Ki Ageng Enis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up, replaced: beliau → ia using AWB
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di masa + pada masa , -Di masa +Pada masa , - di Masa + pada Masa )
Baris 20:
Serat Kandha menyebutkan bahwa Ki Ageng Ngenis dengan seluruh keluarganya mendapat pekerjaan pada raja Pajang (Sultan Hadiwijaya) yang begitu senang padanya, sehingga ia diberi tanah Laweyan (di Surakarta, ada hingga kini) sebagai hadiah. Ki Ageng Ngenis meninggal di sana. Setelah meninggalnya, Ki Pemanahan dan Ki Panjawi menjadi lurah para prajurit tamtama Pajang.
 
Ki Ageng Ngenis, kakek Panembahan Senapati (=Danang-Sutawijaya) adalah berasal dari Sela, karena ia adalah putra Ki Ageng Sela. Jadi, Ki Ageng Sela adalah kakek buyut Panembahan Senapati. Nama-nama Ki Gede (=Ki Ageng) adalah menunjukkan bahwa ia adalah pembesar dari wilayah tersebut. Namun perlu diketahui, bahwa Sela yang disebut di sini bukanlah wilayah Sela yang terletak di antara gunung Merapi dan Merbabu, melainkan Sela yang ada di wilayah Grobogan. Ki Ageng Sela kakek buyut dari Panembahan Senapati inilah yang diceritakan dalam cerita legenda turun-temurun memiliki kesaktian mampu menangkap petir itu. Saya masih ingat sedikit dipada masa kecil orang tua-tua cerita bahwa kami sebagai orang Mataram bila saat petir menyambar dapat menyahutnya dengan bilang, “Gandrik! Putune Ki Ageng Sela!” (Astaga! (Saya) cucu Ki Ageng Sela!). Dengan begitu, petir akan menghindar [http://kijurumartani.blogspot.com/].
 
== Asal usul ==