A Vindication of the Rights of Woman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kim Nansa (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
 
Baris 6:
Sementara Wollstonecraft memang menyerukan [[kesetaraan gender]] di berbagai bidang kehidupan terutama [[moral]]itas, dia tidak secara eksplisit menyatakan bahwa laki-laki dan perempuan itu setara. Pernyataannya yang [[Ambiguitas|ambigu]] mengenai [[kesetaraan gender]] menyebabkan Wollstonecraft sulit digolongkan sebagai feminis modern; kata itu sendiri tidak muncul sampai beberapa dekade setelah kematiannya.
 
Anggapan bahwa ''Rights of Woman'' tidak diterima dengan baik, tampaknya disebabkan kesalahpahaman masa kini bahwa Wollstonecraft merupakan sosok yang hina semasa hidupnya seperti yang terjadi pada saat penerbitan ''[[Memoirs of the Author of A Vindication of the Rights of Woman|Memoirs of the Author of A Vindication of the Rights]]'' (1798) karya [[William Godwin]]. ''Rights of Woman'' secara umum disambut baik sejak pertama kali terbit pada tahun 1792. Penulis biografi [[Emily W. Sunstein]] menyebutnya "''buku ini barangkali merupakan karya paling orisinal pada abad itu''".<ref>Sunstein, 3.</ref> Tulisan tersebut berdampak signifikan pada gerakan menuntut hak-hak perempuan abad ke-19, khususnya dalam [[Seneca Falls Convention|Konvensi Seneca Falls]] tahun 1848 yang mencetuskan [[Declaration of Sentiments]]. Deklarasi tersebut mendasari tujuan-tujuan gerakan [[Hak suara|hak pilih]] bagi perempuan di [[Amerika Serikat]].
 
== Latar belakang sejarah ==
Baris 51:
 
=== Kepekaan ===
Salah satu kritik pedas Wollstonecraft dalam ''Rights of Woman'' adalah terhadap [[sensibilitas]] palsu dan berlebihan, terutama pada wanita. Dia berpendapat bahwa wanita yang menyerah pada kepekaan, "''terpesona oleh setiap embusan perasaan sesaat''"; karena para wanita ini adalah "''mangsa indra mereka''", mereka tidak dapat berpikir secara rasional.<ref>Wollstonecraft, ''Vindications'', 177.</ref> Faktanya, mereka tidak hanya merugikan diri mereka sendiri tetapi juga merusak semua peradaban: mereka bukanlah wanita yang dapat memperbaiki peradaban – mereka adalah wanita yang akan menghancurkannya. Tapi akal dan perasaan tidak independen menurut Wollstonecraft; sebaliknya, dia percaya bahwa mereka harus saling memberi tahu. Baginya nafsu menjadi dasar semua alasan.<ref>Jones, 46.</ref> Ini adalah tema yang akan dia kembalikan sepanjang karirnya, tetapi khususnya dalam novelnya ''[[Mary: A Fiction]]'' (1788) dan ''[[Maria: or, The Wrongs of Woman]]''. Bagi filsuf Skotlandia abad ke-18, [[David Hume]], [[Penalaran|nalar]] didominasi oleh nafsu. Dia berpendapat bahwa nafsu lebih berperan daripada nalar dalam mengatur [[perilaku manusia]], dengan pernyataanya yang terkenal dalam ''[[A Treatise of Human Nature]]'' bahwa "[[Fact–value distinction|Akal adalah, dan seharusnya hanya menjadi budak dari nafsu]]."<ref>Hume, 415.</ref>
 
Sebagai bagian dari argumennya bahwa perempuan tidak boleh terlalu dipengaruhi oleh perasaan dan emosi mereka, Wollstonecraft menekankan bahwa mereka tidak boleh dibatasi oleh tubuh atau diperbudak oleh perasaan seksual mereka.<ref>Lihat, untuk contoh, Wollstonecraft, ''Vindications'', 259–260; Taylor, 116–117.</ref> Argumen khusus ini telah membuat banyak feminis modern menekankan bahwa Wollstonecraft sengaja menghindari [[hasrat seksual]] pada perempuan. Cora Kaplan berpendapat bahwa "''serangan negatif dan preskriptif terhadap seksualitas perempuan''" adalah "''[[Leitmotif|leitmotif (motif utama)]]''" dari ''Rights of Woman''.<ref>Kaplan, "Wild Nights", 35.</ref> Misalnya, Wollstonecraft menyarankan pembacanya untuk "''dengan tenang membiarkan gairah mereda menjadi persahabatan''" dalam [[Companionate Marriage|pernikahan atas persetujuan bersama]] yang ideal (yaitu dalam pernikahan berdasarkan cinta yang berkembang seiring waktu).<ref>Wollstonecraft, ''Vindications'', 249.</ref> Akan lebih baik, tulisnya, ketika "''dua orang muda yang berbudi luhur menikah'' ... ''jika keadaan tertentu menghalangi gairah mereka''".<ref name="W192">Wollstonecraft, ''Vindications'', 192.</ref> Menurut Wollstonecraft, "''cinta dan persahabatan tidak dapat hidup dalam dada yang sama''".<ref name="W192" /> Seperti yang dijelaskan Mary Poovey, "''Wollstonecraft mengungkapkan ketakutannya bahwa hasrat perempuan mungkin sebenarnya menarik perhatian laki-laki mesum yang merendahkan, bahwa perempuan pantas memperoleh posisi subordinat itu. Hingga perempuan mampu melampaui hasrat dan jasadiah mereka, selamanya mereka akan menjadi sandera dalam tubuhnya sendiri''."<ref>Poovey, 76.</ref> Jika perempuan tidak tertarik pada seksualitas, mereka tidak dapat didominasi oleh laki-laki. Wollstonecraft khawatir bahwa perempuan termakan oleh "''kebimbangan romantis''", yaitu mereka hanya tertarik untuk melampiaskan nafsu saja.<ref>Wollstonecraft, ''Vindications'', 194.</ref> Karena ''Rights of Woman'' menghilangkan seksualitas dari kehidupan seorang perempuan, Kaplan berpendapat, ia "''mengungkapkan antagonisme yang keras terhadap seksualitas''" sementara pada saat yang sama "''melebih-lebihkan pentingnya sensualitas dalam kehidupan sehari-hari perempuan''". Wollstonecraft begitu bertekad menghapus seksualitas dari gambarannya tentang perempuan ideal sehingga kemudian dia menutupinya dengan bersikeras bahwa itu tidak ada.<ref>Kaplan, "Wild Nights", 41.</ref> Namun seperti yang dikatakan Kaplan dan yang lainnya, Wollstonecraft mungkin terpaksa mengorbankan hal ini: "''penting untuk diingat bahwa gagasan tentang perempuan sebagai makhluk yang mampu secara politik dan [[Independen (politikus)|independen]] [telah] terkait secara fatal [selama abad ke-18] dengan praktik seksualitasnya yang tidak terkendali dan kejam.''"<ref>Kaplan, "Wild Nights", 33; lihat juga Taylor, 118–119; Taylor, 138.</ref>
Baris 83:
 
== Penerimaan dan warisan ==
Ketika pertama kali diterbitkan pada tahun 1792, ''Rights of Woman'' diulas dengan baik oleh ''[[Analytical Review]]'', ''General Magazine'', ''Literary Magazine'', ''New York Magazine'', dan ''Monthly Review'', meskipun asumsinya karya itu menerima ulasan yang tidak bersahabat.<ref>Janes, 293; Sapiro, 28–29.</ref> Peluncuran itu segera disusul rilis edisi kedua pada tahun 1792; beberapa edisi Amerika muncul, dan diterjemahkan ke dalam [[bahasa Prancis]]. Taylor menulis bahwa "''penerbitan'' ''itu langsung sukses''".<ref>Taylor, 25; lihat juga, Janes, 293–302; Wardle, 157–58; Kelly, 135–136; Sapiro 28–29.</ref> Selain itu, penulis lain seperti [[Mary Hays]] dan [[Mary Robinson (poet)|Mary Robinson]] secara khusus menyinggung teks Wollstonecraft dalam karya mereka sendiri. Hays mengutip ''Rights of Woman'' dalam novelnya ''[[Memoirs of Emma Courtney]]'' (1796) dan memodelkan karakter perempuannya mengikuti figur perempuan ideal ala Wollstonecraft.<ref>Mellor, 143–144 dan 146.</ref>
 
Meskipun kaum konservatif perempuan seperti [[Hannah More]] mengecam Wollstonecraft secara pribadi, mereka sebenarnya berbagi banyak nilai yang sama. Seperti yang telah ditunjukkan oleh Anne Mellor; More dan Wollstonecraft menginginkan sebuah masyarakat yang didirikan di atas "''kebajikan Kristen dalam kebaikan rasional, kejujuran, kebajikan pribadi, pemenuhan tugas sosial, penghematan, ketenangan, dan kerja keras''".<ref>Mellor, 147.</ref> Selama awal 1790-an, banyak penulis dalam masyarakat Inggris terlibat dalam perdebatan sengit mengenai posisi perempuan dalam masyarakat. Sebagai contoh, penyair dan penulis esai yang disegani [[Anna Laetitia Barbauld]] dan Wollstonecraft berdebat berkali-kali. Barbauld menerbitkan beberapa puisi menanggapi karya Wollstonecraft dan Wollstonecraft mengomentarinya dalam catatan kaki untuk ''Rights of Woman''.<ref>Mellor, 153.</ref> Masalah itu juga memicu permusuhan langsung. [[Elizabeth Carter]] dari komunitas elit [[bluestocking]] tidak terkesan dengan gagasan kesetaraan.<ref name="Gordon, 154">Gordon, 154</ref> [[Thomas Taylor (neoplatonis)|Thomas Taylor]], penerjemah [[Neoplatonisme|Neoplatonis]] yang pernah menjadi tuan tanah keluarga Wollstonecraft pada akhir tahun 1770-an, dengan cepat menulis sebuah sindiran berjudul ''A Vindication of the Rights of Brutes: if women have rights, why not [[Animal rights|animals too]]''?<ref name="Gordon, 154" />