Dinasti Timuriyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di masa + pada masa , -Di masa +Pada masa , - di Masa + pada Masa )
Baris 96:
[[Kesultanan Utsmaniyah|Daulah Bani Ustmani]], oleh Timur Lenk dipandang sebagai tantangan terbesar, karena kerajaan ini menguasai banyak daerah bekas imperium [[Jengis Khan]] dan [[Hulagu Khan]]. Bahkan, Sulthan [[Yildirim Bayazid I]] ''Rahimahullah'', penguasa tertinggi kerajaan ini sebelumnya berhasil meluaskan daerah kekuasaannya ke daerah-daerah yang sudah ditaklukkan oleh Timur Lenk. Karena itu Timur Lenk sangat berambisi mengalahkan kerajaan ini. Ia mengerahkan bala tentaranya untuk memerangi tentara [[Bayazid I]]. Di [[Sivas]] terjadi peperangan hebat antara kedua pasukan itu. Timur Lenk keluar sebagai pemenang dan putera Bayazid I, [[Erthugrul]], terbunuh dalam pertempuran tersebut. Pada tahun 1402 M terjadi peperangan yang menentukan di [[Ankara]]. Tentara [[Daulah Bani Utsmani]] kembali menderita kekalahan, sementara Sulthan Yildirim Bayazid I sendiri tertawan ketika hendak melarikan diri. Sulthan Yildirim Bayazid I akhirnya meninggal dalam tawanan. Timur Lenk melanjutkan serangannya ke [[Bursa]], ibu kota lama [[Turki]], dan [[Syria]]. Setelah itu ia kembali ke [[Samarkand]] untuk merencanakan invasi ke [[Cina]]. Namun, di tengah perjalanan, tepatnya di [[Otrar]], ia menderita sakit yang membawa kepada kematiannya. Ia meninggal tahun 1404 M, dalam usia 71 tahun. Jenazahnya dibawa ke [[Samarkand]] untuk dimakamkan dengan upacara kebesaran.
 
Timur Lenk terkenal sebagai penguasa yang kejam terhadap para penentangnya. Ia adalah penganut [[Syi'ah]] yang taat dan menyukai [[tasawuf]] [[tarekat Naqsyabandiyyah]]. Dalam perjalanan-perjalanannya ia selalu membawa serta ulama-ulama Syi’ah, sastrawan dan seniman. Ulama Syi’ah dan para ilmuwan dihormatinya. Ketika berusaha menaklukkan [[Syria]] bagian utara, ia menerima dengan hormat sejarawan terkenal, Syeikh [[Ibnu Khaldun]] ''Rahimahullah'' yang diutus [[Sulthan Faraj]] untuk membicarakan perdamaian. Kota [[Samarkand]] diperkayanya dengan bangunan-bangunan dan masjid yang megah dan indah. DiPada masa hidupnya kota Samarkand menjadi pasar internasional, mengambil alih kedudukan [[Baghdad]] dan [[Tabriz]]. Ia datangkan tukang-tukang yang ahli, seniman-seniman ulung, pekerja-pekerja yang pandai dan perancang-perancang bangunan dari negeri-negeri taklukannya; [[Delhi]], [[Damaskus]] dan lain-lain. Ia meningkatkan perdagangan dan industri di negerinya dengan membuka rute-rute perdagangan yang baru antara [[India]] dan [[Persia Timur]]. Ia berusaha mengatur administrasi pemerintahan dan angkatan bersenjata dengan cara-cara rasional dan berjuang menyebarkan [[Islam]].
 
Setelah Timur Lenk meninggal, dua orang anaknya, [[Muhammad Jehanekir]] dan [[Khalil]], berperang memperebutkan kekuasaan. [[Khalil]] (1404-1405 M) keluar sebagai pemenang. Akan tetapi, ia hidup berfoya-foya menghabiskan kekayaan yang ditinggalkan ayahnya. Karena itu saudaranya yang lain, [[Syah Rukh]] (1405-1447 M), merebut kekuasaan dari tangannya. [[Syah Rukh]] berusaha mengembalikan wibawa kerajaan. Ia seorang raja yang adil dan lemah lembut. Setelah wafat, ia diganti oleh anaknya [[Ulug Beg]] (1447-1449 M), seorang raja yang alim dan sarjana ilmu pasti. Namun, masa kekuasaannya tidak lama. Dua tahun setelah berkuasa ia dibunuh oleh anaknya yang haus kekuasaan, [[Abdal-Latif]] (1449- 1450 M). Raja besar [[Dinasti Timuriyah]] yang terakhir adalah [[Abu Sa'id]] (1452-1469 M). Pada masa inilah kerajaan mulai terpecah belah. Wilayah kerajaan yang luas itu diperebutkan oleh dua suku [[Turki]] yang baru muncul ke permukaan, [[Kara Koyunlu]] (domba hitam) dan [[Ak Koyunlu]] (domba putih). Abu Sa'id sendiri terbunuh ketika bertempur melawan [[Uzun Hasan]], penguasa [[Ak Koyunlu]].