Palangka: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k menambahkan Kategori:Situs arkeologi Sunda menggunakan HotCat
k Merapikan.
Baris 1:
{{rapikan}}
'''Palangka''' berarti tempat (wahana) yang suci dalam budaya [[Dayak]] atau tahta tempat penobatan raja dalam budaya Sunda yang disebut Palangka Sriman Sriwacana alias ''Watu Gilang'' atau ''Watu Gigilang.''
 
== Palangka Raya ==
Baris 25:
Kata "palangka" secara umum berarti tempat duduk (bahasa Sunda, pangcalikan), yang secara kontekstual bagi kerajaan berarti "tahta". Dalam hal ini adalah tahta penobatannya itu tempat duduk khusus yang hanya digunakan pada upacara penobatan. Di atas palangka itulah si (calon) raja diberkati (diwastu) oleh pendeta tertinggi. Tempatnya berada di kabuyutan kerajaan, tidak di dalam istana. Sesuai dengan tradisi, tahta itu terbuat dari batu dan digosok halus mengkilap. Batu tahta seperti ini oleh penduduk biasanya disebut batu pangcalikan atau batu ranjang (bila kebetulan dilengkapi dengan kaki seperti balai-balai biasa). Batu pangcalikan bisa ditemukan, misalnya di makam kuno dekat Situ Sangiang di Desa Cibalanarik, Kecamatan Sukaraja, Tasikmalaya dan di Karang Kamulyan bekas pusat Kerajaan Galuh di Ciamis. Sementara batu ranjang dengan kaki berukir dapat ditemukan di Desa Batu Ranjang, Kecamatan Cimanuk, Pandeglang (pada petakan sawah yang terjepit pohon).
 
Palangka Sriman Sriwacana sendiri saat ini bisa ditemukan di depan bekas Keraton Surasowan di Banten. Karena mengkilap, orang Banten menyebutnya ''watu gigilang''. Kata gigilang berarti mengkilap atau berseri, sama artinya dengan kata sriman
 
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]