Dedi Gusmawan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 25:
 
==Karier==
Dedi Gusmawan, resmi tampil dalam pertandingan Liga Sepakbola Nasional Myanmar, bersama ''[[Zeyashwemye F.C.|Zeyashwemye]] FC,'' Senin (22/6). Pemain yang sebelumnya membela [[Mitra Kutai Kartanegara|Mitra]] Kukar, pertama kali terjun di kasta tertinggi liga Indonesia tahun 2006 bersama PSDS. Ia bertahan selama dua tahun berseragam traktor kuning.
;Mitra Kukar
 
Pada September 2012 Dedi meninggalkan [[PSPS Pekanbaru|PSPS]] dan bergabung ke [[Mitra Kutai Kartanegara]] Pada musim 2015 ia di kontrak klub myanmar [[Zeyashwemye F.C.]]<ref name="pindah">[http://12paz.blogspot.com/2012/09/tinggalkan-psps-dedi-gusmawan-gabung.html Tinggalkan PSPS , Dedi Gusmawan gabung Mitra Kukar], Diakses 6 Januari 2014.</ref>.
Dedi Gusmawan kemudian bergabung bersama klub kebanggaan masyarakat Riau, PSPS. Sejak bergabung dengan Askar Bertuah permainannya terus berkembang. Posisinya tak tergantikan di ''line-up'' PSPS dan ia juga di dapuk sebagai kapten. Ketenangan pemain yang identik dengan nomor 27, memberi garansi bagi pelatih PSPS kala itu, Abdul Rahman Gurning, atau lebih di kenal dengan sapaan Bang Haji.
 
“Ban kapten akan saya percayakan kepada Dedi karena dia sosok pemain yang tenang di lapangan,” kata Bang Haji.
 
Kepercayaan pelatih kepadanya tidak bertepuk sebelah tangan. Ia pun selalu membayar tunai kepercayaan sang arsitek dengan tampil konsisten dan disiplin mengawal pertahanan Askar Bertuah. PSPS adalah rumah kedua baginya, ia bertahan selama empat musim berseragam PSPS, sebelum akhirnya berlabuh bersama Mitra Kukar.
 
Periode awal di Mitra Kukar, Dedi berada di bawah bayang-bayang Hamka Hamzah, Park Chul Hyun dan Seftia Hadi. Musim berikutnya persaingan tetaplah tidak mudah. Walau Hamka, Park dan Seftia sudah pindah ke klub lainnya.
 
Dedi Gusmawan harus bersaing dengan Reynaldo Lobo dan Gunawan Dwi Cahyo untuk memperebutkan satu slot di jantung pertahanan Naga Mekes.
 
Penampilan ''topcer'' nya membuat pelatih Mitra Kukar saat itu, Stefen Hansson jatuh hati padanya. Ia pun selalu di plot jadi pengawal lini pertahanan klub kebanggaan Kutai Kartanegara. Tak sampai di situ, Dedi di percaya sebagai kapten kedua oleh Mitra Kukar, setelah Zulkifli Syukur.
 
Karena sudah mengetahui kualitas mantan anak didiknya, Hansson tak pikir dua kali dalam mempercayakan satu posisi lowong yang ada di klub ''Zeyashwemye FC'' kepadanya. Hal ini juga tak terlepas dari di ''banned'' nya Indonesia oleh FIFA yang mengakibatkan mati surinya sendi persepakbolaan Indonesia.
 
Dedi Gusmawan kiprahnya bisa jadi pembuka mata dan penyemangat bagi pemain Indonesia lainnya untuk berkarir di kompetisi negara tetangga. Tetap berusaha dan bekerja keras Boyz.
 
“Jika kesempatan baik datang kepada anda, raihlah karena hal itu mungkin tak akan datang untuk kedua kali”
 
Mungkin seperti itulah pertimbangan Dedi Gusmawan (29 tahun) menyusul kepindahannya ke [[Zeyashwemye F.C.]] klub kontestan Myanmar National League.
 
==Referensi==