85}}, n. 404.</ref> Ia juga menikah dengan Aisyah, putri khalifah ketiga [[Utsman|Utsman bin Affan]] ({{reign|644|656}}),<ref name="Elad335"/><ref name="Elad335"/><ref name="Ahmed115">{{harvtxt|Ahmed|2010|p=115}}</ref> tetapi Ibnu Zubair menceraikan Aisyah setelah kelahiran putra mereka.<ref name="Ahmed115"/> Dari istri lainnya, Hantamah binti Abdurrahman, lahirlah 'Amir.<ref>{{harvtxt|Fishbein|1997|p=159}}, n. 676.</ref>