Etnoastronomi Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aleirezkiette (bicara | kontrib)
Aleirezkiette (bicara | kontrib)
Baris 103:
Ilmu astronomi dalam bahasa Sunda disebut juga palintangan. Orang Sunda sejak zaman duhulu telah mengetahui dunia perbintangan (palintangan), seperti adanya [[pranata mangsa]] (aturan musim) untuk menentukan perhitungan waktu sebagai pedoman bercocok tanam. Keterkaitan palintangan dengan tradisi agraris Sunda juga melahirkan penentuan [[musim]] dalam satu tahunnya.
 
Sistem Palintangan bertumpu pada pola perhitungan hari, pasaran, bulan, tahun, dan nilai-nilai lai yang disebut naktu. Hasil dari Palintangan tersebut akan menghasilkan poe alus (hari baik) atau poe naas (hari sial). Acuan perhitungan hari (Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Juma’at, Sabtu) dan perhitungan pasaran (Kaliwon, Manis, Pahing, Pon, Wage) memiliki nilai pada masing-masing penentuan hari dan pasarannya. Selain itu, palintangan juga dapat dijadikan rujukan menentukan pergerakan matahari. Pada siang hari, pergerakan matahari menuju ke arah timur dan barat, dan pergerakan bulan pada malam hari jadi pedoman bagi manusia untuk menentukan hari dalam perhitungan bulan. Selanjutnya bintang pari ([[Crux]]), [[bintang Biduk]], dan tetangkalan kalapa ([[Scorpius]]) dapat dijadikan rujukan untuk menunjuk arah selatan, arah tenggara, dan arah utara. Rasi [[Orion]] (luku, waluku,wuluku) dipakai dalam menentukan musim atau perhitungan kalender untuk kegiatan bertani atau bercocok tanam. Berdasarkan pada benda angkasa yang telah disebutkan, rasi orion benda yang sangat penting dalam kaitannya dengan kegiatan pertanian.
 
Kalender Baduy adalah sistem kalender yang digunakan oleh Suku Sunda Baduy di daerah Banten. Kalender Baduy termasuk dalam kalender matahari dimana satu tahun rata-rata sama dengan satu tahun tropis (365 hari matahari 5 jam 48 menit 45.19 detik). Rasi bintang yang sangat penting bagi masyarakat Baduy yaitu rasi bintang Orion (atau Bintang Kidang atau Bintang Waluku atau Bintang Bajak atau Guru Desa) dan rasi bintang Pleiades (atau Bintang Kartika atau Bintang Gumarang). Bintang Kartika biasanya muncul dua pekan sebelum munculnya Bintang Kidang ketika matahari berada di belahan bumi utara. Menurut masyarakat Baduy, pada saat itulah tanah sedang dingin. Sebaliknya, ketika Bintang Kidang mulai terbenam di cakrawala barat dan tidak dapat terlihat adalah saat yang tidak tepat untuk menanam padi karena tanah sedang panas dan banyak serangga hama.
{| class="wikitable"
|-
Baris 200 ⟶ 202:
* Sapi gumarang (Taurus) : Lintang Sapi Gumarang terletak di sebelah utara lintang waluku, yang digunakan debagai patokan pertanian, peternakan dan upacara adat.
* Pedati Suwung (Ursa major) : Pedati suwung terlihat sebagai tujuh bintang terang di belahan langit utara yang berguna bagi kapal dan perahu sebagai patokan saat berlayar pada malam hari.
== Bali ==
{{main|Palelintangan}}
Palelintangan Bali merupakan salah satu budaya yang dimiliki oleh masyarakat hindu di Bali. Kata palelintangan berasal dari kata lintang atau bintang, yang memiliki arti perbintangan atau zodiak khas Bali.Palelintangan ditetapkan berdasarkan pertemuan pancawara dan saptawara sehingga memiliki jumlah 35 lintang.
== Lombok ==
{{main|Kalender Rowot Sasak}}
$?Di antara benda- benda langit di angkasa, [[matahari]] dan [[bulan]] lebih banyak mendapat perhatian masyarakat sasak karena pergantian siang dan malam silih berganti, mempengaruhi iklim di bumi, [[pasang surut]] air laut, dan segala aktivitas kesehariannya. Karena dapat menentukan kehidupan manusia. Baik masyarakat moderen maupun tradisional masih sangat percaya terhadap gejala alam terutama peredaran matahari, bulan, dan bintang. Almanak yang digunakan sebagai alat sinkronisasi penanggalan tradisional masyarakat Sasak disebut wariga yang terdiri dari empat jenis wariga.
 
Bintang-bintang yang di penanda dalam hitungan wariga, antara lain: bintang timuq (bintang kejora), bintang rowot (Pleiades), bintang tenggala (bintang weluku), bintang perek menah, bintang teriq (meteor), munculnya kalialah (pelangi di langit), Tegedoq Bute (Crux-Scorpio), terjadinya guntur dan lain-lain.
 
Sistem penanggalan sasak disebut kalender Rowot, yang menggunakan acuan kemunculan rasi bintang Rowot atau dikenal sebagai gugus bintang Pleiades di ufuk timur pada waktu Subuh. Asal mula penamaan bintang Rowot karena susunan bintangnya terlihat mirip seperti Rowot yang menurut Suku Sasak artinya daun asam yang masih muda. Nama Rowot juga berarti Padi Rowot yaitu padi lokal berumur panjang dari Suku Sasak yang hanya akan berbunga tepat dengan kemunculan rasi bintang Rowot. Perhitungan Kalender Rowot Sasak selain menggunakan rasi bintang Rowot juga dibantu dengan acuan Bulan (Lunar) yang dikenal sebagai Tahun Hijriyah dan Matahari (Solar) yang dikenal sebagai Tahun Gregorian dengan pola 5-15-25 secara repetitif.
 
== Pranala luar ==