Kanon Alkitab: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Awun Andre (bicara | kontrib)
Menolak 7 perubahan teks terakhir (oleh Awun Andre) dan mengembalikan revisi 9452393 oleh Ign christian: Perubahan tanpa rujukan (mohon disertai sumber)
Baris 18:
Menjelang akhir abad kedua, keempat [[Injil]], [[Kisah Para Rasul]] dan surat-surat Paulus sangat dihargai hampir di semua pelosok. Meskipun tidak pernah ada daftar "resmi", gereja-gereja cenderung berpaling pada tulisan-tulisan ini karena dianggap memiliki otoritas spiritual. Para [[uskup]] yang berpengaruh seperti [[Ignasius]], [[Clemens]] dari [[Roma]] dan [[Polikarpus]] telah menjadikan tulisan-tulisan ini mendapat pengakuan yang luas. Namun perdebatan masih berlangsung terhadap [[Surat kepada Orang Ibrani|Ibrani]], [[Surat Yakobus|Yakobus]], [[Surat Petrus yang Kedua|2 Petrus]], [[Surat Yohanes yang Kedua|2]] dan [[Surat Yohanes yang Ketiga|3 Yohanes]], [[Surat Yudas|Yudas]] serta [[Wahyu kepada Yohanes|Wahyu]].
 
Daftar [[Gereja Ortodoks|ortodoks]] mula-mula, yang disusun sekitar tahun [[200]], adalah [[Kanon Muratori]] Gereja Roma. Daftar ini meliputi sebagian besar [[Perjanjian Baru]] seperti yang kita ketahui masa kini, dan menambahkan [[Wahyu Petrus]] dan [[Kebijaksanaan Salomo]]. Kumpulan yang muncul di kemudian hari telah menghapuskan satu buku dan membiarkan yang lain, namun semuanya itu tetap mirip. Karya-karya seperti [[Gembala Hermas]], [[Didache]] dan [[Surat Barnabas]] sangat disanjung, meskipun banyak orang enggan mengakui buku itu sebagai tulisan yang diiihami.
Pada masa awal [[gereja]], terdapat sekitar lebih dari 50 [[Injil]], yang termasuk 4 [[Injil]] yang ada dalam Kitab Suci sekarang ini ([[Injil Matius]], [[Injil Markus|Markus]], [[Injil Lukas|Lukas]] dan [[Injil Yohanes|Yohanes]]). Selain itu, ada juga Injil lain seperti Injil Yakobus, [[Injil Thomas]], Injil Ibrani, dll. Ada juga 22 buku Kitab lain, [[Kisah Para Rasul]], Kisah Paulus, dan lain sebagainya. Banyaknya Kitab-kitab Injil ini semakin membingungkan umat [[gereja perdana]]. Di antara Injil dan Kitab-kitab itu ada juga yang isinya sangat bertentangan dengan ajaran [[Keduabelas Rasul|Para Rasul]], seperti ajaran [[Arius]] yang mengatakan bahwa [[Yesus]] bukan Allah, Apolinarius; Yesus bukan manusia, Macedonius; [[Roh Kudus]] bukan Allah. Kenyataan ini sungguh sangat memprihatinkan umat terutama dalam usaha untuk mengembangkan kehidupan iman mereka.
 
Pada tahun [[367]], [[Athanasius]], uskup [[Alexandria]] yang ortodoks dan berpengaruh itu, menulis "Surat Paskah" yang beredar cukup luas. Di dalamnya ia menyebut kedua puluh tujuh buku yang sekarang kita kenal dengan nama [[Perjanjian Baru]]. Dengan harapan mencegah jemaatnya dari kesalahan, Athanasius menyatakan bahwa tiada buku lain dapat dianggap sebagai Injil Kristen, meskipun ia longgarkan beberapa, seperti [[Didache]], yang menurutnya, akan berguna bagi ibadah pribadi.
Menghadapi tantangan-tantangan nyata seperti itu, [[Gereja Katolik Roma|Gereja Katolik]] akhirnya memutuskan untuk menyeleksi beberapa Kitab yang menunjukkan keaslian pada ajaran para Rasul dan yang betul-betul penuh inspirasi. Inilah yang nantinya disebut Kanon (sarana untuk mengukur keaslian dan kebenaran Kitab Suci).
 
Kanon yang dibuat Athanasius tidak menyelesaikan masalah. Pada tahun [[397]], [[Konsili Kartago]] mensahkan daftar kanon tersebut, tetapi gereja-gereja wilayah Barat agak lamban menyelesaikan kanon. Pergumulan berlanjut atas kitab-kitab yang dipertanyakan, meskipun pada akhirnya semua pihak menerima [[Kitab Wahyu]].
 
Pada akhirnya, daftar kanon yang dibuat Athanasius mendapat pengakuan umum, dan sejak itu gereja-gereja di seluruh dunia tidak pernah menyimpang dari kebijakannya.
 
== Kanonisasi ==
Baris 26 ⟶ 30:
 
=== Kanonisasi Perjanjian Lama ===
Secara pasti tidak ada kriteria untuk kanonisitas [[Perjanjian Lama]], meskipun terdapat konsensus di kalangan para ahli yang menyebutkan ada empat hal yang dapat dijadikan sebagai dasar kanonisitas Perjanjian Lama, yaitu:<ref name="Yonky" />
* Kanonisitas dikaitkan dengan nubuat
* Kanonisitas dikaitkan dengan perjanjian (''covenant'')
* Kananositas Perjanjian Lama diteguhkan melalui Referensi-Referensi Perjanjian Baru terhadapnya
* Kanonisitas Perjanjian Lama diteguhkan oleh pemakaiannya dalam ibadah yang dilakukan oleh umat Israel.
 
[[Berkas:Pope Damasus I.jpg|thumb|280x280px|Paus St. Damasus I]]
[[Berkas:Origen3.jpg|thumb|200px|Origen]]
 
=== Kanonisasi Perjanjian Baru ===
{{main|Kanonisasi Perjanjian Baru}}
Kanonisasi [[Perjanjian Baru]] dimulai sekitar tahun 200.<ref name="PB">{{id}}C. Groenen.2006. "Pengantar ke dalam Perjanjian Baru". Yogyakarta: Kanisius.</ref> Pada saat itu mulai disusun daftar-daftar kitab suci yang kurang lebih resmi. Misalnya pada tahun 190 di [[Roma]] muncul sebuah daftar yang disebut [[Kanon Muratori]]. Kanon Muratori merupakan kanon tertua yang disimpan sebagai sebuah fragmen dalam sebuah naskah salinan dari abad VIII. Nama Muratori merupakan nama seorang pustakawan Milano, '''L.A. Muratori''' yang menemukan fragmen tersebut dan menerbitkannya pada tahun [[1740]].<ref name="Willi">{{id}}Willi Marxsen.2006. "Pengantar Perjanjian Baru". Jakarta: BPK Gunung Mulia.</ref> Kanon ini berisi daftar kitab-kitab yang dipakai jemaat di Roma dan sejumlah karangan yang dianggap "palsu". Pada tahun [[254]], [[Origenes]] dari [[Alexandria]] juga menyusun sebuah daftar kitab. Tahun [[303]] [[Eusebius]] dari Kaisarea juga membuat daftar kitab. Tahun [[367]], [[Uskup]] [[Aleksandria]] [[Athanasius]] menyusun daftar Alkitab Perjanjian Baru dengan jumlah 27 kitab. Daftar itu kemudian diterima oleh umat di bagian Timur. Sedangkan di bagian barat, umat menerima daftar yang disusun oleh [[Athanasius]]. [[Paus Innosensius I]] mengirim daftar itu ke [[Perancis]] pada tahun [[419]]. Daftar ke 27 kitab itu kembali diperteguh dalam [[konsili Florence]] (1441), [[konsili Trente]] (1546) dan [[Konsili Vatikan I]] (1870).
Berawal dari Melito, [[Uskup]] dari [[Sardis]] (tahun 170 SM) yang mencoba untuk memliki sebuah kanon tentang Kitab Suci [[Perjanjian Lama]], namun karena ada kesulitan dalam daftar besar kitab-kitab yang beredar pada waktu itu maka usaha ini tidak berjalan dengan lancar.
 
Di bawah kepemimpinan [[Paus (Katolik Roma)|Paus]] ke-37, [[Paus Damasus I|St. Damasus I]] (366-384), dengan [[Magisterium]] yang bersifat [[Infalibilitas kepausan|infalibilitas]] (tidak dapat sesat dalam pengajaran iman dan moral), Paus Roma menentukan kitab-kitab yang dimasukkan ke dalam Kanon Kitab Suci dan membuang beberapa kitab untuk tidak dimasukkan ke dalam Kanon Kitab Suci. Paus Damasus I kemudian memerintahkan [[Hieronimus|St. Hieronimus]] ([[Hieronimus|St. Jerome]]) untuk menerjemahkan Kitab Suci berbahasa [[Bahasa Yunani|Yunani]] ke dalam [[Bahasa Latin]] yang kita kenal dengan nama [[Vulgata]]. Kitab-kitab yang ditentukan oleh Paus St. Damasus ke dalam Kanon Kitab Suci adalah yang kita pergunakan oleh orang-orang Kristen hingga saat ini.
 
Paus St. Damasus I kemudian menerima Injil Lukas dan digabungkan dengan ketiga Injil lain dengan alasan bahwa dalam Injil Lukas terekam lengkap kisah kanak-kanak Yesus, terutama dalam hubungan dengan [[Maria|Santa Perawan Maria]]. Lukas jugalah yang untuk pertama kalinya melukis gambar Bunda Maria dengan Yesus, yang sampai saat ini masih tersimpan di Gereja [[Basilika]] Santa Maria major di [[Roma]]. Injil Matius jelas memberitahukan tentang kuasa mengajar [[Simon Petrus|Petrus]] dan gereja yang dibangun di atasnya. Injil Yohanes digunakan oleh orang Kristen perdana untuk mempertahankan imannya, terutama dalam hubungan dengan [[Perjamuan Kudus|Sakramen Ekaristi]] sebagai Tubuh dan Darah Yesus. Injil Markus juga memberikan gambaran yang jelas tentang kuasa St. Petrus untuk memimpin gereja yang didirikan oleh Yesus, dan kuasa ini sampai saat ini masih dijalankan oleh para penggantinya, yakni Paus di Roma.
 
Daftar kitab-kitab yang '''DITERIMA''' oleh Paus St. Damasus I untuk dimasukkan ke dalam Kanon Kitab Suci antara lain :
 
- [[Injil Matius|Injil]] [[Injil Matius|Matius]]
 
- [[Injil Markus|Injil]] [[Injil Markus|Markus]]
 
- [[Injil Lukas|Injil]] [[Injil Lukas|Lukas]]
 
- [[Injil Yohanes|Injil]] [[Injil Yohanes|Yohanes]]
 
- [[Kisah Para Rasul]]
 
- [[Surat Paulus kepada Jemaat di Roma|Surat Paulus kepada jemaat di Roma]]
 
- [[Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Korintus|Surat Paulus kepada jemaat di Korintus 1]]
 
- [[Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Korintus|Surat Paulus kepada jemaat di Korintus 2]]
 
- [[Surat Paulus kepada Jemaat di Galatia|Surat Paulus kepada jemaat di Galatia]]
 
- [[Surat Paulus kepada Jemaat di Efesus|Surat Paulus kepada jemaat di Efesus]]
 
- [[Surat Paulus kepada Jemaat di Filipi|Surat Paulus kepada jemaat di Filipi]]
 
- [[Surat Paulus kepada Jemaat di Kolose|Surat Paulus kepada jemaat di Kolose]]
 
- [[Surat Paulus yang Pertama kepada Jemaat di Tesalonika|Surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika 1]]
 
- [[Surat Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Tesalonika|Surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika 2]]
 
- [[Surat Paulus yang Pertama kepada Timotius|Surat Paulus kepada Timotius 1]]
 
- [[Surat Paulus yang Kedua kepada Timotius|Surat Paulus kepada Timotius 2]]
 
- [[Surat Paulus kepada Titus]]
 
- [[Surat Paulus kepada Filemon]]
 
- [[Surat kepada Orang Ibrani|Surat kepada orang Ibrani]]
 
- [[Surat Yakobus]]
 
- [[Surat Petrus yang Pertama|Surat Petrus 1]]
 
- [[Surat Petrus yang Kedua|Surat Petrus 2]]
 
- [[Surat Yohanes yang Pertama|Surat Yohanes 1]]
 
- [[Surat Yohanes yang Kedua|Surat Yohanes 2]]
 
- [[Surat Yohanes yang Ketiga|Surat Yohanes 3]]
 
- [[Surat Yudas]]
 
- [[Wahyu kepada Yohanes]]
 
Selain injil-injil kanonik yang tercantum dalam alkitab Perjanjian Baru seperti Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, sebetulnya terdapat lebih dari 300 Injil yang berbeda yang tersebar di masing-masing Gereja tanpa diketahui siapa penulisnya. Ada banyak injil dan surat-surat yang dimusnahkan dan dibakar oleh gereja perdana. Gereja Katolik melarang keras para jemaat mengetahui dan membaca injil-injil tersebut karena tidak sesuai dengan iman katolik sebagai gereja perdana.
 
Daftar kitab-kitab yang '''DITOLAK''' oleh Paus St. Damasus I untuk dimasukkan ke dalam Kanon Kitab Suci antara lain :
 
- [[Injil Thomas]]
 
- [[Injil Maria Magdalena]]
 
- Injil Masa Kecil Yesus menurut Thomas
 
- Injil Masa Kecil Yesus menurut Yakobus
 
- [[Injil Petrus]]
 
- Injil Bartolomeus
 
- Injil Nikodemus
 
- Injil Nazorean
 
- Injil kaum Ebionit
 
- [[Injil Filipus]]
 
- Injil Ibrani
 
- Injil Andreas
 
- Injil Apelles
 
- [[Injil Barnabas]]
 
- Injil Basilides
 
- Injil Bardesanes
 
- Injil Eva
 
- Injil Fayum
 
- Injil Yakobus
 
- [[Injil Yudas]]
 
- Injil Marcion
 
- Injil Mani
 
- [[Injil Maria]]
 
- Injil Matias
 
- Injil Thaddeus
 
- Injil Titan
 
- Injil Pseudo-Matius
 
- Injil Rahasia Markus
 
- Injil Valentinus
 
- Injil Scythianus
 
- Injil Hesychius
 
- Injil Encratites
 
- Injil Cerinthus
 
- Injil Dua Belas
 
- Injil Empat Wilayah Surgawi
 
- Injil Hidup
 
- Injil Kesempurnaan
 
- Injil Kebenaran
 
- Injil orang-orang Mesir
 
- Kisah Petrus dan Kedua belas Rasul
 
- Kisah Andreas
 
- Kisah Yohanes
 
- Kisah Thomas
 
- Kisah Paulus
 
- Dialog Sang Penyelamat
 
- Peribahasa Yesus
 
- Ajaran Yesus Kristus
 
- Ajaran Duabelas Rasul
 
- Rahasia dari Yohanes
 
- Konstitusi Kerasulan
 
- Keturunan Maria
 
- Pertanyaan dari Maria
 
- Apokrifa Yakobus
 
- Apokrifa Yohanes
 
- Khotbah Petrus
 
- Surat Abgar
 
- Surat Barnabas
 
- Surat Clement
 
- Surat Clement kepada jemaat di Korintus 1
 
- Surat Clement kepada jemaat di Korintus 2
 
- Surat Clement untuk kegadisan
 
- Surat Clement kepada Yakobus
 
- Surat Ignatius
 
- Surat Paulus kepada jemaat di Leodicea dan Alexandria
 
- Wahyu kepada Paulus
 
- Wahyu kepada Yakobus 1
 
- Wahyu kepada Yakobus 2
 
- Wahyu kepada Petrus
 
Kitab-kitab tersebut ditolak karena tidak sesuai dengan [[Tradisi Suci]] dan [[Magisterium]]. Dengan [[Infalibilitas kepausan|infalibilitas]] Paus Roma maka kitab-kitab tersebut dinyatakan sebagai [[Ajaran sesat|bidaah]] (sesat) dan tidak layak untuk dibaca oleh umat kristen gereja perdana.
 
Jemaat dilarang untuk membaca, menyimpan, atau menyebar-luaskan tulisan-tulisan semacam itu. Tulisan-tulisan ini dinyatakan tidak sesuai dengan ajaran Gereja Katolik. Dalam arti inilah kita sekarang bisa berbicara tentang injil apokrif sebagai "injil yang disembunyikan" atau "injil yang dilarang" atau lebih tegas lagi "injil sesat". Maka meskipun arti kata apokrif sendiri pada dasarnya netral, kata tersebut menjadi berarti "sesat" atau "tidak resmi" ketika digunakan untuk menunjuk pada tulisan-tulisan yang dilarang oleh pemimpin Gereja.
 
Pada akhir abad kedua, [[Ireneus|St. Ireneus dari Lyon]] menulis bahwa orang-orang Kristen yang murtad memiliki ”sejumlah besar tulisan yang [[apokrif]] dan palsu”, termasuk injil-injil yang ”dikarang-karang oleh mereka sendiri, untuk membuat bingung orang-orang bodoh”. Karena itu, injil [[Apokrifa Perjanjian Baru|apokrifa]] akhirnya dianggap berbahaya untuk dibaca atau bahkan untuk dimiliki.
 
Dalam konteks perang melawan ajaran-ajaran sesat semacam inilah Gereja Katolik juga menyita banyak tulisan yang dinilai sesat. Banyak dokumen dirampas dan dibakar. Bahkan mereka yang masih menyimpannya bisa diseret ke pengadilan karena telah melakukan tindakan yang digolongkan sebagai sebuah tindak kriminal.
 
Dalam situasi semacam itu, mungkin, seorang rahib dari biara Santo Pakomius (292-349 M), melarikan buku-buku papirus yang dilarang tersebut dan menyembunyikannya di [[Nag Hammâdi|Nag Hammadi]]. Kondisi yang sangat kering dan tempat yang sangat tersembunyi itu memungkinkan buku-buku terlarang itu bertahan meskipun telah terkubur selama kurang lebih 1600 tahun.
 
==== Kanonisitas Perjanjian Baru ====
Baris 251 ⟶ 46:
* Dekat dengan tradisi kerasulan
* Diterima secara umum di kalangan jemaat (katolisitas)
* Bergantung pada ortodoksi
* Tidak bertentangan dengan [[Magisterium]] dan [[Tradisi Suci]]
Di tengah kekacauan dan kebingungan tersebut, ada satu hal dasar yang penting untuk diperhatikan. Kriteria usia sebuah tulisan menjadi sebuah kriteria sangat penting untuk menentukan apakah tulisan itu bisa diterima sebagai tulisan iman atau tidak. Dengan demikian, tulisan-tulisan lain yang disusun selama abad pertama akan dipandang lebih memiliki wibawa atau otoritas daripada tulisan-tulisan yang disusun selama abad kedua. Dalam tulisan-tulisan yang lebih awal tersebut terlihatlah sebuah kriteria yang menentukan, yakni bahwa sebuah dokumen memang ditulis dengan maksud untuk menumbuhkan iman pembaca. Hal inilah yang ditegaskan dalam Yohanes 20:31, "semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya."
 
Dalam perjalanan sejarah, tulisan-tulisan itu melewati proses yang kurang lebih alamiah di dalam penggunaannya di kalangan [[Gereja perdana]]. Melalui pertemuan-pertemuan iman atau dalam perayaan-perayaan [[Liturgi Suci|liturgis]], orang mulai tahap demi tahap bisa membedakan mana tulisan-tulisan yang dirasa lebih cocok untuk iman mereka ketika itu, dan mana yang tidak. Proses seleksi tulisan-tulisan secara alamiah ini berjalan seiring juga dengan proses seleksi yang dilakukan oleh Paus Roma sebagai pemimpin Gereja perdana. Paus St. Damasus I dengan kuasa yang bersifat [[Infalibilitas kepausan|infalibilitas]] berperan untuk menilai tulisan-tulisan yang beredar itu sebagai tulisan yang benar sesuai dengan iman kekristenan atau tidak.
Karena itu, perjuangan untuk memasukkan sebuah kitab atau surat dalam Kitab Suci sungguh memakan waktu dan pertimbangan yang matang dari sisi pewahyuan dan isinya yang mendukung perkembangan iman umat, seperti misalnya; Kitab Wahyu. Kitab ini awalnya tidak diterima oleh umat kristen perdana. Tapi hanya karena keputusan dari Paus Roma (bersifat [[Infalibilitas kepausan|infalibilitas]]) yang mempertimbangkan bahwa isi kitab ini dapat membantu umat dalam mengenal dan mengimani Allah, maka akhirnya [[Wahyu kepada Yohanes|Kitab Wahyu]] dimasukkan dalam Kitab Suci seperti sekarang ini. Kuasa Paus untuk menentukan ini berdasar pada Matius 28:20; "Ajarilah mereka tentang segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan, lihatlah, Aku akan menyertaimu sampai akhir zaman." (kamu di sini adalah para rasul dibawa komando [[Simon Petrus|Petrus]] sebagai pemimpin resmi yang diangkat oleh [[Yesus]]).
 
== Lihat pula ==