Langowan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
foto |
k Bot: Parsoid bug phab:T107675 |
||
Baris 14:
Pemekaran Wilayah Langowan
Pendekatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat ini nampaknya memberikan kontribusi yang besar bagi laju perekonomian wilayah Langowan, sehingga memunculkan aspirasi masyarakat berikutnya, yakni wacana pemekaran Kecamatan Langowan Barat dan Timur, bertambah satu Kecamatan, Langowan Selatan setahun kemudian, 2004 .
Baris 21:
Pemekaran Kecamatan ini nampaknya menimbulkan kembali semangat pemekaran masyarakat, untuk menjadi daerah otonomi Kota Langowan beberapa tahun sebelumnya, apalagi ditunjang dengan otonomi daerah oleh pemerintah pusat.
'''MASUKNYA PENDUDUK PERTAMA DI LANGOWAN'''
Baris 36:
Lama kelamaan untuk memenuhi bekal makanan, mereka mulai membuka perkebunan/huma di tempat itu. Terutama mereka menanam pisang, umbi-umbian dan sayuran. Sehingga lama-kelamaan perkebunan itu makin luas dan orang-orang yang bermukim di stiu makin bertambah.
'''''2.[[Temboan, Langowan Selatan, Minahasa|TEMBOAN]]'''''
Baris 78:
Pasoringan berasal dari kata soringan yaitu alat bunyi yang dibuat dari sebilah bambu (wulut), semacam pipa yang diberi 7 lobang. Apabila dihembuskan angin atau ditiup akan mengeluarkan bunyi. Bunyi tersebut analog dengan bunyi burung Wala'. Jadi Pasoringan berarti tempat memanggil/mendengarkan bunyi burung Wala' oleh para Walian dan Tonaas. Walian adalah para pemimpin agama (Alifur/ agama suku Minahasa). Sedang para Tonaas adalah pemimpin pemerintahan, pertanian, keamanan dan lainnya. Di tempat pasoringan inilah para pemimpin tersebut di atas bertanya dan mendengarkan jawaban, ya atau tidak tentang sesuatu maksud yang ditanyakan. Atau untuk mengetahui apakah yang akan terjadi di hari-hari selanjutnya. Bunyi burung Wala' ini diartikan/diterjemahkan secara bersama-sama oleh Walian dan para Tonaas.
Caranya ialah para Walian bersama umat datang berkumpul untuk memuja para opo dan si Amang Kasuruan, dengan membawa sesajian/persembahan (raghesan). Sedangkan para Tonaas menggunakannya sebagai tempat pertemuan rakyat untuk mendengarkan perintah atau aturan yang harus dilaksanakan. Dan biasanya perintah itu dilakukan melalui palakat/pengumuman: ma umung asi we'tes rangow.
Baris 99:
Tahun 1829 Fiskal Irot diangkat menjadi Major dalam jabatan Kepala Distrik oleh Residen Manado Peternat. la memerintah sebagai Hukum Besar mulai 1829 hingga 1841. Pada saat itu perkampungan baru terus bermunculan, yaitu Amongena, Wolaang, Koyawas, Tounelet dan Atep. Sehingga tercatat ada sembilan kampung. Dan setiap desa dipilih dan diangkat Hukum Tua.
Pada Pebruari 1848 Bastian Thomas Sigar diangkat menjadi Major/Hukum Besar oleh Resident Van Nolpen, sedangkan P. Kumolontang menjadi Hukum Kedua. Tahun 1852 N. Pandeirot juru tulis Wolaang diangkat menjadi juru tulis Distrik oleh Resident Scherjas.
Baris 106:
Januari 1870 L.A Sigar diangkat menjadi Majoor/Hukum Besar oleh Resident Deance, dan Desember 1870 N. Pendeirot diangkat menjadi Hukum Kedua. Bersamaan dengan itu pemukiman di Tumaratas menjadi kampung.
Selanjutnya N. Pandeirot digantikan oleh Major Nicolaas E. Mogot yang sebelumnya Hukum Kedua Remboken dan Kakas. Sedangkan Hukum Kedua diangkat R. Maringka/W. Warokka oleh Residen/Conteleur Adam. Pada masa N. Mogot memerintah, bertambah beberapa kampung, yaitu Sumarayar (1888), Karondoran (1898), Walewangko (1898), Manembo (1899), Teep dan Paslaten (1900). Sehingga menjadi 19 kampung/desa.
Tahun 1904-1911 Hukum Besar Ever Gradus Mogot dan Hukum Kedua Palengkahu. Bertambah satu desa, Noongan. Sehingga menjadi 19 desa.
* 1923-1926 Wakary menjadi Hukum Kedua.
* 1926-1930 Masa P. Pandeiroth kedua, bertambah desa Winebetan.
Baris 152:
Nama Langowan sebagaimana banyak ditulis berasal dari kata "rangouw". Kata rangouw ini untuk menunjuk kayu besar berlubang yang dulunya terletak di tengah kota Langowan, yaitu di Gereja Sentrum (Jemaat Schwarz) sekarang. Kayu berlubang itu dalam bahasa Tountemboan disebut dengan rangouw. Dalam penuturan sejarah, oleh karena orang Belanda dan juga orang Eropa lainnya tidak bisa menyebut huruf "r" dengan jelas, maka sebutan rangouw yang terdengar adalah "langouban". Dan dari kata "langouan" itulah akhirnya menjadi kata Langowan.
Sumber
|