Trinil: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
koreksi, mengembangkan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1:
'''Trinil''' adalah situs [[paleoantropologi]] di [[Indonesia]] yang sedikit lebih kecil dari situs [[Sangiran]]. Tempat ini terletak di Desa [[Kawu, Kedunggalar, Ngawi|Kawu]], Kecamatan [[Kedunggalar, Ngawi|Kedunggalar]], [[Kabupaten Ngawi]], [[Jawa Timur]] (kira-kira 13 km sebelum kota Ngawi dari arah kota Solo). Trinil merupakan kawasan di lembah [[Bengawan Solo|Sungai Bengawan Solo]] yang menjadi hunian kehidupan purba, tepatnya zaman Plistosen Tengah, sekitar satu juta tahun lalu.
Pada tahun [[1891]] [[Eugène Dubois]], yang adalah seorang ahli anatomi menemukan bekas manusia purba pertama di luar [[Eropa]] yaitu spesimen [[manusia Jawa]]. Pada [[1893]] Dubois menemukan fosil manusia purba ''[[Pithecantrophus erectus]]'' serta fosil hewan dan tumbuhan purba lain.
Saat ini Trinil berdiri sebuah museum yang menempati area seluas tiga hektar, dimana koleksinya di antaranya fosil tengkorak Pithecantrophus erectus, fosil tulang rahang bawah macan purba (''Felis tigris''), fosil gading dan gigi geraham atas gajah purba (''Stegodon trigonocephalus''), dan fosil tanduk banteng purba (''Bibos palaeosondaicus''). Situs ini dibangun atas prakarsa dari Prof. [[Teuku Jacob]] ahli arkeologi dari [[Universitas Gadjah Mada]].
{{indo-stub}}
|