A.Z.R. Wenas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
PT64Theodorus (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
PT64Theodorus (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 29:
Wenas berperan besar dalam pembukaan gereja-gereja yang ditutup [[Jepang]]. Ia menemui dan mendapat keleluasan dari pemerintah militer di Tomohon membuka gereja besar Tomohon, [[Matani]] dan [[Walian]] tanggal 1 Februari 1942. Gereja besar dihadiri 4 orang, gereja Matani 30 orang dan gereja Walian 25 anggota. Dengan izin pengurus bagian ibadat [[Nakao]], tanggal 31 Mei 1942 diadakannya pertemuan anggota Sinode GMIM di Tomohon. Pertemuannya dengan [[Ds. Miyahima Hidemasa]] (kronika GMIM sebut [[Ds. Myahira]]) yang berkunjung di Minahasa 16-23 Juni 1942 serta perhimpunan di berbagai gereja GMIM, berpuncak dengan keluarnya maklumat Kepala Urusan Ibadat dan Pengajaran Kodama, atas nama pemerintah membuka rumah-rumah gereja tanggal 4 Juli 1943. Upacara peringatan 8 tahun pendirian GMIM diselenggarakan dengan meriah tanggal 30 September 1934 di gereja Sion dengan dihadiri Kodama dan Nakao.
 
Wenas menjabat hingga tanggal 26 Juni 1951 dan tidak bersedia dipilih karena ingin mencurahkan tugasnya sebagai Ketua [[Klasis]] dan Ketua [[Badan Pekerja Majelis Gereja]] (BPMG) Jemaat Tomohon dan usaha-usaha sosialnya. Dipilih sebagai penggantinya Ds. [[Manuel Sondakh]] (1951-1955), dengan Wenas tetap dipilih sebagai wakil ketuanya.
 
Tata Gereja baru dijalankan sejak tahun 1951 yang gunakan bentuk jemaat terdiri dari satu lingkaran beberapa bagian jemaat setempat. Tiap lingkaran jemaat dinyatakan dewasa dalm arti sanggup membiayai pendetanya dan segala keperluan jemaat dan sinode.
 
Ketika Sondakh terpilih sebagai anggota parlemen pada [[Pemilu 1955]], otomatis sejak tanggal 15 Mei 1956 Wenas menjalankan fungsi ketua sinode lagi. Sidang Sinode yang digelar memilih Ds [[R.M. Luntungan]], tapi tidak terwujud, karena Sidang gereja Am [[GPI]] termasuk GMIM memilih Luntungan menjadi Ketua GPI. Karenanya Wenas ditugasi BPS GMIM memangku jabatan ketua di samping wakil ketua. Kemudian dalam Sidang Sinode berikutnya tanggal 26 Mei 1957 Wenas yang merupakan tokoh berkarisma, dipilih dengan suara bulat sebagai ketua sinode.
 
Perannya sangat besar ketika pergolakan Permesta dengan menjadi mediator antara pemerintah dengan para tokoh Permesta.
Baris 39:
Putra Hukum Kedua Tombatu Lodewijk Wenas yang jadi pendeta sejak tanggal 25 Desember 1921 ini seusai pergolakan Permesta, oleh Presiden Soekarno ditawari menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA), tapi ditolaknya, dengan alasan ia lebih diperlukan oleh masyarakat Minahasa.
 
Wenas memangku jabatannya hingga akhir hayat, dan ketika mangkat tanggal 11 Oktober 1967 dimakamkan di kompleks gereja Sion. Ia merupakan pendiri panti-panti yatim piatu dan orang jompo, balai-balai pengobatan, rumah bersalin, rumah sakit, sekolah mulai TK hingga perguruan tinggi (UKIT). [[Ratu Belanda Juliana]] dari Belanda memberikan tahun 1946 penghargaan ''Willems Orde'', dan oleh Presiden RI tanda kehormatan Satyalencana Kebaktian Sosial.
 
== Kepemimpinan ==
Masa-masa kepemimpinan Wenas diwarnai oleh tantangan-tantangan berat yang dihadapi oleh Gereja dan masyarakat Minahasa. Pada tahun 1942, pasukan-pasukan [[Jepang]] berhasil mengalahkan kekuasaan [[Belanda]] di [[Hindia-Belanda]]. Di masa yang berat ini Wenas berhasil menjaga hubungan yang cukup baik dengan penguasa Jepang sehingga masyarakat [[Kristen]] Minahasa tidak perlu menyangkal iman mereka.
 
Masa [[1957]]-[[1961]] ia harus menghadapi pemberontakan [[Permesta]] serta akibat-akibatnya yang menimbulkan kehancuran yang hebat di seluruh Minahasa. Ketika pemerintah pusat mulai mengebomi daerah Minahasa, Badan Pekerja Sinode GMIM yang dipimpin oleh Pdt. A.Z.R. Wenas sebagai ketua Sinode dan Pdt. [[P.W. Sambouw]] sebagai sekretaris umumnya mengeluarkan imbauan agar pertumpahan darah dihentikan. Dalam suratnya, BPS GMIM menyatakan:
:''Hentikan pemuntahan peluru dan granat di [[Kota Manado]] dan kota-kota lainnya yang telah menyebabkan tewasnya orang-orang tak berdosa. Usahakan penyelesaian pergolakan ini, ganti pedang dan tarik pesawat-pesawat pembom serta serangan-serangan yang seru dan membahana... Sekali lagi kami tegaskan bahwa adalah bertentangan dengan kehendak [[Tuhan]] [[Allah]] daerah kita Minahasa dan daerah-daerah lain yang sebagian besar penduduknya beragama Kristen akan mengisap darah dari anak-anaknya sendiri dan darah suku-suku yang lain di Indonesia karena perang saudara ini.''
 
== Motto terhadap gereja Minahasa ==
'' ''' "Tanah dan Bangsa Minahasa adalah ciptaan dan anugerah Tuhan. [[Agama ]]/ Gereja di Minahasa harus menjalankan misinya[[misi]]nya lepas dari pengaruh negara, sambil melaksanakan kesaksian kenabiannya
melalui perbuatan yang nyata dengan mencerdaskan manusia, menolong orang yang sakit dan mengangkat derajat kesejahteraan Bangsa Minahasa“
(Ds. A.Z.R. Wenas)" '''''
 
== Penghormatan ==
Nama A.Z.R. Wenas kini diabadikan sebagai nama yayasan pendidikan dan kesehatan milik Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) yang kantor pusatnya terletak di [[Kota Tomohon]], [[Sulawesi Utara]].
 
== Pranala luar ==