Suku Lampung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 22:
Kelima, teori Hilman Hadikusuma yang mengutip Warahan (cerita turun temurun tentang klan, sejarah, legenda dan kebiasaan) Teori ini juga diperkuat oleh [[Diandra Taurus Irawan Putra Natakembahang S.H.]] yang melakukan penelitian tentang [[Kepaksian Sekala Brak]] (2005) berkaitan dengan Adat Budaya, Hukum Adat, Kebiasaan, Warahan, Peninggalan Sejarah, serta Tambo (Manuskrip Kuno) yang menjelaskan bahwa Ulun Lampung berasal dari [[Sekala Brak]], di kaki [[Gunung Pesagi]], Lampung Barat. Penduduknya disebut Tumi (Buay Tumi) yang dipimpin oleh seorang wanita bernama Ratu Sekar Mong. Mereka menganut kepercayaan dinamisme yang dipengaruhi ajaran Hindu Bairawa.
 
Buay Tumi kemudian dapat dipengaruhi empat orang keturunan Raja pembawa [[Islam]] berasal dari [[Pagaruyung]], [[Sumatera Barat]] yang datang ke sana. Mereka adalah Umpu Lapah di Way, Umpu Nyerupa, Umpu Pernong, dan Umpu Belunguh. Keempat Umpu inilah yang merupakan cikal bakal [[Paksi Pak Sekala Brak]] yang lebih dikenal dengan Kepaksian Sekala Brak sebagaimana diungkap naskah kuno Kuntara Raja Niti. Namun dalam versi buku kuno ''Kuntara Raja Niti'', nama poyang itu adalah Inder Gajah, Pak Lang, Sikin, Belunguh, dan Indarwati dan mereka memiliki nama alias yang lain namun tetap menjelaskan bahwa mereka terdiri dari empat Umpu yang menguasai [[Paksi Pak Sekala Brak]].
 
Teori ini dianggap paling benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah karena memiliki hubungan kausalitas yang jelas. Berdasarkan ''Kuntara Raja Niti'', Hilman Hadikusuma menyusun hipotesis keturunan ulun Lampung sebagai berikut: