Pemrograman neurolinguistik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Yovan 99 (bicara | kontrib)
Yovan 99 (bicara | kontrib)
Baris 88:
Terdapat hubungan yang erat antara bahasa yang digunakan dengan cara individu berpikir (yang pada akhirnya mempengaruhi cara bertindak). Individu dapat memahami lebih lanjut mengenai individu lain (termasuk dirinya sendiri) jika individu benar-benar memahami bahasa yang digunakan, seperti bahasa sensorik ataupun [[metafora]].
 
Memberikan [[label]] kepada individuseseorang cenderung membuat andaindividu bereaksi sesuai dengan label yang andaia berikan. Ketika individu mengatakan seseorang sebagai pembohong, individu tersebut mendefinisikan individu lain dalam hubungannya dengan salah satu aspek dari [[prilaku]]nya. Dapatkah anda membayangkan berapa banyak masakan enak yang perlu dibuat seseorang agar dapat dipanggil sebagai "Juru Masak Jempolan"? Berikan label dan respon terhadap label hanya pada prilaku dan tidak pada individunya.
 
''Reframing'' adalah membuat sudut pandang baru atas suatu [[pengalaman]]. Individu dapat merubah cara berpikir mengenai suatu hal dengan mengubah bahasa yang digunakan. Mengganti penyebutan dari "masalah" menjadi "tantangan" adalah salah satu contohnya. Hal itu tidak akan merubah situasi, namun dapat merubah cara bersikap sehingga setelahnya merubah cara dalam berprilaku.
 
Individu lebih mudah mendapatkan solusi ketika merubah posisinya, karena perubahan posisi dapat merubah persepsi. Ketika individu berada pada suatu konflik, usahakan agar dapat memposisikan diri pada individu lain, membayangkan jalan pikirannya berkenaan dengan masalah tersebut. Sehingga individu bersangkutan mendapatkan pemahaman baru. Individu pun dapat pula merubah posisinya pada berbagai macam kemungkinan lainnya. Misalnya bayangkan bagaimana pandangan anak lima tahun atas permasalahan yang sedang dihadapi, atau seorang yang telah berusia delapan puluh tahun? Bagaimana pula pandangan seorang artis/pendeta/polisi atau lainnya.
 
Model atas suatu pengalaman yang dibuat oleh individu tidak sama dengan pengalaman yang sebenarnya. Kerancuan model pada akhirnya mengarah pada kerancuan cara bertindak. Guna mencegah hal tersebut, individu perlu mendapatkan [[model presisi]] (''precision modelling''). Model presisi memungkinan individu membentuk ''[[meta-model]]'' (''meta'' = di atas, model atas model itu sendiri) sehingga individu mendapatkan model yang berbeda dari model yang sebelumnya. Hal ini memungkinkan individu untuk kemudian memilih model yang disukai di antara model yang tersedia. Pemodelan presisi mengidentifikasi berbagai cara bahasa dalam membatasi suatu pengalaman. Beberapa contoh dari pemodelan presisi dapat diberikan sebagai berikut: