Kitsune: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
JThorneBOT (bicara | kontrib)
Pranala luar: clean up, removed: {{Link GA|fa}}
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di Abad +pada Abad, -di abad +pada abad, -Di abad +Pada abad, -Di Abad +Pada Abad)
Baris 6:
== Asal-usul ==
[[Berkas:NineTailsFox.JPG|right|thumb|Rubah berekor sembilan ([[huli jing]]) yang mirip dengan kitsune dalam cerita rakyat Tiongkok.]]
Mitos kitsune sering menjadi bahan perdebatan, karena seluruhnya mungkin berasal dari sumber asing atau bisa juga merupakan konsep asli Jepang yang berkembang dipada abad ke-5 SM. Sebagian mitos tentang rubah di Jepang bisa ditelusur hingga ke cerita rakyat [[mitologi Tiongkok|Tiongkok]], [[mitologi Korea|Korea]], atau [[Cerita rakyat India|India]]. Cerita paling tua tentang kitsune berasal dari ''[[Konjaku Monogatari]]'' yang berisi koleksi cerita Jepang, India, dan Tiongkok yang berasal dari abad ke-11.<ref>Goff, Janet. "Foxes in Japanese culture: beautiful or beastly?" ''Japan Quarterly'' 44:2 (April-Juni 1997).</ref> Cerita rakyat Tiongkok mengisahkan makhluk ''[[huli jing]]'' (arwah rubah) yang mirip kitsune dan bisa memiliki ekor hingga sembilan. Di Korea, makhluk yang disebut ''[[kumiho]]'' (rubah berekor sembilan) merupakan makhluk mistik yang telah berumur lebih dari seribu tahun. Rubah di Tiongkok dan Korea digambarkan berbeda dengan rubah di Jepang. Tidak seperti di Jepang, rubah ''kumiho'' di Korea selalu digambarkan sebagai makhluk jahat. Walaupun demikian, ilmuwan seperti Ugo A. Casal berpendapat bahwa persamaan dalam cerita tentang rubah menunjukkan bahwa mitos kitsune berasal kitab India seperti ''[[Hitopadesha]]'' yang menyebar ke Tiongkok dan Korea, hingga akhirnya sampai ke Jepang.<ref>Johnson, T.W. "Far Eastern Fox Lore". ''Asian Folklore Studies'' 33:1 (1974) 35-68</ref>
 
Sebaliknya, ahli cerita rakyat Jepang, Nozaki Kiyoshi, berargumentasi bahwa kitsune sudah dianggap sebagai sahabat orang Jepang sejak abad ke-4, dan unsur-unsur yang diimpor dari Tiongkok dan Korea hanyalah sifat-sifat jelek kitsune.<ref name="Nozaki5">Nozaki, Kiyoshi. ''Kitsune — Japan's Fox of Mystery, Romance, and Humor''. Tokyo: The Hokuseidô Press, 1961. 5</ref> Nozaki menyatakan bahwa dalam naskah ''[[Nihon Ryakki]]'' asal abad ke-16, terdapat cerita tentang rubah dan manusia yang hidup berdampingan pada zaman kuno Jepang, sehingga menurut Nozaki merupakan latar belakang timbulnya legenda asli Jepang tentang kitsune.<ref name="Nozaki3">Nozaki. ''Kitsune''. 3</ref> Peneliti [[Inari (Kami)|Inari]] bernama Karen Smyers berpendapat bahwa ide rubah sebagai penggoda manusia, serta hubungan mitos rubah dengan [[agama Buddha]] diperkenalkan ke dalam cerita rakyat Jepang melalui cerita serupa asal Tiongkok, namun Smyers mengatakan beberapa cerita berisi unsur-unsur cerita yang khas Jepang.<ref name="Smyers127128">Smyers, Karen Ann. ''The Fox and the Jewel: Shared and Private Meanings in Contemporary Japanese Inari Worship''. Honolulu: University of Hawaii Press, 1999. 127-128</ref>
Baris 34:
 
[[Berkas:Obake Karuta 3-01.jpg|right|thumb|Kartu monster (''[[karuta|obake karuta]]'') dari awal abad ke-19 yang bergambar kitsune ]]
Kitsune bisa berubah wujud menjadi manusia dan kemampuan ini baru didapat setelah kitsune mencapai usia tertentu (biasanya 100 tahun), walaupun beberapa cerita mengatakan 50 tahun.<ref name="Hamel91">Hamel. ''Human Animals''. 91</ref> Siluman rubah harus meletakkan sejenis tanaman [[alang-alang]] yang tumbuh di dekat air, daun yang lebar, atau tengkorak di atas kepalanya sebagai syarat perubahan wujud.<ref name="Nozaki2526">Nozaki. ''Kitsune''. 25-26</ref> Rubah bisa berubah wujud menjadi wanita cantik, anak perempuan, atau lelaki tua. Perubahan wujud ini tidak dibatasi umur atau jenis kelamin rubah,<ref name="Smyers127128"/> dan kitsune dapat menjadi kembaran dari sosok orang tertentu.<ref>Hall. ''Half Human''. 145</ref> Rubah sangat terkenal dengan kemampuan berubah wujud sebagai wanita cantik. DiPada abad pertengahan, orang Jepang percaya kalau ada wanita yang sedang berada sendirian pada saat senja atau malam hari kemungkinan adalah seekor rubah.<ref name="Tyler xlix">Tyler xlix.</ref>
 
Dalam beberapa cerita, kitsune memiliki kesulitan dalam menyembunyikan ekornya ketika sedang menyamar menjadi manusia. Kitsune sering ketahuan sedang mencari-cari ekornya, mungkin kalau rubah sedang mabuk atau kurang hati-hati. Kelemahan ini bisa digunakan untuk memastikan manusia yang sedang dilihat adalah siluman kitsune.<ref name="Ashkenazy148">Ashkenazy, Michael. ''Handbook of Japanese Mythology''. Santa Barbara, California: ABC-Clio, 2003. 148</ref>