Suku Aceh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor menghilangkan referensi [ * ]
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 13:
'''Suku Aceh''' ([[bahasa Aceh]]: ''Ureuëng Acèh'') adalah nama sebuah [[kelompok etnik|suku]] [[penduduk asli]] yang mendiami wilayah pesisir dan sebagian pedalaman [[Aceh]], [[Sumatra]], [[Indonesia]]. Orang Aceh mayoritas beragama [[Islam]].{{sfn|Minahan|2012|pp=}} Bahasa yang dituturkan adalah [[bahasa Aceh]], yang merupakan bagian dari [[rumpun bahasa Melayu-Polinesia|rumpun bahasa Melayu-Polinesia Barat]] dan berkerabat dekat dengan [[bahasa Cham]] yang dipertuturkan di [[Vietnam]] dan [[Kamboja]].{{sfn|Minahan|2012|pp=}}{{sfn|Graf|Schroter|Wieringa|2010|pp=159}} Suku Aceh sesungguhnya merupakan keturunan berbagai suku, kaum, dan bangsa yang menetap di tanah Aceh. Pengikat kesatuan budaya suku Aceh terutama ialah dalam bahasa, agama, dan adat khas Aceh.
 
Berdasarkan estimasi, jumlah suku Aceh di indonesia 4.6 juta jiwa yang sebagian besar tinggal di indonesia. Selain di Indonesia, terdapat pula minoritas diaspora yang cukup banyak di [[Malaysia]],<ref>Haslinda binti Haji Hasan. ''Sejarah Migrasi Penduduk Acheh ke Kedah: Dalam konteks hubungan Kedah-Acheh''.</ref> [[Australia]],<ref>[http://tabloidsimeulue.wordpress.com/2013/04/08/mengenal-masyarakat-aceh-di-australia/ Mengenal Masyarakat aceh di Australia]</ref> [[Kanada]],<ref>[http://riim.metropolis.net/assets/uploads/files/wp/2010/WP10-12.pdf Aceh-Malaysia-Vancouver: Settlement Among Acehnese Refugees Five Years On]</ref> [[Amerika Serikat]],<ref>[http://www.bcnychurchplanting.org/uploaded_files/Acehnese%20Profile.pdf Acehnese in New York]</ref> dan negara-negara [[Skandinavia]].<ref>{{cite web |last = Tanjung| first = Eka | url = http://www.ranesi.nl/spesial/pasca_tsunami/aceh_skandinavia050505 | title = Masyarakat Aceh di Skandinavia |language={{id icon}} | work = Ranesi.nl | publisher = Hak Cipta Radio Nederland | date = 2005-06-05 | accessdate = 2011-02-07 }}</ref><ref>[https://circle.ubc.ca/bitstream/handle/2429/14845/ubc_2009_fall_fallon_karla.pdf?sequence=1 Making Noise: The Politics of Aceh and East Timor in the Diaspora]</ref>
 
Suku Aceh di masa pra-modern hidup secara matrilokal dan komunal. Mereka tinggal di pemukiman yang disebut ''gampong''. Persekutuan dari gampong-gampong membentuk ''mukim''. Masa keemasan budaya Aceh dimulai pada abad ke-16, seiring kejayaan kerajaan Islam [[Kesultanan Aceh Darussalam|Aceh Darussalam]], dan kemudian mencapai puncaknya pada abad ke-17.{{sfn|Minahan|2012|pp=}} Orang Aceh pada umumnya dikenal sebagai pemegang teguh ajaran [[agama Islam]], dan juga sebagai pejuang militan dalam melawan penaklukan kolonial [[Portugis]] dan [[Hindia Belanda|Belanda]].{{sfn|Minahan|2012|pp=}}{{sfn|Reid|2006|pp=12-16}}