'''Umbu Landu Paranggi''' ({{lahirmati|[[Kananggar, Paberiwai, Sumba Timur]]|10|8|1943}}) adalah seorang [[ penyairseniman]] berkebangsaan [[Indonesia]] yang sering disebut sebagai tokoh misterius dalam dunia sastra Indonesia sejak [[1960 ]]-an. KononNamanya beliaudikenal sebenarnyamelalui merupakankarya-karyanya keluargaberupa bangsawan[[esai]] yangdan lebih[[puisi]] memilih mengabdikan diri kepadayang alamdipublikasikan dengandi menyembunyikan identitasnya.berbagai [[ Emhamedia Ainun Nadjibmassa]] . Umbu merupakan salahpenyair satusekaligus dariguru sedikitbagi orangpara yangpenyair tahumuda betulpada asal-usul Umbuzamannya, karenaantara lain [[Emha Ainun Nadjib]] , ini[[Eko merupakanTunas]], salah[[Linus satuSuryadi "murid" kesayangan beliauAG]], dan Umbu biasa memanggilnya dengan sebutan "Em"lain-lain. ▼
{{wikify}}
▲'''Umbu Landu Paranggi''' ({{lahirmati|[[Kananggar, Paberiwai, Sumba Timur]]|10|8|1943}}) adalah seorang [[penyair]] [[Indonesia]] yang sering disebut sebagai tokoh misterius dalam dunia sastra Indonesia sejak 1960-an. Konon beliau sebenarnya merupakan keluarga bangsawan yang lebih memilih mengabdikan diri kepada alam dengan menyembunyikan identitasnya. [[Emha Ainun Nadjib]] merupakan salah satu dari sedikit orang yang tahu betul asal-usul Umbu, karena [[Emha Ainun Nadjib]] ini merupakan salah satu "murid" kesayangan beliau, dan Umbu biasa memanggilnya dengan sebutan "Em".
== Latar belakang ==
Pada tahun 1970-an ia membentuk PSK (Persada Studi Klub), sebuah komunitas penyair, sastrawan, seniman dan sebagainya yang berpusat di Malioboro [[Yogyakarta]]. PSK, dikemudian hari dikenal sebagai salah satu komunitas sastra yang sangat mempengaruhi perjalanan sastrawan-sastrawan besar di Indonesia.
WalaupunPada dikenaltahun sebagai[[1970]]-an PresidenUmbu Malioboro,membentuk mentorPersada berbagaiStudi penyairKlub "lulusan"(PSK), Malioborosebuah terkenalkomunitas [[penyair]], seperti [[ Emhasastrawan]], Ainun Nadjib[[seniman]] danyang almarhumberpusat di [[ LinusMalioboro]] Suryadi[[Yogyakarta]]. AGPSK, di kemudian hari dikenal sebagai salah satu komunitas sastra yang sangat mempengaruhi perjalanan sastrawan-sastrawan besar di [[Indonesia]] . Walaupun dikenal sebagai "Presiden Malioboro", ia sendiri seperti menjauh dari popularitas dan sorotan publik. Ia konon sering "menggelandang " sambil membawa kantung plastik berisi kertas-kertas, yang tidak lain adalah naskah-naskah puisi koleksinya. Orang-orang menyebutnya "pohon rindang" yang menaungi bahkan telah membuahkan banyak sastrawan kelas atas, tapi ia sendiri menyebut dirinya sebagai "pupuk" saja. "KalauUmbu adapernah katadipercaya untukmengasuh mengungkapkanrubrik yangpuisi lebihdan sederhana,sastra sayadi akan''Mingguan memakainya",Pelopor begituYogya.'' kataHari salahtuanya satudihabiskan muridnyatinggal ketikadi menggambarkan[[Bali]], kesederhaannyasembari mengasuh rubrik Apresiasi di [[Bali Post]]. ▼
▲Walaupun dikenal sebagai Presiden Malioboro, mentor berbagai penyair "lulusan" Malioboro terkenal, seperti [[Emha Ainun Nadjib]] dan almarhum [[Linus Suryadi AG]], ia sendiri seperti menjauh dari popularitas dan publik. Ia konon sering "menggelandang" sambil membawa kantung plastik berisi kertas-kertas, yang tidak lain adalah naskah-naskah puisi koleksinya. Orang-orang menyebutnya "pohon rindang" yang menaungi bahkan telah membuahkan banyak sastrawan kelas atas, tapi ia sendiri menyebut dirinya sebagai "pupuk" saja. "Kalau ada kata untuk mengungkapkan yang lebih sederhana, saya akan memakainya", begitu kata salah satu muridnya ketika menggambarkan kesederhaannya.
Secara teknis saya mengenal Umbu sebagai pemegang rubrik puisi dan sastra di Mingguan “Pelopor Yogya” yang berkantor di ujung utara Jl. Malioboro Yogyakarta. Bersama ratusan teman-teman yang belajar nulis puisi dan karya sastra, kami bergabung dalam “Persada Studi Klub”. Puluhan tahun kemudian saya menyadari bahwa saya tidak berbakat menjadi penyair, dan ternyata yang saya pelajari dari Umbu bukanlah penulisan puisi, melainkan “Kehidupan Puisi” – demikian menurut idiom Umbu sendiri, demikian kata [[Emha Ainun Nadjib]] menggambarkan sosok Umbu.
Saat ini Umbu Landu diketahui bermukim di [[Bali]] sebagai pengasuh rubrik Apresiasi di harian [[Bali Post]].
== Kutipan ==
* "Kamu boleh mengidolakan seseorang, tapi jadilah dirimu sendiri".
{{indo-bio-stub}}
|