Nano Suratno: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Merapikan tahap awal. |
||
Baris 1:
{{wikify}}
{{
{{Infobox Person
|birthdate = {{birth date|1944|4|4}}
|birthname = Nano Suratno
|birthplace = {{negara|Indonesia}} [[Garut]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
|deathdate = {{death date and age|2010|11|29|1944|4|4}}
Ia merupakan salah satu maestro musik sunda yang melegenda. Banyak karya-karya yang ia hasilkan terutama di musik karawitan dan lagu-lagu sunda. Banyak juga penyanyi-penyanyi sunda yang populer bekat lagu ciptaannya.▼
|deathplace = {{negara|Indonesia}} [[Bandung]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
|image =Nano Suratno (foto dokumen Indonesia Proud).jpg
|imagesize=280px
|influences = [[Mang Koko]]
|knownfor=[[karawitan]] [[sunda]] [[kesenian sunda]] [[seniman]] [[budayawan]]
|occupation =* Staf pengajar [[SMPN 1 Bandung]] (1965-1970)
* Staf pengajar [[Sekolah Menengah Karawitan Indonesia]] (SMKI), Bandung, (1970-1995)
* Ketua Jurusan Karawitan, [[Sekolah Menengah Karawitan Indonesia]], Bandung.
* Wakil Kepala [[Sekolah Menengah Karawitan Indonesia]], Bandung.
|education=* [[Konservatori Karawitan]], Bandung (1961).
* [[Akademi Seni Tari]] (ASTI) Bandung.
* [[Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung|Sekolah Tinggi Seni Indonesia]], Jurusan Karawitan Sunda, Bandung.
* Kepala Taman Budaya Provinsi Jawa Barat sejak 1995 sampai pensiun (2000).
* Fellowship The Japan Foundation, Tokyo National University of Fine Arts and Music, Universitas Kesenian Tokyo.
* Dosen tamu departemen musik Universitas Santa Cruz.
|hometown=Pasar Kemis, Tarogong, Garut, [[Jawa Barat|Tatar Pasundan]]
|residence= Gang Haji Ahmad, Jalan Muhammad Toha.
|organization=* Ganda Mekar pimpinan Mang Koko, 1964.
* Gentra Madya (1972).
|awards=* BASF Award (1989)
* HDX Award (1990).
* HDX Award tingkat Nasional (1992)
|years active = 1970-2010
}}
'''Nano Suratno''' lahir di Garut, Jawa Barat, ({{lahirmati|[[Garut]]|4|4|1944|[[Bandung]]|29|11|2010}}) adalah seniman dan musisi yang mencurahkan sebagian hidupnya pada perkembangan kesenian dan kebudayaan Sunda.
== Kehidupan Awal ==
Nano Suratno lahir di Pasar Kemis, Tarogong, Garut, Jawa Barat, pada 4 April 1944. Sejak umur lima tahun sudah dibawa mengadu nasib ke Bandung. Kedua orang-tuanya,
== Karir ==▼
▲Setelah tamat dari pendidikan di Konservatori Karawitan (Kokar) Bandung, Nano Suratno kemudian mengajar kesenian dan bahasa daerah di SMP 1 Bandung (1965-1970). Kemudian ia pindah ke Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (1970-1995) dimana dia pernah menjabat Ketua Jurusan Karawitan dan Wakil Kepala SMKI. Beberapa tahun kemudian melanjutkan kuliah ke Akademi Seni Tari (ASTI) Bandung dan STSI Jurusan Karawitan Sunda sampai selesai. Terakhir Nano diangkat menjadi Kepala Taman Budaya Provinsi Jawa Barat sejak 1995 sampai pensiun (2000).
▲Terakhir Nano diangkat menjadi Kepala Taman Budaya Provinsi Jawa Barat sejak 1995 sampai pensiun (2000). Ia menghabiskan hidupnya di sebuah rumah di Kota Bandung, tepatnya Gang H Ahmad, Jalan Muhammad Toha. Ia merupakan salah satu maestro musik sunda yang melegenda. Banyak karya-karya yang ia hasilkan terutama di musik karawitan dan lagu-lagu sunda. Banyak juga penyanyi-penyanyi sunda yang populer bekat lagu ciptaannya.
▲== Karir ==
=== Karir bermusik ===
Nano
Jika Mang Koko, gurunya, mengkritik berbagai ketidakberesan dalam masyarakat, Nano juga, tetapi di samping itu seakan-akan
Popularitasnya semakin menanjak setelah album-album rekaman kasetnya banyak diminati oleh masyarakat, diantaranya ''Kalangkang'' ('
▲Jika Mang Koko, gurunya, mengkritik berbagai ketidakberesan dalam masyarakat, Nano juga, tetapi di samping itu seakan-akan menertetawakan diri sendiri, yang sering terjebak dalam situasi yang lucu. Cara ini dibawakannya dalam pergelaran yang disebut Prakpilingkung(keprak, kacapi, suling, angklung). Hasilnya, pada Festival Komponis Muda Indonesia 1 yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta (1979), komposisinya, '''''Sang Kuriang''''' mendapat perhatian sebagai komposisi yang sarat dengan kekuatan akar etnis karawitan Sunda yang penuh inovasi pengembangan.
Tiga tahun kemudian
▲Popularitasnya semakin menanjak setelah album-album rekaman kasetnya banyak diminati oleh masyarakat, diantaranya '''''Kalangkang''''' (Bayangan 1989), lewat suara Nining Maeda yang sekaligus mengorbitkan nama penyanyi itu, ''Kalangkang'' dalam versi pop Sunda meraih penghargaan BASF Award (1989), dan setahun kemudian meraih penghargaan HDX Award yang terjual dua juta kopi.
Sukses dalam pagelaran Karawitan Gending Sangkuriang di Festival Komponis Muda yang diselenggarakan di Taman Ismail Marzuki tahun 1979 mengantarkan dirinya dalam forum nasional. Ia juga dikenal sebagai penulis sajak dan cerita pendek berbahasa Sunda. Karyanya pernah di muat dalam majalah Mangle, Hanjuang,
▲Tiga tahun kemudian '''''Cinta Ketok Magic''''' (1992), melalui suara penyanyi dangdut Evie Tamala meledak di pasaran sehingga mendapat HDX Award tingkat Nasional. Meskipun lagu-lagu ciptaannya berjenis karawitan, namun dengan cepat memperoleh penggemar di seluruh Indonesia, bukan hanya dari kalangan orang sunda saja, apalagi setelah lagu-lagu itu dijadikan pop Sunda. Selain itu, Ia juga membuat lagu untuk Gending Karesmen bersama Wahyu Wibisana, Raf, dll. Gending Karesmen ciptaannya antara lain '''''Deugdeug Pati Jaya Perang'', ''Raja Kecit'', ''1 Syawal di Alam Kubur'', ''Perang'',''' dll.
Pada tahun 1980 salah satu karyanya, yaitu
Pada bulan Oktober 1999, di Jepang, ia memainkan lagu ciptaannya yang berjudul “''Hiroshima''“, yang dibuat khusus untuk memenuhi permintaan Wali Kota Hiroshima yang mengenalnya sebagai pencipta lagu. Selain itu, ia diundang oleh departemen musik Universitas Santa Cruz untuk mengajar dan membuat pergelaran dalam ''Spring Performance'' (1990).
▲Ia juga dikenal sebagai penulis sajak dan cerita pendek berbahasa Sunda. Karyanya pernah di muat dalam majalah Mangle, Hanjuang, dll. Cerita pendeknya dikumpulkan dengan judul '''''Nu Baralik Manggung''''' (Yang Pulang sehabis mengadakan pertunjukan). Ia juga menyusun Buku Kawih untuk bahan pelajaran di Sekolah Menengah dengan judul '''''Haleuang Tandang''''' (1976).
▲=== Prestasi Internasional ===
▲Pada tahun 1980 salah satu karyanya, yaitu '''Karawitan Gending Sangkuriang''' pernah diikutertakan di Festival Musik Internasional di Taiwan. Nano Suratno pernah mendapat beasiswa fellowship dari The Japan Foundation selama setahun di Tokyo National University of Fine Arts and Music (Universitas Kesenian Tokyo), untuk mempelajari perbandingan [[tangga nada Sunda]] dan Jepang, terutama antara alam musik [[Kacapi|Kecapi]] dan Koto. Selain itu, ia juga belajar meniup Sakuhachi dan memetik Shamisen, yang kemudian membuat kolaborasi alat-alat itu pada ciptaannya dan membuat beberapa lagu karawitan Sunda yang berbahasa Jepang, diantaranya '''''Katakana Hiragana Uta, Ueno Koen''''' dan '''''D'enshano Uta''''' (1981-1982). Pada bulan Oktober 1999, di Jepang, ia memainkan lagu ciptaannya yang berjudul “''Hiroshima''“, yang dibuat khusus untuk memenuhi permintaan Wali Kota Hiroshima yang mengenalnya sebagai pencipta lagu.
==Karya tulis==
* Suratno Nano. (1976). ''Haleuang Tandang''. Buku Kawih untuk bahan pelajaran di Sekolah Menengah. Bandung.
==Referensi==
▲Keprofesionalannya dalam dalam kesenian Sunda semakin terbukti ketika ia di minta oleh Min on, impresario, sebuah kelompok kesenian Jepang yang besar, untuk mengadakan pertunjukan kesenian Sunda di berbagai kota di seluruh Jepang selama 40 hari dengan 22 kali pertunjukan. Pertunjukan ini mendapat sambutan antusias karena keindahan yang ditampilkan dengan disiplin yang tinggi (1988). Pertunjukan itu dimintaa untuk diulang lagi berkali-kali untuk tampil di kota-kota lain.
{{reflist}}
[[Kategori:Seniman Sunda]]
[[Kategori:Musisi Sunda]]
|