Tabut: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Yudiweb (bicara | kontrib)
Baru
 
Yudiweb (bicara | kontrib)
minor edit
Baris 62:
Meradai adalah pengambilan dana oleh ''Jola'' (bahasa Melayu artinya orang yang bertugas mengambil dana untuk kegiatan kemasyarakatan) yang terdiri dari anak-anak berusia 10-12 tahun.
Acara ini dilakukan pada siang hari tanggal [[6]] [[Muharram]] antara pukul 07.00-17.00 WIB. Lokasi pengambilan dana biasanya sudah disepakati bersama oleh masing-masing kelompok Tabot.
Peralatan yang dibutuhkan diantaranya adalah: [[[bendera]] panji, [[tombak]] bermata ganda, [[tas]] atau ''kambut'', [[karung]] [[gandum]], dan ''tessa''.
 
* '''Arak Penja (mengarak jari-jari)'''
Arak Penja atau arak jari-jari merupakan acara mengarak jari-jari yang diletakkan di dalam Tabot dengan di jalan-jalan utama di kota [[Bengkulu]]. Kegiatan ini dilaksanakan pada malam ke-8 dari bulan [[Muharram]], yaitu sekitar pukul 19.00 WIB dan berakhir sekitar pukul 21.00 WIB.
 
Bahan-bahan yang digunakan sebagai bahan sesajen adalah: nasi kebuli 1 porsi, kopi pahit 1 gelas, air serobat 1 gelas, telur dadar 1 buah, lauk pauk 7 piring (7 macam jenis lauk).
Baris 82:
Peralatan yang dibutuhkan dalam kegiatan ini adalah gerobak. [[Gerobak]] ini digunakan untuk mengangkut Tabot ke tempat Tabot dikumpulkan.
 
[[Gambar:tabot01.jpg|500px400px|thumb|Prosesi membuang Tabot (Tabuik) ke laut di [[Pariaman]], [[Sumatera Barat]]]]
* '''Tabot Tebuang (Tabot terbuang)'''
Acara terakhir dari rangkaian upacara Tabot adalah acara Tabot tebuang yang diadakan pada tanggal [[10]] [[Muharram]]. Pada pukul 09.00 WIB seluruh Tabot telah berkumpul di lapangan Merdeka dan telah disandingkan sebagaimana malam Tabot besanding. Grup hiburan telah berkumpul pula di sini dan menghibur para pengunjung yang hadir di waktu itu. Pada sekitar pukul 11.00 arak-arakan Tabot bergerak menuju ke Padang Jati dan berakhir di kompleks pemakaman umum Karabela. Tempat ini menjadi lokasi acara ritual Tabot tebuang karena di sini dimakamkan Imam Senggolo (Syekh Burhanuddin) pelopor upacara Tabot di Bengkulu.
Baris 110:
* Kompas, “Dan, Tabot Sakral Itu Pun Patah...”
* Harian Rakyat Bengkulu, “Tugu Tabot Tak Boleh Dibongkar!”
* melayuonline.com