Etnoastronomi Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aleirezkiette (bicara | kontrib)
Aleirezkiette (bicara | kontrib)
Baris 135:
* Ijang Pahera (Crux): Kelompok bintang ini berbentuk seperti "pahera". Pahera adalah alat untuk menebang kayu yang merupakan tempat beliung.
* Balui kayun tanggui (Pleiades): berbentuk bundar atau melingkar, yang terdiri dari sejumlah bintang-bintang kecil. Munculnya bintang Balui Kayun Tanggui tersebut sekali dalam setahun, juga sebagai tanda untuk melakukan kegiatan berladang terutama merumput.
=== Kalimantan Barat ===
Masyarakat Dayak Kantuk sebelum mengerjakan setiap kegiatan berladang, selalu menerapkan berbagai pertanda yang kemudian dijadikannya sebagai pedoman untuk memulai suatu kegiatan berladang. Umumnya, tanda-tanda tersebut diperoleh dari posisi benda langit seperti matahari, bulan dan bintang.
 
Kegiatan mencari lahan untuk berladang oleh masyarakat Dayak Kantuk dikenal dengan sebutan manggul. Ketika tanda-tanda permulaan musim berladang telah muncul, masyarakat suku Dayak mulai mencari lahan yang akan digarap untuk ditanami padi. Pertanda dimulainya kegiatan ini adalah saat bintang berada dalam posisi rayar padi yakni ketika Bintang Banyak (Pleiades) berada di atas dan Bintang Tiga (Orion) berada di bawahnya.
 
Setelah kegiatan mencari lahan, ada kegiatan menebas lahan atau Nabaeh. Nabaeh dilakukan oleh suku Dayak Kantuk ketika melihat adanya bintang Peradah (Canis major), yaitu tiga buah bintang yang membentuk mirip tangkai beliung yang menandakan musim kemarau akan segera datang. Kegiatan ini dilanjut dengan kegiatan menebang dengan pertanda yang sama dengan Nabaeh.
 
Berikutnya kegiatan membakar (nunu') dengan ditandakan bintang pada posisi gerah tengkelai yakni saat Bintang Banyak dan Bintang Tiga berada pada ketinggian sekitar 50 derajat dari pengamat.
 
Kegiatan selanjutnya adalah menanam benih padi atau menugal yang didasarkan pada bintang dengan posisi nanggak renjan yakni Bintang Banyak dan Bintang Tiga berada pada ketinggian sekitar 70 derajat. Kegiatan ini dilanjutkan dengan aktivitas membersihkan rumput, memanen, dan terakhir upacara adat Gawai dan tahun baru.
 
==Pulau Jawa==