Perusahaan Listrik Negara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di tahun + pada tahun)
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di masa + pada masa , -Di masa +Pada masa , - di Masa + pada Masa )
Baris 121:
Seandainya sejarah bisa berandai-andai, tentu bangsa Indonesia akan dilayani oleh sistem kelistrikan yang amat efektif dari sebuah sistem usaha peninggalan kolonial Belanda. Sayang, kinerja yang amat baik dari ANIEM harus terputus karena pendudukan tentara Jepang di Indonesia pada tahun 1942. Sejak pendudukan tentara Jepang, perusahaan listrik diambil alih oleh pemerintah Jepang. Urusan kelistrikan di seluruh Jawa kemudian ditangani oleh sebuah lembaga yang bernama '''''Djawa Denki Djigjo Kosja'''''. Nama tersebut kemudian berubah menjadi '''''Djawa Denki Djigjo Sja''''' dan menjadi cabang dari '''''Hosjoden Kabusiki Kaisja''''' yang berpusat di [[Tokyo]]. Djawa Denki Djigjo Sja dibagi menjadi 3 wilayah pengelolaan yaitu [[Jawa Barat]] diberi nama '''''Seibu Djawa Denki Djigjo Sja''''' yang berpusat di [[Jakarta]], di [[Jawa Tengah]] diberi nama '''''Tjiobu Djawa Denki Djigjo Sja''''' dan berpusat di [[Semarang]], dan di [[Jawa Timur]] diberi nama '''''Tobu Djawa Denki Djigjo Sja''''' yang berpusat di [[Surabaya]].
 
Pengelolaan listrik oleh Djawa Denki Djigjo Sja berlangsung sampai Jepang menyerah kepada [[Sekutu]] dan [[Indonesia]] merdeka. Ketika Jepang menyerah kepada Sekutu, para pekerja yang bekerja di Tobu Djawa Denki Djigjo Sja berinisiatif untuk menduduki lembaga pengelola listrik tersebut dan mencoba mengambil alih pengelolaan. Untuk menjaga agar listrik tidak menjadi sumber kekacauan, pada [[25 Oktober]] [[1945]] pemerintah membentuk '''''Djawatan Listrik dan Gas Bumi''''' yang bertugas untuk mengelola kelistrikan di Indonesia yang baru saja merdeka. Usaha untuk mengelola kelistrikan ternyata bukanlah pekerjaan yang mudah, di samping karena status kepemilikan pembangkit-pembangkit yang belum jelas juga karena minimnya pengalaman pemerintah dalam bidang kelistrikan. Sebagian besar pembangkit rusak parah karena salah urus dipada masa pendidikan tentara Jepang.
 
=== Masa Kemerdekaan Indonesia (1945 - sekarang) ===