Pisau Ockham: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Cendy00 (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 2 pranala ditambahkan.
 
Baris 5:
 
== Sejarah ==
Frasa ''Pisau Occam'' belum muncul sebelum beberapa abad setelah kematian [[William dari Ockham|William Ockham]] pada 1347. [[Libert Froidmont]] dalam karyanya ''On Christian Philosophy of the Soul'' pertama kali mengungkapkan frasa tersebut, dengan disebut sebagai ''novacula occami''.<ref name="Sober 2015 4">{{Cite book|last=Sober|first=Elliott|year=2015|url=https://www.google.co.id/books/edition/Ockham_s_Razors/wTEZCgAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&printsec=frontcover|title=Ockam's Razor: A User's Manual|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-1107692534|pages=4|url-status=live}}</ref> William Ockham tidak menciptakan prinsip ini, tetapi sebutan "pisau" dapat mengacu pada kemampuan dan kemahiran Ochkam dalam menggunakan pisau.<ref>Roger Ariew, Ockham's Razor: A Historical and Philosophical Analysis of Ockham's Principle of Parsimony, 1976</ref> Prinsip ini dinyatakan dalam beberapa versi, tetapi yang paling populer adalah "Entitas jangan di diperbanyak tanpa diperlukan" (''Non sunt multiplicanda entia sine necessitate''), yang di populerkan pada 1639 oleh seseorang berkebangsaan Irlandia [[Ordo Fransiskus]] [[John Punch]] dalam komentarnya terhadap karya [[John Duns Scotus|Duns Scotus]].<ref name="commentary">Johannes Poncius's commentary on John Duns Scotus's ''Opus Oxoniense,'' book III, dist. 34, q. 1. in John Duns Scotus ''Opera Omnia'', vol.15, Ed. Luke Wadding, Louvain (1639), reprinted Paris: Vives, (1894) p.483a</ref>
 
=== Versi-versi sebelumnya ===
Asal muasal dari prinsip yang nantinya akan menjadi Pisau Occam bisa ditelusuri kembali ke karya karya ahli-ahli filsafat zaman dulu seperti John Duns Scotus (1265-1308), Robert Gorsseteste (1175-1253), Maimonides (Moses ben-Maimon, 1138-1204), dan [[Aristoteles|Aristotle]] (384-322 SM).<ref>Aristotle, ''Physics'' 189a15, ''On the Heavens'' 271a33. See also Franklin, ''op cit''. note 44 to chap. 9.</ref><ref>{{Cite journal|last=Charlesworth|first=M. J.|year=1956|title=Aristotle's Razor|journal=Philosophical Studies|volume=6|pages=105–112|doi=10.5840/philstudies1956606}}</ref> Aristotle menulis dalam karyakya, Posterior Analytics, "We may assume the superiority ''ceteris paribus'' [other things being equal] of the demonstration which derives from fewer postulates or hypotheses" yang dalam arti sederhana berarti "Kita bisa mengasumsikan bahwa penjelasan terbaik adalah penjelasan yang memiliki hipotesa paling sedikit". Ptolemy ( sekitar 90 M - sekitar 168 ) menyatakan, "We consider it a good principle to explain the phenomena by the simplest hypothesis possible." yang dalam arti sederhana berarti "Kita menganggap bahwa penjelasan terbaik akan sebuah kejadian adalah penjelasan yang hipotesanya paling sederhana".<ref name="Franklin">{{Cite book|last=Franklin|first=James|year=2001|title=The Science of Conjecture: Evidence and Probability before Pascal|publisher=The Johns Hopkins University Press|author-link=James Franklin (philosopher)}} Chap 9. p.&nbsp;241.</ref>
 
== Kegunaan dalam Kasus Nyata ==