Kabupaten Tulungagung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 26:
Pada tahun 1205 M, masyarakat Thani Lawadan di selatan Tulungagung, mendapatkan penghargaan dari Raja Daha terakhir, Kertajaya, atas kesetiaan mereka kepada Raja Kertajaya ketika terjadi serangan musuh dari timur Daha. Penghargaan tersebut tercatat dalam Prasasti Lawadan dengan candra sengkala "Sukra Suklapaksa Mangga Siramasa" yang menunjuk tanggal 18 November 1205 M. Tanggal keluarnya prasasti tersebut akhirnya dijadikan sebagai hari jadi Kabupaten Tulungagung sejak tahun 2003.
Di Desa Boyolangu, Kecamatan Boyolangu, terdapat [[Candi Gayatri]]. Candi ini adalah tempat untuk mencandikan [[Gayatri]] (Sri Rajapatni), istri keempat Raja Majapahit yang pertama, [[Raden Wijaya]] (Kertarajasa Jayawardhana), dan merupakan ibu dari Ratu Majapahit ketiga, [[Sri Gitarja]] (Tribhuwanatunggadewi), sekaligus nenek dari [[Hayam Wuruk]] (Rajasanegara), raja yang memerintah [[Kerajaan Majapahit]] di masa keemasannya. Nama Boyolangu itu sendiri tercantum dalam Kitab [[Nagarakertagama]] yang menyebutkan nama Bayalangu/Bhayalango (bhaya = bahaya, alang = penghalang) sebagai tempat untuk menyucikan beliau. Berikut ini adalah kutipan Kitab Negarakertagama yang ditulis oleh [[Mpu Prapanca]] dan telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia:
''"Prajnya Paramita Puri itulah nama candi pasareyan yang dibangun. Arca Sri Padukapatni diberkahi oleh Sang pendeta Jnyanawidi. Telah lanjut usia, paham akan tantra, menghimpun ilmu agama, laksana titisan Empu Barada, menggembirakan hati Sri Paduka. Di
==Geografi==
|