Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Juliarisandi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
M imaduddin (bicara | kontrib)
Data ekspor gas alam terbaru dari IEA menunjukkan bahwa Indonesia bukan eksportir gas alam no 2 tapi sudah turun menjadi no 5 setelah Qatar, Australia, Malaysia, Nigeria.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 244:
Sistem ekonomi Indonesia awalnya didukung dengan diluncurkannya [[Oeang Repoeblik Indonesia|Oeang Repoeblik Indonesia (ORI)]] yang menjadi mata uang pertama Republik Indonesia, yang selanjutnya berganti menjadi [[Rupiah]].
 
Pada masa pemerintahan Orde Lama, Indonesia tidak seutuhnya mengadaptasi sistem ekonomi kapitalis, namun juga memadukannya dengan nasionalisme ekonomi. Pemerintah yang belum berpengalaman, masih ikut campur tangan ke dalam beberapa kegiatan produksi yang berpengaruh bagi masyarakat banyak. Hal tersebut, ditambah pula kemelut politik, mengakibatkan terjadinya ketidakstabilan pada ekonomi negara.<ref name='"SCHWARZ'">Schwarz, A. (1994). ''A Nation in Waiting: Indonesia in the 1990s''. Westview Press. ISBN 1-86373-635-2, halaman 52–57.</ref>
[[Berkas:Indonesian Rupiah (IDR) banknotes2009.jpg|200px|thumb|right|Uang [[rupiah]].]]
Pemerintahaan Orde Baru segera menerapkan disiplin ekonomi yang bertujuan menekan [[inflasi]], menstabilkan mata uang, penjadualan ulang [[hutang luar negeri]], dan berusaha menarik bantuan dan investasi asing.<ref name='SCHWARZ'/> Pada era tahun 1970-an harga [[minyak bumi]] yang meningkat menyebabkan melonjaknya nilai ekspor, dan memicu tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata yang tinggi sebesar 7% antara tahun 1968 sampai 1981.<ref name='SCHWARZ'/> Reformasi ekonomi lebih lanjut menjelang akhir tahun 1980-an, antara lain berupa deregulasi sektor keuangan dan pelemahan nilai rupiah yang terkendali,<ref name='SCHWARZ'/> selanjutnya mengalirkan investasi asing ke Indonesia khususnya pada industri-industri berorientasi ekspor pada antara tahun 1989 sampai 1997<ref>{{cite web |title=Indonesia: Country Brief |work=Indonesia:Key Development Data & Statistics |publisher=[[Bank Dunia]] |month=September |year=2006 |url=http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/COUNTRIES/EASTASIAPACIFICEXT/INDONESIAEXTN/0,,contentMDK:20095968~pagePK:141137~piPK:141127~theSitePK:226309,00.html |format= |doi= |accessdate=}}</ref> Ekonomi Indonesia mengalami kemunduran pada akhir tahun [[1990-an]] akibat [[krisis finansial Asia|krisis ekonomi]] yang melanda sebagian besar [[Asia]] pada saat itu,<ref>{{cite journal |title=Poverty in Indonesia: Always with them |journal=[[The Economist]] |date=2006-09-14 |accessdate=2006-12-26 |url=http://www.economist.com/world/asia/displaystory.cfm?story_id=7925064}}</ref> yang disertai pula berakhirnya masa Orde Baru dengan pengunduran diri Presiden Soeharto tanggal 21 Mei 1998.
Baris 250:
Saat ini ekonomi Indonesia telah cukup stabil. Pertumbuhan [[PDB|PDB Indonesia]] tahun 2004 dan 2005 melebihi 5% dan diperkirakan akan terus berlanjut.<ref>{{cite web |title=Indonesia: Forecast |work=Country Briefings |publisher=[[The Economist]] |date=2006-10-03 |url=http://www.economist.com/countries/Indonesia/profile.cfm?folder=Profile-Forecast |accessdate=}}</ref> Namun, dampak pertumbuhan itu belum cukup besar dalam memengaruhi tingkat pengangguran, yaitu sebesar 9,75%.<ref>{{cite press release |publisher=Badan Pusat Statistik Indonesia |title=Beberapa Indikator Penting Mengenai Indonesia |date=2008-12-02 |url=http://www.bps.go.id/leaflet/leaflet-desember-07-ind.pdf|format=PDF |language=[[Bahasa Indonesia]] |accessdate=2008-03-18}}</ref><ref>{{cite news |author=Ridwan Max Sijabat|title =Unemployment still blighting the Indonesian landscape| publisher=[[The Jakarta Post]]| date=[[23 Maret]] [[2007]]| url=http://www.thejakartapost.com/review/nat05.asp}}</ref> Perkiraan tahun 2006, sebanyak 17,8% masyarakat hidup di bawah [[garis kemiskinan]], dan terdapat 49,0% masyarakat yang hidup dengan penghasilan kurang dari AS$ 2 per hari.<ref>{{cite press release |title=Making the New Indonesia Work for the Poor - Overview |publisher=[[Bank Dunia]] |year=2006 |accessdate=[[26 Desember]] [[2006]] |url=http://siteresources.worldbank.org/INTINDONESIA/Resources/Publication/280016-1152870963030/2753486-1165385030085/Overview_standalone_en.pdf|format=PDF}}</ref>
 
Indonesia mempunyai [[sumber daya alam]] yang besar di luar [[Jawa]], termasuk [[minyak mentah]], [[gas alam]], [[timah]], [[tembaga]], dan [[emas]]. Indonesia pengekspor gas alam terbesar keduakelima<ref>www.iea.org/media/statistics/surveys/gas/natgas.pdf</ref> di dunia, meski akhir-akhir ini ia telah mulai menjadi pengimpor bersih [[minyak mentah]]. Hasil pertanian yang utama termasuk [[beras]], [[teh]], [[kopi]], [[rempah-rempah]], dan [[karet]].<ref name='indoCIA'/> [[Jasa|Sektor jasa]] adalah penyumbang terbesar PDB, yang mencapai 45,3% untuk PDB 2005. Sedangkan [[Industri|sektor industri]] menyumbang 40,7%, dan [[pertanian|sektor pertanian]] menyumbang 14,0%.<ref>{{cite web |title=Official Statistics and its Development in Indonesia |work=Sub Committee on Statistics: First Session 18–20 February, 2004 |publisher=Economic and Social Commission for Asia & the Pacific |page=19 |format=PDF |url=http://www.unescap.org/stat/sos1/sos1_indonesia.pdf}}</ref> Meskipun demikian, sektor pertanian mempekerjakan lebih banyak orang daripada sektor-sektor lainnya, yaitu 44,3% dari 95 juta orang tenaga kerja. Sektor jasa mempekerjakan 36,9%, dan sisanya sektor industri sebesar 18,8%.<ref>{{cite web |title=Indonesia at a Glance |work=Indonesia Development Indicators and Data |publisher=[[Bank Dunia]] |date=2006-08-13 |url=http://devdata.worldbank.org/AAG/idn_aag.pdf|format=PDF}}</ref>
 
Rekan perdagangan terbesar Indonesia adalah [[Jepang]], [[Amerika Serikat]], dan negara-negara jirannya yaitu [[Malaysia]], [[Singapura]] dan [[Australia]].